"Apa sih mas. Udah sana cepat masuk, nanti ditinggal taksinya."

"Hehe, iya..."

Saat mesin taksi mulai dinyalakan, Taeyong baru teringat sesuatu. Sesuatu yang sebenarnya ingin dibicarakan semalam.

"Mas!" Dengan terburu ia mengetuk-ngetuk jendela taksi.

"Sebentar, pak. Apa sayang?"

"Mas kapan balik lagi ke sininya?"

"Mungkin dua hari di sana, tapi liat kondisi Ten juga sih. Ini aja belum ada kabar gimana hasil operasinya."

"Umm... Itu... pokoknya kabarin kalau udah mau pulang. Biar aku siap-siap."

"Siap-siap apa?"

"Ada deh."

"Ish, bikin penasaran tau ga?"

"Udah mas berangkat sana. Nanti ditinggal pesawatnya."

"Kamu tuh ya... Yaudah, mas berangkat ya?"

Bersamaan dengan kalimat pamit dari Jaehyun, taksi pun meluncur meninggalkan jalanan di depan rumah mereka.

Taeyong meremat ujung kausnya. Ia kehilangan kesempatan. Itu artinya ia harus menyiapkan hatinya lagi di lain hari.

"Mas... Berat banget tau ngga buat aku ngomong ini... Tapi mas harus milih. Di antara aku atau kak Ten..."

.
.
.

"Jaehyun udah berangkat?"

"Iya, bang."

"Oh... Umm... Udah dapet kabar lagi dari sana? Kabar istrinya Jaehyun gimana? Operasinya berhasil kan?"

"Belum tau, bang."

"Kamu udah coba telepon?"

Taeyong mengerutkan dahi. Johnny memang orang yang peduli, tapi rasanya kali ini agak berlebihan. Apalagi ekspresi wajah Johnny benar-benar penuh harap. Taeyong juga penasaran, tapi ia hanya akan menunggu Jaehyun atau Ten mengabarinya. Jaehyun mungkin masih di perjalanan dan Ten yang baru menyelesaikan operasi tak mungkin memegang handphone.

"Nanti kalo mas Jaehyun kabarin aku kasih tau abang juga."

"Oh oke, makasih ya, Yong."

Ekspresi lega Johnny lagi-lagi mencuri perhatian Taeyong. Tapi ia tak ambil pusing. Mungkin Johnny memang begitu setiap kali ada rekan kerjanya yang keluarganya sedang sakit.

.
.
.

"Operasinya berhasil, tapi kita masih menunggu reaksi tubuh pasien terhadap jantung yang ditransplantasikan. Apabila tidak ada penolakan jantung baru oleh tubuh pasien dan kondisinya mulai stabil, maka pasien bisa dipindahkan ke kamar rawat biasa. Untuk sementara keluarga hanya bisa melihat pasien secara bergantian di ruang ICU, dimohon pengertiannya."

Jaehyun bisa sedikit merasa lega mendengar penjelasan dari dokter yang menangani operasi Ten. Ia berharap Ten benar-benar bisa pulih setelah ini. Ditatapnya sang mertua yang baru saja selesai melihat keadaan Ten di ruang ICU.

"Sana masuk, Ten baru aja sadar."

"I-iya, bu."

Tanpa menunggu lama, Jaehyun segera mengikuti suster yang mengarahkannya untuk melakukan prosedur sebelum menjenguk pasien di ruang ICU.

Setelah berada di dalam, ia bisa melihat Ten yang terbaring tak berdaya dengan banyak alat terpasang di tubuhnya. Tak sampai hati Jaehyun melihatnya, tapi ia urung menangis karena ada senyum kecil yang terpatri dibalik masker oksigen itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 11, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

In Between [JaeYong version]Where stories live. Discover now