"Iiiih... Mas kemana sih? Kok ga diangkat? Padahal aku mau ngasih kabar baik." Gerutunya karena sang suami yang ditelepon tak kunjung menjawab panggilannya.
Namun rasa kecewa Ten hanya berlangsung sesaat karena pop up chat yang muncul dari sahabat lama yang akhir-akhir ini kembali rutin menghubunginya, Johnny. Tanpa berpikir lama ia pun membalas chat tersebut sembari menyampaikan kabar baik mengenai donor jantungnya yang segera siap.
Wah selamat ya Ten. Kalo ada waktu aku susul deh ke Singapore. Mau dibawain apa dari sini?
Ten tersenyum simpul. Ada rasa senang karena Johnny menunjukkan kepedulian padanya, bahkan sampai berniat menyusulnya ke Singapore. Rasa-rasanya Johnny bahkan lebih peduli padanya dibanding suaminya sendiri.
Ah, tidak. Ini salah, ia tak boleh membandingkan Johnny dengan Jaehyun. Ia yakin Jaehyun masih berkali lipat lebih peduli padanya, hanya mungkin waktunya kurang tepat saja. Mungkin Jaehyun sedang sibuk dengan istri keduanya.
Nyut
"Aaakh..." Ten merasa dadanya seperti diremas. Entah ini berkaitan dengan penyakitnya atau tidak, tapi ia selalu merasa seperti ini setiap kali membayangkan Jaehyun sedang bermesraan dengan Taeyong. Membayangkan saja sudah terasa sesakit ini, bagaimana kalau ia melihatnya secara langsung, di sepanjang sisa hidupnya?
"Ngga, ngga... Mikir yang positif, mikir yang positif..." Ten berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa apa yang ia takutkan tak akan terjadi. Ya, ia hanya harus terus berikir positif agar kondisi fisiknya pun tetap stabil menjelang operasi. Semuanya akan menjadi lebih baik baginya setelah ia pulih.
"Telepon Jaemin aja deh..."
.
.
.
"Mas? Lagi ngapain?" Taeyong menepuk pundak Jaehyun yang tengah menatap layar laptopnya dengan serius, tapi tak melakukan apa-apa, seperti orang melamun.
"Eh? Ini... Lagi liat-liat schedule penerbangan."
"Mau nyusul kak Ten?"
"Iya, dia operasi malem ini."
"Hah? Kok aku baru tau? Mas ga bilang-bilang..."
"Iya, mas juga telat banget taunya. Barusan dikasih tau Jaemin, tadi sore bundanya telepon dan mas cek HP ternyata emang banyak panggilan masuk dari Ten. Mas telepon balik udah ga diangkat, kayaknya udah mulai persiapannya."
"Ya ampun, mas harusnya udah di sana sekarang!"
"Operasi transplantasi jantung kan emang harus sesegera mungkin setelah dapet donornya. Jadi ga mungkin juga mas bisa dampingin Ten sebelum operasi kalo dadakan begini."
"Tapi seenggaknya mas ada di samping kak Ten pas dia sadar."
"Ya iya, masalahnya... Rapat besok. Kalau mas berangkat pagi-pagi, kamu bisa presentasi gantiin mas?"
"Ya ampun kirain mikirin apa, gampang itu mas. Nanti aku bisa minta bantuan Doyoung atau siapalah. Udah sekarang cepet pesen tiket paling pagi! Izin sama bos aku yang urusin!"
"I-iya, ini mas pesen."
.
.
.
Dini hari Taeyong melepas Jaehyun yang hendak menuju bandara. Jaemin tadinya ingin ikut, tapi karena sedang ulangan di sekolah, anak itu mungkin akan menyusul beberapa hari lagi.
"Hati-hati, mas..."
"Kamu juga hati-hati, inget jangan capek-capek." Pesan Jaehyun sambil mengusap perut Taeyong. Sebelum memasuki taksi, Jaehyun sempat-sempatnya mencuri ciuman dari bibir Taeyong. "Bakal kangen deh..." Bisiknya sambil mengerling nakal.
YOU ARE READING
In Between [JaeYong version]
FanfictionJaehyun kira ia telah berdamai dengan masa lalu. Nyatanya saat "dia" kembali, hatinya kembali goyah. . . . . JaeYong & JaeTen, bxb, mpreg, age switch, plot receh ala sinetron indo**ar, local setting, bahasa baku-nonbaku, the world of the married ver...
![In Between [JaeYong version]](https://img.wattpad.com/cover/233637683-64-k106652.jpg)