01 // announcement

1.4K 153 75
                                    

downpour, 03/01/2021 02:44 PM



1. happy birthday to me.

lucu, karena dalam keluarga saya gak pernah ada namanya perayaan ultah. paling banter cuma dijadikan alasan beli kue atau makan take-outs. nggak ada yang istimewa, tapi mood saya ringan hari ini. nggak tau kenapa. 


2. new beginning.

saya bikin akun baru tanggal 1 kemarin, didedikasikan untuk cerita straight. jadi kalau suatu hari kalian papasan akun/cerita di wattpad yang vibe-nya sama kayak corvuscocidius, bisa jadi itu saya hahahshsh.


3. idgaf 2021.

saya ditawari untuk nerbitin idgaf dari bulan agustus lalu tapi baru desember selesai proses editnya (dan sekarang sedang di-betaread rio, teman saya). ragu sih bakal laku atau enggak, tapi coba aja¯\_(ツ)_/¯

idgaf 2021 punya perubahan signifikan pada karakter dewa dan ren, juga dinamika hubungan mereka. saya pengen bikin dewa lebih... soft? ke ren. jadi kesan dia jatuh cinta nggak terlalu tiba-tiba atau di-rush kayak idgaf yang sekarang. semoga ngena emosinyaㅜㅜ

+ bonus 2 chapter baru. berikut cuplikannya.



the forgotten firsts.

[suatu hari semasa kelas 10]


[renaro]

.     .     .

'Elo anjing,' batin Ren, memakai jaket Dewa agak ragu, sebelum sadar itu merek Saint Laurent yang seingat dia malah lebih mahal dari track jacket-nya tadi... sialan. Sedikit banyak dia khawatir jika ada bahan yang berpotensi membuat kulitnya gatal, atau bau keringat apek seperti yang biasanya menguar kuat dari kalangan pria.

Toh, yang Ren dapat hanya lembut sejuk material wol serta wangi samar cologne—atau softener?

Oh. Jadi ini sebabnya anak cowok benci sekali ke Dewa? Selain sempurna di bidang akademik, dia juga pinter ngerawat diri?

Heh.

"Lo pakai deterjen apa?" tanya Ren kelepasan, membesarkan mata kala sadar pertanyaan barusan terdengar creepy. "Biar pas gue balikin lo gak perlu nyuci lagi!" lanjutnya cepat-cepat.

Dewa mengangkat sebelah alis. Alih-alih menjawab, dia malah menarik lengan Ren, tanpa malu-malu menunduk untuk mengendus kaos olahraga si pirang, dekat tulang selangka.

"Mmhm," terdengar derum rendah seakan menimbang-nimbang, disusul decak kemudian. "Gue nggak masalah bau samaan kayak punya lo," putus Dewa, seperti nggak sadar Ren sudah sempurna mematung di depannya. "Jangan repot-repot. Toh cuma satu baju."

Yeap. Kali ini Ren 100% paham kenapa banyak sekali korban pesona Dewa bertebaran, bahkan tanpa si empunya sendiri tahu. Ren menggigit bibir, hanya sanggup memandang punggung rada bungkuk sang jenius yang selanjutnya pamit mau tidur di UKS, sensasi janggal muncul menggelitik perut dan membuat dadanya gatal. Bekas sentuhan Dewa di tengkuk, lengan dan atas dadanya terasa seperti sunburn sekarang. Dia tercekat, menggigit bibir dan menghalau sesuatu yang merebak di balik kelopak, perlahan membara.

p.s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang