나휵-잼동 Fanfiction
Nahyuck Sphere #011136
Summary :
Namun yg terpenting adalah kami kembali bersama, walau dalam dunia yg berbeda..
| BxB | Drama | Hurt
Written by : @SiellaPutri
-DLDR-
@nahyuckLab @EventNaH_ 2K21🐰🐻
"Until My Tears Dry" Length : 2371 words Written by : SiellaPutri . BxB | Hurt | Drama Don't Like, Don't Read😊
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Bila kita–
Memang tak bisa bersama..
Namun, mengapa—
Semua kenanganmu masih terasa.."
.
.
-Until My Tears Dry_
.
.
Keringat dingin mengalir dari dahinya, gumaman rindu terdengar lirih pada tiap hembusan nafas orang itu.
Dia, Na Jaemin. Ini masih terlalu pagi untuknya menyadari, bahwa dia tertidur pulas dengan hanya–terduduk di lantai.
Hingga tak berapa lama, matanya terbuka– tersirat kegelisahan dan kerinduan yang mendera di sana. Lalu dia berdiri dan berkaca, memandang wajahnya yang terdapat jejak air mata di sana, seperti biasa.
-Until My Tears Dry_
Na Jaemin juga manusia, dia normal dan beraktivitas seperti kita, hanya saja dia sedikit lebih pendiam dari biasanya dan keadaan itu sudah terjadi sejak empat yang tahun lalu. Tepatnya, tahun dimana dia lah yang memulai semuanya– semua perubahan lebih tepatnya.
"Na, kamu mau—"
Tanpa menggubris ucapan sang mama, Jaemin langsung melangkah pergi begitu saja. Mengundang atmosfir sendu, lagi-lagi pada hati ibunya.
'Mama menyesal sayang, mama bersalah.. Maafkan Mama, Na.'
-Until My Tears Dry_
Jaemin lelah setelah seharian bekerja, badannya remuk terasa sakit hingga kepala. Apalagi tadi ada setumpuk berkas, dan juga beberapa rapat yang sangat menguras waktunya itu.
Dia berdehem sambil memandang sebuah foto yang terpajang di mejanya.
'Cantik.'
Mata bambi yang coklat dengan hidung bangir yang mancung, bibir yang mengembang dengan tawa yang sangat mempesona.. Ah, jangan lupakan rambut warna-warni yang membuatnya semakin manis.
'Aku rindu.'
Air mata tanpa sadar mengalir pada pipinya, tak deras–hanya beberapa titik. Tapi itu cukup menyadarkan Jaemin dari lamunannya akan 'dia'.
Air mata dihapus dengan tangan yang berbalut jas kerja, dengan mata yang melirik pada jam dinding yang tertempel rapi di samping lukisan.
Dia bangkit, seraya berjalan tegap melewati meja sang sekretaris.
"Saya pulang dulu, Kim."
Kim hanya bisa menggangguk sambil menundukan kepalanya pada sang atasan yang sudah berjalan lebih dulu, mata wanita itu teralih pada punggung sang atasannya, Na Jaemin.
'Dia kuat, tapi rapuh.'
Sejenak Kim menghela nafasnya dan mulai merapikan barang-barang yang ada di mejanya, karena atasannya sudah pulang– dia juga kan harus segera pulang. Untuk apa dia masih di kantor..
-Until My Tears Dry_
Tangannya sibuk menyetir dengan lihai, sambil sesekali mengetuk jam tangannya saat jalanan dirasa terhambat lajunya.
Dengan kacamata yang tertengger modis di matanya, jangan lupa sorot angkuh dan dingin dari wajah, serta kebisuan yang terasa di mobilnya, jangan bingung dia memang bisu– saat sendiri.
Kaki itu melangkah dalam diam, membuat banyak pelayan mati-matian menahan keterkejutannya.
Bukan, karena tampan. Tapi, karna tidak hanya ada sang nyonya di sana.
Alias, sang Mama. Tapi juga bersama seorang wanita, salah satu orang yang telah menyebabkan perubahan besar pada diri sang tuan muda, Na Jaemin.
"Na, dia ke sini hanya untuk bertanya mengenai kabarmu"
Bibir tipis itu menyinggung senyum culas, membuat para pelayan di sana tak bisa tak meneguk ludah karena takut.
"Aku tak perduli. Jangan pernah menampakan wajahmu padaku lagi. Kenapa kau kembali?"
Jaemin lalu melangkah pergi dari sana, meninggalkan wanita itu lagi-lagi dengan rasa bersalah yang menggerogot dalam relung hatinya. Bukan sekali, namun sudah sejak empat tahun lalu. Wanita itu sudah terbiasa, tenang saja.
-Until My Tears Dry_
Tidak,tidak, tidak– Jaemin tidak bersalah. Dia hanya masih belum bisa berdamai dengan keadaan. Jaemin masih mencintai dia– tidak cintanya terlalu dalam pada beruangnya itu.
Beruang, atau kekasihnya yang sudah pergi tepat di depan matanya sendiri, sejak empat tahun lalu.
Tanpa sadar, dia kembali tertidur pulas dengan keadaan terbaring di kasurnya tanpa mandi, entah lupa atau karena kelelahan. Dia langsung berbaring begitu saja di ranjang setelah masuk dan mengunci pintu kamarnya, juga dengan kaki yang masih berbalut sepatu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.