Taeyong memberanikan diri untuk menaruh tangannya diatas telapak tangan Jaehyun, meminta untuk digenggam. Jaehyun tersenyum tipis, menggenggam tangan mungil itu erat. Menarik Taeyong agar segera keluar dari mobil.
Tubuh Taeyong sedikit menggigil karena terpaan angin yang begitu dingin serta perasaan baru yang dirasakannya setelah bertahun-tahun lamanya. Taeyong tak pernah keluar dari rumah selama siang hari selama belasan tahun terakhir.
"Kau lihat, harinya begitu gelap dan hanya salju turun yang membuatnya semakin gelap. Tak ada yang perlu ditakutkan bukan?" Jaehyun mengusak rambut Taeyong. Melepas genggaman tangan mereka untuk mengambil syal yang dibawanya.
Melilitkan syal berwarna hitam itu dileher Taeyong, agar si cantiknya itu tidak merasa kedinginan. Syal tebal itu hampir mengubur wajah Taeyong membuat Jaehyun terkekeh gemas.
Kembali diraihnya tangan Taeyong, membuat Taeyong tersentak. Seperti ini ternyata rasanya menggenggam tangan seseorang. Taeyong merasa hangat, aman dan terlindungi.
Berjalan berdampingan tanpa suara, Taeyong berusaha menikmati waktu mereka walau jantungnya berdegub kencang. Ketika mereka berjalan berselisihan dengan segerombolan pria, Taeyong semakin merapat pada tubuh Jaehyun.
"Hai, Cantik. Apa kau sendirian?" ucap salah satu pria yang ada disana lalu tertawa bersama teman-temannya. Tubuh Taeyong sudah bergetar hebat.
Melihat itu Jaehyun membalik tubuhnya kearah segerombolan pria itu dan mengangkat genggaman tangan mereka. "Apa kalian tak lihat dia bersama kekasihnya?" ucapnya dengan wajah datar serta mata tajamnya yang menatapi satu-persatu pria yang menggoda Taeyong.
"Wow, santai kawan." ucap pria yang menggodai Taeyong. "Ayo pergi." segera membawa segerombolan temannya karena tatapan Jaehyun benar-benar tajam.
Sedangkan Taeyong hanya diam menatap Jaehyun, lalu tersenyum tipis ketika melihat bagaimana cara pria yang sedang menggenggam tangannya itu melindunginya.
Jaehyun kembali membawa Taeyong untuk berjalan bersama, menyimpan tautan tangan mereka pada saku mantelnya. Jika orang-orang melihat mereka, orang-orang akan dengan yakin menjawab bahwa mereka berdua sepasang kekasih.
"Kau lihat? Aku melindungimu, bukan?" ucap Jaehyun, memecah keheningan diantara mereka. Taeyong hanya tertawa pelan lalu mengangguk kearah Jaehyun.
Jaehyun mengelus pipi yang terlihat memerah itu, entah karena cuaca yang begitu dingin atau karena malu. "Jadi, jangan takut lagi. Kita coba perlahan untuk keluar saat siang hari bagaimana?"
Taeyong meneguk ludahnya mendengar perkataan Jaehyun, "Aku akan memikirkannya nanti." Jaehyun mengangguk setuju.
Sampai akhirnya langkah kaki mereka berhenti pada pagar pembatas, melihat sungai yang terlihat sedikit membeku. Taeyong menatap kesamping, menatap wajah tampan yang menatap nanar kedepan.
"Jaehyun." panggilnya.
Jaehyun menoleh, "Hm?"
"Ceritakan tentang kehidupanmu."
Jaehyun tertawa pelan mendengar itu, "Apa yang ingin kau dengar dariku?"
"Hmm, semuanya?" ucap Taeyong sembari memandang kearah Jaehyun. Jaehyun tersenyum tipis kemudian menarik Taeyong untuk duduk dibangku taman.
"Hmm, apa yang perlu diceritakan ya." Jaehyun menatap Taeyong dengan senyuman, melihat wajah Taeyong yang mendengarkan penuh minat membuat Jaehyun senang. Biasanya pria mungil itu tidak memperdulikan sekitarnya.
"Tak ada yang menarik dari hidupku, selama 20 tahun terakhir aku hidup di Amerika." ucapnya.
"Lalu?"
"Menjadi seorang Bodyguard pada umur 22 tahun. Dan selama 8 tahun terakhir aku menjadi seorang Bodyguard Presiden AS." ucap Jaehyun, menaikkan alisnya menggoda pria cantik disampingnya itu.
Taeyong berdecak melihat wajah Jaehyun yang terlihat menjengkelkan. "Ck, sombong sekali."
"Hey, aku ini jujur." Jaehyun tertawa pelan.
"Lalu apalagi?"
Sedikit menggigit bibirnya, sebenarnya Jaehyun sangat tidak ingin membicarakan hal ini, tapi karena Taeyong memintanya sepertinya Jaehyun harus menceritakan kehidupannya yang bisa dibilang cukup kelam. "Aku hidup sebatang kara dari umur 15 tahun."
"Pada umur 10 tahun aku ditinggalkan kedua orangtuaku pergi ke Surga. Kemudian aku hidup bersama Kakek dan Nenekku selama 5 tahun, dan pada saat mereka ingin terbang ke Korea karena ada sesuatu yang diurus." Jaehyun terdiam sejenak, "Tapi Pesawat yang mereka tumpangi meledak dan jatuh."
Taeyong hanya diam mendengarkan cerita Jaehyun yang membuat hatinya terenyuh, tak menyangka pria tinggi didepannya ini harus hidup sendiri sejak lama.
"Aku terus menangis karena kupikir hidupku juga akan berakhir. Aku tidak mempunyai sanak saudara lagi selain mereka. Semuanya pergi meninggalkanku di dunia ini. Bertahun-tahun aku merasa kesepian." ucap Jaehyun, menatap nanar kedepan.
"Tapi kau menjadi seseorang yang berani dan kuat sekarang." ucap Taeyong pelan, Jaehyun menoleh padanya dan tersenyum tipis.
"Karena aku tahu pada akhirnya aku harus bertahan, bagaimanapun besarnya badai yang akan menerpaku."
"Kenapa tidak memilih tinggal di Amerika saja?" tanya Taeyong.
"Mungkin aku merindukan Korea, jadi aku memilih pulang." sahut Jaehyun, tangannya membenarkan letak syal Taeyong yang hampir menutupi seluruh wajah kecilnya.
"Kenapa memilih menjadi Bodyguardku? Kurasa ada banyak pekerjaan yang lebih baik." Jaehyun kembali tertawa melihat Taeyong yang terus bertanya padanya.
Mengangkat bahunya, "Entahlah, mungkin takdir yang menuntunku untuk kembali menemuimu."
Jaehyun meraih tangan Taeyong yang terlihat begitu pucat karena dingin, dan membungkus kedua tangan kecil itu pada genggaman hangatnya. "Aku senang ketika bertemu denganmu lagi. Hari-hariku akan menjadi indah dan tidak kesepian lagi."
Taeyong memicingkan matanya, "Kau terlihat begitu pintar berkata-kata, pasti kau mempunyai banyak mantan kekasih ketika di Amerika." ucapnya dengan nada sinis.
Suara tawa berat Jaehyun terdengar, "Apa aku terlihat pria seperti itu?" tanyanya, Taeyong hanya mengangkat bahunya acuh. "Tak ada yang menarik perhatianku selama disana." ucapnya, menatap lekat kearah Taeyong. Sedangkan yang ditatap begitu dalam hanya mengerjap polos.
"Tapi karena aku tampan jadi banyak yang mengirim surat cinta untukku dan mengejarku." Jaehyun memainkan alisnya, menggoda Taeyong.
Taeyong berdecih lalu menarik paksa tangannya, "Lalu apa pentingnya untukku?!"
"Kau kan bertanya tadi." kekeh Jaehyun. Taeyong memutar bola matanya malas. Jaehyun menarik Taeyong agar bersandar padanya, tak menolak, Taeyongpun melabuhkan kepalanya pada bahu lebar pria disampingnya ini.
Taeyong bergerak menyamankan posisi sandarannya, "Lalu bagaimana dengan orangtua mu? Mereka meninggal karena apa?" tanya Taeyong. Senyum tipis dibibir Jaehyun luntur secara perlahan. Taeyong tak melihat akan hal itu karena fokus matanya tertuju pada sungai yang terlihat begitu dingin dan tenang.
Berdehem pelan, "Orangtuaku meninggal karena..." Jaehyun terdiam sejenak ketika Taeyong mengubah fokus matanya kearahnya, membuat senyum tipis kembali terkembang.
"Kecelakaan."
TBC
Pengen update cepet tapi ide mampet ehe♥️
Happy Reading 💖
Jangan lupa vote dan komen ya~
Love you all!!!❤️❤️❤️
YOU ARE READING
My Bodyguard (JAEYONG) ✔️
Romance{COMPLETE} {SUDAH DIBUKUKAN} {PART LENGKAP} "Stay with me and protect me forever, My Bodyguard." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
PART 15
Start from the beginning
