Tak buruk, Jaehyun cukup bangga mereka hanya mengerjakannya pohon Natal berdua bersama. Sedangkan Pelayan yang lain sibuk menghias bagian-bagian lain.
"Jangan ditepuk-tepuk hiasannya nanti jatuh, Yongie." tegur Jaehyun, karena Taeyong yang memainkan hiasan pohon dengan brutal. Entah kenapa pria mungil itu hyperaktif sekali hari ini.
"Selesai!!!" seru Taeyong riang. Merebahkan tubuhnya diatas karpet yang terbentang diruang keluarga yang sudah berhias lampu-lampu redup yang begitu indah.
"Ingin melakukan sesuatu?" Jaehyun mengelus rambut Taeyong dengan lembut. Senyum terpatri dibibirnya, senang sekali bisa menyentuh Taeyong seperti ini. Tak ada lagi ketakutan Taeyong ketika disentuhnya, tak ada lagi teriakan ketakutannya atau panic attack yang dialaminya ketika Jaehyun menyentuh seinchi tubuh Taeyong.
Dan hanya dengan Jaehyun, itu yang membuat Jaehyun semakin bahagia.
Taeyong terlihat berpikir, sebenarnya hidupnya sangat monoton jadi Taeyong tak tau harus melakukan apa. "Menonton film?" ucapnya dengan ragu.
"Tidak bosan menonton film terus-terusan? Bagaimana dengan berjalan ditaman?" Taeyong terlihat terdiam mendengar tawaran Jaehyun. Matanya menatap wajah Jaehyun lalu menatap kearah jendela untuk melihat keadaan luar.
Merasa mengerti dengan tatapan Taeyong, "Harinya sangat gelap, dan kau lihat salju sedang turun." Jaehyun menunjuk kearah jendela yang memperlihatkan hari yang sedikit gelap, serta butiran salju yang turun walau tidak terlalu deras.
"T-tapi aku—."
"Ada aku." potong Jaehyun, matanya menatap lekat mata bulat yang juga menatapnya ragu itu. Jaehyun mengambil tangan Taeyong, menangkup tangan mungil itu digenggamannya. "Taeyongie percaya kepada Jaehyunie, bukan?"
Cukup lama Taeyong terdiam sebelum akhirnya mengangguk setuju. "Good Boy. Sekarang ganti pakaianmu, pakai jaket yang tebal."
"Tunggu sebentar ya." Jaehyun tersenyum tipis ketika melihat Taeyong berlari kecil menuju kamarnya. Menghela nafas pelan, Jaehyun sengaja mengajak Taeyong untuk keluar rumah saat siang hari seperti ini.
*****
Jaehyun memarkirkan mobilnya, didepan sebuah taman yang tak terlihat begitu ramai karena hari sedang dingin-dinginnya. Orang-orang lebih memilih dirumah.
Jaehyun keluar dari mobil dan berjalan mengitari untuk membukakan pintu Taeyong. "Ayo keluar." Jaehyun mengulurkan tangannya untuk Taeyong berpegangan.
Tapi tak ada pergerakan dari pria cantik itu, hanya menatap wajah Jaehyun. Meremas tangannya sendiri gugup, jika dibandingkan dengan cahaya lampu. Taeyong lebih takut dengan sinar matahari. Walau keduanya sama-sama menakutkan bagi Taeyong.
Jaehyun berjongkok, menarik kedua kaki Taeyong agar menapak pada tanah. Lalu mengikat tali sepatu pria cantik itu dengan benar, membiarkan Taeyong yang hanya duduk dikursi penumpang sembari menatapnya.
"Tak ada yang perlu ditakutkan selama aku berada disampingmu." ucap Jaehyun yang masih dengan kegiatan mengikat tali sepatu Taeyong, setelah selesai Jaehyun mendongak.
Tangannya terjulur merapihkan rambut Taeyong, "Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu." Taeyong hanya menatap wajah tampan Jaehyun dalam diam.
Hembusan angin yang begitu dingin serta wajah Jaehyun yang terlihat begitu bisa menenangkannya, membuat hati Taeyong sedikit banyaknya bisa merasa tenang.
"Pegang tanganku maka aku akan melindungimu." Jaehyun memberikan tangannya untuk Taeyong genggam, menggigit bibirnya pelan menatap bergantian tangan dan wajah Jaehyun.
VOUS LISEZ
My Bodyguard (JAEYONG) ✔️
Roman d'amour{COMPLETE} {SUDAH DIBUKUKAN} {PART LENGKAP} "Stay with me and protect me forever, My Bodyguard." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
PART 15
Depuis le début
