1.Awal

10 3 0
                                    

"Jo! Bangun! " Aku menusuk-nusuk kakinya dengan sisirku. Bukannya bangun, dia hanya menggeliat lalu menarik selimutnya kembali.

"Ok. Up to you! Gue udah telat. See you later."

Akupun melangkah menuju meja rias tanpa memperdulikan pria pemalas itu lagi.

"Where are you going , Dear ?" tanyanya dengan mata sedikit terbuka.

" Secret. Cepat mandi dan berangkat kerja. Bapak CEO yang terhormat, apa lo lupa apa yang Papa bilang, dia akan mengembalikan semuanya kalau lo kembali mengelola perusahaan. Ayolah, gue udah nggak betah tinggal di apartemen sempit ini," ucapku sedikit manja berharap dia segera bangun lalu berangkat kerja. Kulirik si pemalas itu sejenak lalu mengulas bibirku dengan warna merah menyala.

"Jangan pakai lipstik setebal itu!" Jonathan bangun tak lupa dia menyambar tisu basah yang ada di dekat tempat tidur lalu menghancurkan riasan wajahku pagi ini.

"Jonathan Wilson! i hate you!" Kesabaranku benar-benar diuji pagi ini. Dari pada ribut dengan Jonathan, aku pun memutuskan pergi meninggalkan dia.Selalu begini, dia gila, apa haknya melarangku mengulas bibirku dengan warna merah menyala.

***
Aku heran kenapa Patricia, kenapa dia suka sekali dengan warna merah menyala seperti itu, bibirnya seperti drakula yang baru menghisap darah. Mengapa pula sepagi ini dia sudah berdandan secantik itu, minus bibirnya. Aku tidak suka bibir merah menyala seperti drakula tadi. Aku lebih suka dia yang tanpa riasan wajah, elegan , cantiknya sempurna. Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, kenapa tiba-tiba aku mengagumi perempuan cerewet yang sudah bersamaku selama setahun ini. Selama itu juga dia masih sama seperti saat kita bertemu, angkuh, cuek, cerewet dan galak. Dia pasti sangat marah karena aku sudah merusak make up nya pagi ini.

Ponsel di atas meja bergetar beberapa kali. Aku terpaksa mengambil ponselku dan melihat siapa lagi yang akan mengganggu pagiku. Satu pesan singkat masuk dari sekretarisku, Mey. Si cantik ini kenapa harus mengganggu waktu istirahatku. Papaku sangat hebat, dia memang sengaja memilih sekretaris cantik untukku supaya aku tidak tega untuk memarahinya. Papa sangat paham kalau aku bukan tipe pria yang biasa memarahi perempuan cantik.

From: Mey

Mr.Jo ada meeting jam 10 pagi . Saya harap anda tidak terlambat.

Aku melihat jam di ponselku, baru jam 8 pagi. Kuletakkan kembali ponselku di tempat semula kemudian
kembali menyembunyikan diri di dalam selimut. Masih terlalu pagi untuk mengurusi hal-hal yang berbau perusahaan.Toh, ada tidaknya aku di kantor tidak akan mempengaruhi perusahaan. Tugasku hanya datang ke kantor absen wajah. Nothing to do.

***
Aku datang ke kantor tepat pada waktunya, tepatnya saat meeting sudah selesai, paling tidak aku masih sempat memberikan salam terakhir sebelum semua meninggalkan ruangan. Itu lebih daripada cukup, beruntung aku masih mau menginjakkan kaki ke kantor ini. Kalau bukan karena si cerewet itu tidak betah di Apartemen kecil kami, aku pasti tidak akan pernah masuk kantor. Ya, semua demi Patricia. Perempuan lipstik drakula. Biarpun begitu, dia cantik, dia istriku jelaslah kalau cantik. Sayangnya, aku tidak bisa begitu saja mengenalkan ke sembarang orang bahwa si cantik lipstik drakula itu adalah istriku, tepatnya istri Jonathan Wilson.

Setelah menyapa dan menebar senyum ke semua yang hadir, aku pun masuk ke ruanganku, menghempaskan tubuhku ke kursi empuk di belakang meja kerjaku. Memutarnya seperti anak kecil yang baru saja dikenalkan dengan kursi yang bisa berputar seperti ini, Mamaku adalah orang pertama yang memperkenalkanku dengan kursi berputar seperti ini, aku ingat sekali kalau umurku baru tiga tahun waktu itu. Mama bilang, kalau aku berteriak dan menangis sejadi-jadinya. Bukannya menolong, dia justru merekam kejadian memalukan itu dan memutarnya di pesta ulang tahunku yang ke empat. Mamaku benar-benar tega padaku, bahkan sampai sekarang.

Scented ThingsWhere stories live. Discover now