unseen story of her

71 9 0
                                    

Jangan dibaca, isinya bukan apa-apa.

Tahun ini buatmu bukanlah tahun yang berat, bukan juga tahun yang sangat membahagiakan. Kamu melewatinya di tengah-tengah titik; tak condong ke mana pun dan terus berjalan. Kamu bahagia, tertawa, menangis, marah, kecewa, dan sejuta perasaan lain seperlunya.

Tapi kamu masih menyebalkan, begitu kekanak-kanakan, berengsek, sarkastis, berlebihan, egois, tamak. Kamu tak bisa seratus persen menjadi orang yang suci, baik, positif, atau apalah. Soalnya hati manusia rapuh banget sih, mudah terombang-ambing bisikan kegelapan.

Memasuki era pandemi, kamu ini jadi produktif dan malas di saat yang bersamaan. Lebih seringnya malas karena 80% harimu dihabiskan di atas kasur, tapi sering juga ke sana-sini demi kerjaan organisasi dan kejar target menulis. Jadi antara produktif dan malas, kamu juga ada di tengah-tengahnya. Flat yang rasanya tidak membosankan banget hidupmu.

Mungkin sejak dahulu, kamu menginginkan hidup yang seperti ini. Selamat sudah merasakannya, semoga tetap bertahan di tahun-tahun mendatang.

Tapi aku cemas kamu menjadi mati rasa soalnya kamu sudah sedikit merasakannya. Semoga saja kamu tidak kehilangan arah atas apa yang hendak kamu lakukan. Di mata orang kamu memang tersenyum, sering banget malah. Pas difoto, pas bareng orang, tapi kamu sendiri kurang yakin apakah senyum itu sinkron dengan hati. Dari pas kamu sudah mulai terbiasa sama kehadiran manusia, kamu tersenyum karena kamu jadi kelihatan cantik.

Kamu ingin mereka menyukaimu.

Kamu ingin mereka tidak menjauh karena tampang surammu.

Tapi jangan berlebihan, itu bukan fake smile, si senyum palsu padahal lagi menyimpan sejuta kesedihan. Bukan, bukan banget. Itu pengakuan dalam upaya menggaet relasi atau pujian (halah).

Kelihatan kan, aslinya manusia yang satu ini busuk banget.

2020 adalah tahun yang serba tengah-tengah. Cekikikan sampai perut mulas? Ya puas-puasin aja, koar-koar lagi bahagia. Sedih berderai air mata? Ya keluarin aja nanti juga lalu. Mau kabur dari realita? Kaburlah sampai siap ditampar kepahitan. Kamu sudah berhasil mengusir suicide thought, jangan sampai dia seenaknya kembali lagi.

Hidup memang begini. Keras, pahit, asam, kelabu, tapi yakin cuma itu doang? Mana pelanginya? Ada kok, mungkin lagi sembunyi. Antara sisi hitam dan putih seorang manusia, dari sana kita belajar jangan memandang dari satu sudut pandang saja.

2020 sebetulnya punya banyak cerita pahit manis, tapi dicukupkan sekian sebab kamu baru belajar bahwa tidak semua cerita/masalah harus dikisahkan.

Hei kamu,
terima kasih dan maaf dari aku yang sama-sama kamu.

Dear Myself (2020)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang