"Mungkin sekitar 1 jam yang lalu. Kukira kau sudah tidur tadi, tapi ketika kucari dikamar tak ada." Taeyong memiringkan tubuhnya menghadap Jaehyun.
Jaehyun mengelus rambut lembut itu, "Memangnya kenapa? Kau butuh sesuatu?"
Taeyong menggeleng pelan, "Tidak ada, hanya bertanya keberadaanmu."
"Kenapa? Kau merindukanku?" Jaehyun menatap menggoda ke arah Taeyong, terlihat sedikit semburat merah diwajah kecil itu.
Menepuk keras lengan si besar, "Jangan sembarangan!" kesalnya. Suara tawa berat khas Jaehyun memenuhi kamar Taeyong.
"Tidurlah ini sudah jam 11 malam." Jaehyun menarik selimut Taeyong semakin tinggi, hanya menampilkan kepala Taeyong.
"Aku belum begitu mengantuk, mungkin sebentar lagi."
Jaehyun mengangguk pelan, "Oh ya." Jaehyun teringat sesuatu, kemudian memasukkan tangannya pada kantong celananya. Mengeluarkan sebuah benda, "Apa ini kalungmu?"
Tubuh Taeyong menegang seketika, wajahnya begitu terkejut tapi dengan cepat Taeyong mengontrol wajahnya menjadi lebih tenang. "D-dimana kau menemukannya?" ucapnya sedikit terbata.
"Aku tadi membantu Bu Kim membersihkan lemari di ruang tamu dan menemukannya." Jaehyun memberikan kalung itu kepada Taeyong, memperhatikan si cantik yang sedang memandang lekat kalung itu.
"Ah terimakasih." gumam Taeyong pelan. Tangannya bergetar ketika memegang kalung itu.
"Itu benar kalungmu?" tanya Jaehyun lagi, matanya melihat tangan Taeyong yang terlihat sedikit bergetar.
Taeyong mengangguk kaku, "Y-ya. Kalung ini hilang sejak lama, jadi aku senang kau menemukannya." mendongakkan wajahnya menatap Jaehyun kemudian tersenyum tipis yang terlihat begitu manis dimata Jaehyun, walau sebenarnya itu dipaksakan.
Ketika pintunya sudah tertutup rapat, Taeyong bangun dari tempatnya berjalan cepat menuju pintu kamarnya kemudian menguncinya. Air matanya sudah meleleh dari mata bulatnya.
Menutup mulutnya, berusaha agar isakkannya tidak terdengar Jaehyun. Taeyong sedikit berlari menuju kamar mandinya, menguncinya rapat kemudian berjalan kearah wastafel.
Mencuci kalung yang berdebu serta berlumur darah itu. Menggosoknya dengan kencang sembari terisak. "Hiks...hiks..."
"Kenapa darahnya tidak mau hilang??? Hiks...hiks..." isakkan begitu terdengar dikamar mandinya. Tangannya tak berhenti menggosok kalung itu hingga bersih, tapi karena darahnya sudah melekat begitu lama membuat Taeyong sedikit kesusahan ketika membersihkannya.
"Hilanglah... Kumohon!"
Beberapa saat kemudian, kalung itu sudah terbebas dari segala noda. Tapi isakkan Taeyong tetap tak berhenti, malah air matanya semakin turun deras. Tubuhnya terduduk dilantai kamar mandi, meremat rambutnya pelan.
Menenggelamkan wajahnya pada tangannya, terisak sembari memegang kalung berhiaskan pertama biru yang begitu indah. . . . . . "M-mommy... Hiks..."
"Mommy, Hiks... Jangan seperti ini, Taeyongie takut..." isakkan khas anak kecil terdengar diseluruh penjuru ruangan yang mereka tempati.
Sang Ibu mendekat kearah Taeyong, mengelus rambut putra kecilnya menangis. "Sstt, diamlah Sayang. Mommy ada disini, tenang saja hm." menempelkan telunjuknya pada mulutnya sendiri, menyuruh putranya itu diam.
Tapi yang ada Taeyong semakin menangis keras karena telunjuk itu berlumur darah. Bukan hanya telunjuk saja, tapi seluruh tangan Taeyeon berlumur darah.
Tangan Taeyeon merambat kearah lehernya sendiri, mengelus pertama biru yang menggantung dengan indah pada leher putihnya.
Menariknya dengan keras dan melemparkannya entah kemana.
TBC
HAPPY NEW YEAR ♥️ Pada nonton konser SMTown ngga? Seneng banget ada Bubu, tapi sedih juga keliatan banget lagi nahan sakit 😭. Semoga Uri Taeyongie cepat sembuh♥️ Have a nice day everyone~~~
Btw, cek work baru yaw. Moga suka hihi...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
