✨ I Saw Mommy Kissing Santa Claus ✨

Start from the beginning
                                    

“Begitukah? Tapi kata grandma Doyo, dad lebih nakal ketimbang uncle.”

Mark menggaruk tengkuknya, Chenle itu mewarisi kecerdasan ibunya. Sulit ditembus jika memiliki opini sendiri, apalagi jika opininya berdasarkan fakta.

“Jadi, seharusnya dad juga tidak mendapat kado dari Santa. Tapi kenapa dad masih percaya pada Santa? Bukan –kah”

Aroma lezat yang berasal dari dapur menginterupsi percakapan berbobot sepasang ayah dan anak itu, “Oh, turkey-nya sudah matang!” Pekik Chenle antusias lalu berlari meninggalkan sang ayah

Mark menghela nafas lega, terima kasih pada Renjun dan kalkun panggangya yang sudah menyelamatkannya.

. . .

“Chenle bilang dia tidak percaya dengan Santa.”

Renjun menaikkan alisnya, menatap Mark yang berdiri di sampingnya. Keduanya saat ini sedang mencuci piring bersama setelah makan malam, sedangkan Chenle sudah naik ke kamarnya, bersiap tidur agar bisa bangun lebih pagi di hari natal.

“Eh, kenapa?”

“Jeno yang memberitahunya jika Santa hanya tipuan.”

“Oh, astaga. Jeno benar-benar tidak akan membiarkan keponakan kesayangannya termakan omong kosong orang dewasa.” Renjun menjawab sambil tertawa, mengingat betapa posesifnya sang adik ipar jika menyangkut soal Chenle

“Si tengil satu itu betul-betul harus segera menikah dan punya anak biar dia bisa mendidik anak dengan caranya sendiri.” Ucap Mark bersungut-sungut, tangannya menggosok piring penuh emosi

“Sudahlah.” Renjun mengusap lengan bawah Mark yang terbuka sebab kemeja hitamnya digulung hingga batas siku, “Bukankah bagus jika Jeno peduli dengan keponakannya?”

“Tapi, sayang. Chenle itu masih berusia 5 tahun, belum saatnya Jeno merusak imajinasi masa kecil Chenle dengan pikiran-pikiran realistisnya.”

“Hmm..” jari telunjuk Renjun menepuk-nepuk dagunya sendiri, “Aku ada ide.”

“Apa?”

“Lanjutkan ini, aku akan menelfon Mike.”

. . .

Tengah malam, Chenle terbangun dari tidurnya karena gelisah. Gara-gara terlalu banyak minum jus apel untuk makan malam tadi, Chenle jadi ingin pipis terus. Tangan kecilnya menyibak selimut beludru bergambar karakter kartun woody si syerif dan kawan-kawannya, lalu berlari menuju kamar mandi yang berada di luar kamarnya.

Selain mewarisi kecerdasan sang ibu, Chenle juga punya jiwa pemberani seperti ibunya. Makanya keluar dari kamar tengah malam begini bukan masalah besar bagi si gagal tunggal. Lagipula letak kamar mandi hanya berada di ujung tangga, satu lantai dengan kamarnya di tingkat dua.

Namun ketika Chenle hampir meraih daun pintu kamar mandi, telinganya menangkap suara yang cukup gaduh di antara heningnya malam. Chenle menoleh mencari sumber suara, sepertinya berasal dari lantai dasar. Siapa kiranya yang masih sibuk di tengah malam natal yang super dingin ini? Mom dan dadnya pasti sudah tidur karena, hei, ini sudah jam 11 malam dan besok mereka harus pergi ke gereja!

“Oh! Apa itu Santa?!” Mata Chenle seketika membulat, kantuk sudah tidak dirasa, diganti dengan binar penuh semangat

Maka dengan hati-hati, langkah kecil Chenle menuruni anak tangga, berusaha sekeras mungkin untuk tidak membuat suara sedikit pun. Hasrat ingin pipis sudah hilang tergantikan degup jantung bertalu-talu. Chenle is excited!

My Only Wish ✨ Christmas Event Where stories live. Discover now