s e n a || s a t u

23.9K 1K 72
                                    

"Sena udah disuruh kawin, Kak. Kakak ada tips and trik buat naklukin laki di ranjang nggak?" Tanyaku pada Gonat, istri Bang Resta.

Cara bicaraku memang kerap dianggap menggelikan sekaligus kekanakan dengan menyebut nama diri. Mau bagaimana lagi, kebiasaan semenjak kecil tidak bisa kurubah begitu saja.

Kak Gonat, perempuan itu mengangkat bahu. Matanya tak lepas dari laptop sedangkan mulut tak berhenti mengunyah keripik tempe buatanku. Kebiasaannya, nonton video esek-esek sambil makan. Biar tidak horny, katanya.

"Goyang aja yang mantep, ntar laki lo juga kejang-kejang. Kalau mau lo yang digoyang, cari aja yang punya banyak pengalaman. Tapi jangan gigolo, duda jempolan boleh tuh."

"Jangan duda lah, Kak. Sena takut kalah pamor dari bini sebelumnya. Lagian, Sena malu kalau dihadapkan dengan pro player," kataku tak sungguh-sungguh. Jodoh kan tidak ada yang tau, barangkali dikasihnya duda oleh Tuhan yakali ngotot nolak, negosiasinya gimana coba.

Menghela nafas, Kak Gonat menoleh dan menatapku datar. "Insting juga berlaku saat sanggama, Sen. Jangan bego lah," setelahnya melengos, kembali menatap laptop. "Lagian lo sih, sok suci, gue ajak nonton video esek-esek dari dulu nggak pernah mau, giliran umur udah mepet kayak sekarang aja kebakaran jenggot lo. Jangan-jangan lo nggak tau lubang meki tepatnya ada di mana?"

Aku meraih bantal, kupukul Kak Gonat kemudian. Perempuan berusia 28 tahun itu memberontak dan mengaduh. Tak kupedulikan, aku lekas menyanggah tudingannya.

"Enak aja, Sena nggak sebodoh itu sampai nggak tau letak liang sanggama. Seks-edu Sena udah mumpuni, cuma kurang luas aja pengetahuan Sena untuk gaya-gayanya," kataku tidak terima.

Yang tidak lagi asing untukku adalah doggy style. Sesuai namanya, doggy style, anjing sebagai pencetus ide bersanggama dengan gaya ekstrim tersebut. Pernah kulihat sekilas kucing dan kambing menggunakan gaya doggy style saat bersanggama. Hal itu lantas membuatku bertanya-tanya benarkah selain segelintir manusia, beberapa hewan lainnya berkiblat pada anjing untuk urusan gaya sanggama?

Aha, barangkali dulu bukan hanya kucing yang mengintip anjing bersanggama, melainkan kambing dan beberapa hewan lainnya juga. Atau... barangkali si kucing ember, lalu membuat ilustrasi untuk dibeberkan ke beberapa hewan lain. "Aku lihat si Anjing lagi begini-begini nih di pojokan," kata si kucing, tak ketinggalan pinggulnya dimaju-mundurkan di depan teman-temannya.

Asik melamun, aku tak sempat menghindar saat Kak Gonat dengan tiba-tiba menarik lenganku. Aku terjerembap, wajahku menempel pada keyboard laptop, dan sial, mataku disuguhkan dengan zoom in zoom out bagaimana penis keluar-masuk vagina.

Aku lekas bangkit, merasa linu melihat tayangan yang sejak tadi betah Kak Gonat tonton. Ayolah, hubungan badan yang kubayangkan selama ini tidak sebrutal itu. Kurasa, video esek-esek yang sedang Kak Gonat tonton terlalu hiper dan mengerikan.

"Kakak gila!" Hardikku. "Kakak nonton ini terus dipraktekan sama Bang Resta, iya?! Nggak heran anak kalian hiperaktif. Kelakuan emak bapaknya di ranjang aja nyontoh yang begini. Oh-oh-oh, pantesan waktu kalian malam pertama kaki ranjang sampai patah!"

"Ish, diem lo!" Kak Gonat menoyor kepalaku. Wajahnya merah padam, malu saat kejadian dulu kembali aku ungkit.

Aku berguling, menatap langit-langit. Selain suara keripik dikunyah, tidak ada lagi suara lain di kamarku. Pun ah-uh-ah-uh tidak terdengar sebab Kak Gonat memakai earphone.

"Udah ngomongin kawin aja, emangnya lo punya calon? Cari dulu calonnya, masalah gaya sanggama nanti gue kasih pinjam buku kama sutra milik suami gue," katanya sungguh-sungguh.

"Bang Resta punya buku begituan, Kak?" Tanyaku ragu. Masalahnya ini Bang Resta, abangku itu terlalu kalem untuk punya buku keramat semacam kama sutra.

S E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang