Ambarawa Kini

2.2K 70 13
                                    

Oktober 2014

Sebelum ditunjuk menjadi Menhub, Direktur Utama PT. Kereta Api (Persero) melayangkan surat perintah untuk perbaikan dan penataan Stasiun Ambarawa agar menjadi museum kereta api yang modern.

Desember 2014

Pengerjaan perbaikan Stasiun Ambarawa dan penataan aset dilakukan. Pekerjaan ini tidak menganggu aktivitas museum, namun koleksi lokomotif uap tidak semuanya dapat disaksikan pengunjung karena sedang dilakukan restorasi. Diharapkan selesai tahun depan.

***********

Ambarawa, 28 September 2104

"Untuk menyambut hari ulang tahun Indonesia State Railway yang ke-159, dengan ini saya resmikan kereta wisata Djoko Kendil sebagai kereta wisata baru di Ambarawa," sambut Dirut ISR di pelataran Museum Ambarawa.

Hari ini adalah hari bersejarah bagi Stasiun Ambarawa, karena setelah lebih dari dua abad berdiri, barulah stasiun ini mendapatkan predikat World Heritage dari UNESCO. Untuk merayakan ini sekaligus memperingati HUT ke-159 ISR, atau pada tahun 2000-an dikenal sebagai PT. KAI (Persero), Ditjen Perkeretaapian meresmikan kereta wisata baru di Museum Ambarawa ini. Kereta wisata ini merupakan restorasi dari lokomotif diesel pertama di Indonesia, yaitu CC 200 15, beserta dua kereta penumpang khas Bima ketika masih memiliki kereta tidur.

Dari kejauhan, tampak seorang lelaki muda berpakaian khas kondektur tahun 2000-an membunyikan pluit tanda semboyan aman berangkat. Lelaki itu bernama Koko, manajer Museum Kereta Api Ambarawa. Ia menjadi manajer sekaligus kepala stasiun di situ. Bukan kebetulan Koko menjadi manajer, ini semua berkat kakeknya yang terlebih dulu menjadi manajer di stasiun ini sekitar tahun 2014. Setelah masinis membunyikan klakson lokomotif, Koko memberikan sinyal aman berangkat dan perjalanan perdana KA Djoko Kendil pun dimulai.

*******

Koko duduk di bangku tunggu penumpang bersama dengan seorang pegawai museum. Mereka asik berbicara tanpa memedulikan sekitar mereka. "Bagaimana, kakekmu tidak salah kan merekomendasikan kamu untuk bekerja di sini?" canda Lilo. Lilo adalah sahabat kecil Koko, dan dia sudah terlebih dulu bekerja di Museum Ambarawa ini. "Hahaha! Bisa saja kau ini. Andai saja kakekku masih hidup, dia pasti bangga sekali dengan cucunya ini," terang Koko. Mereka termenung sejenak, memandang lokomotif yang terparkir di sisi barat stasiun. "Kau lihat CC 206 di situ?" tunjuk Lilo. Koko sejenak melihat kearah lokomotif yang cukup besar itu. "Mungkin bagi kita sekarang, lokomotif itu hanyalah seonggok besi tua yang sudah tak mampu menghela kereta lagi. Tapi, bagi orang lain, mereka pasti menyimpan sejarah tersendiri,"

Koko tertawa sambil menepuk pundak sahabatnya itu, "Tumben bijak! Hahaha!"

Mereka berdua tertawa di kala matahari mulai mewarnai sore hari di Ambarawa.

Stasiun WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang