Penyelamatan NISM

296 17 0
                                    

Semarang, 9 Agustus 1867

Koko dan Lilo tampak sedang duduk di sekitaran Pasar Johar. Mereka tampak kelelahan. "Ko, ternyata pinggir kotanya masih jauh banget," kata Lilo kelelahan. "Iya, apalagi tadi kita sempet lompatin Jembatan Berok pas lagi ada kapal," timpalnya sembari mengelap keringatnya. "Haduh, kalian ini beneran dari masa depan, bukan?" timpal Robbie. "Beneran lah! Masa-eh, kok ada suara Robbie?" kata Koko bingung. "Hadeh, aku bicara lewat sinyal telepati," timpal Robbie, "Coba deh cek lagi isi tas kalian, harusnya ada sesuatu yang bisa mengantarkan kalian langsung ke Kantor NIS." Tanpa pikir panjang, Koko langsung memasukkan tangannya ke tas pinggang yang diberi Gumarang. "Hmm, sepertinya aku menemukan yang dimaksud Robbie," kata Koko, "Oke, ini dia!" Sesuatu keluar dari tas pinggang Koko. Satu hal yang pasti-itu tampaknya akrab dilihat.

***********

Koko dan Lilo masih terdiam sejak 20 menit yang lalu. "Ko, kamu serius ini bisa membawa kita ke Kantor NIS dengan cepat?" tanya Lilo dengan wajah tidak yakin. Koko masih terdiam, wajahnya menyiratkan kebingungan yang mendalam. Tampak didepan mereka, dua pasang sandal jepit dengan alas atas berwarna putih dan warna kawang hijau terang. "Ini sendal jepit, kan?" tanya Koko ragu. "Jangan mengomentari sesuatu dari luarnya," kata Robbie, "Itu Sandal Ajaib, dan itu bisa mengantarkan kalian ke Kantor NIS dengan cepat." "Serius sendal jepit ini? Yang mirip merk Swellow?" tanya Koko seraya memegang sandal tersebut. "Huft, kalau kalian tidak percaya, coba saja," ujar Robbie.

Tanpa pikir panjang, Koko mencoba memakai sandal tersebut. "Lalu, bagaimana cara pakainya?" tanya Koko lagi. "Coba saja pikirkan tujuan kalian, pasti kalian akan segera dibawa ke sana," timpal Robbie. Koko menghela nafas, 'Baik, aku ingin ke Kantor NISM,' batinnya. Tiba-tiba, sandal yang ia pakai melayang 20 sentimeter di atas jalanan, dan langsung meluncur dengan cepat, meninggalkan Lilo yang terpaku melihat keajaiban sebuah sandal dari masanya. "Apa yang kau tunggu, Lilo? Langsung susul Koko!" kata Robbie. Lilo langsung memakai sandal yang tadi diberikan Koko, dan langsung meluncur ke Kantor NISM.

***********

"Ckckck, cucu dari ilmuwan kereta api terkenal, bahkan tidak bisa memakai peralatan yang diciptakan oleh kakeknya sendiri?" tawa Kamandanu. Seisi ruangan turut tertawa. Ajisaka hanya terdiam saja. "Kamandanu, sebenarnya mengapa kita mengincar Kantor NISM?" tanya Ajisaka memecah tawa di ruangan tersebut. Seisi ruangan terdiam. Kamandanu yang tadi tertawa, langsung menghela nafas panjang. "Huh, kau nampaknya tidak lulus Sejarah Perkeretaapian saat di akademi ya?" tanya Kamandanu, "Ajisaka, NISM merupakan perusahaan kereta api pertama yang ada di Indonesia. Kita harus menghancurkan kantornya, dan menghilangkan segala arsip tentang perkeretaapian. Baru kita akan menghilangkan jejak rel dari tanah Indonesia ini." Ajisaka kembali terdiam, "Baiklah, aku akan mengikuti apa katamu, pak tua," tawanya. Kamandanu hanya tersenyum. "Lebih baik kau segera bergegas, mereka hampir tiba di Lawang Sewu," perintah Kamandanu, "Dan ajak salah satu anggota kita, untuk jaga-jaga."

**********

Pelataran Kantor NISM tampak lenggang. Tidak ada orang terlihat di kantor tersebut-hanya Koko dan Lilo yang sedang duduk di bawah pohon dan mereka terlihat bingung. "Lilo, pokoknya nanti kita balik ke Tawang naik andong saja," kata Koko sembari menaruh kembali sandal yang ia pakai ke tas pinggangnya. "Aku setuju, Ko. Tapi, aku masih penasaran dari tadi, mengapa kantor ini sepi?" tanya Lilo heran. "Benar juga kamu, dari tadi tidak ada tanda-tanda aktifitas di sini," balas Koko.

"Wat doen jullie hier?" Koko dan Lilo terkejut. "Ko, itu siapa?" tanya Lilo. Tiba-tiba di depan mereka sudah berdiri seseorang berpakaian ala kolonial, dan dari tatapannya sepertinya kurang bersahabat. "Wie zijn jullie?" tanya orang itu lagi. "Aduh aduh, coba kalian cek di tas kalian. Kalau tidak salah ada Klepon Penerjemah di sana," kata Robbie. Koko dan Lilo mencari di dalam tas mereka, dan mereka menemukan satu bungkus kue klepon. "Ini langsung di makan aja?" tanya Lilo. Koko dan Lilo langsung melahap satu klepon dari bungkusan tersebut.

Stasiun WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang