Gael Aland ● 7

2.4K 185 2
                                    

Berita Gael si anak baru yang bertengkar kemarin, langsung menjadi perbincangan hangat anak Rajawali di hari itu. Apalagi dua cowok yang berkelahi dengan Gael itu adalah rombongan Arel. Cowok paling berpengaruh di sekolah. Cowok yang juga kini menjadi teman baru Anjas.

Banyu yang mendengar itu langsung menghampiri Gael di tempat duduknya. Meminta cowok itu bergabung dengannya karena dia juga bermusuhan dengan Arel.

Gael menaikan sebelah alis menatap Banyu sebagai reaksi. Saat dia berniat akan tidur siang di kelas, justru malah di ganggu kedua cowok itu.

"Gue Banyu." Cowok itu mengulurkan tangannya dengan senyum lebar.

Gael menatap tangan Banyu yang masih terulur beberapa detik, sebelum akhirnya Yaksa meraih tangan Gael agar menjabat tangan Banyu, boss nya.

"Gue Yaksa."

Gael menghela nafas karena sesi perkenalan ini. "Dan kalian pasti tahu gue."

Sombong. Pikir Banyu. Tapi, orang seperti Gael lah yang dia suka. Mirip dengannya.

"Jadi, gimana? Lo mau gabung sama kita kan?" Suara Banyu terdengar penuh harap.

Kedua alis Gael menyatu, perlahan dia menegakan punggung untuk menatap keduanya. Detik berikutnya kepalanya mengangguk. Dia tahu siapa Arel. Dan Gael juga tahu jika kini Anjas berteman dengan cowok itu.

"Gue akan jadi boss kalian."

Banyu dan Yaksa terdiam kemudian saling tatap beberapa detik. Pukulan tiba-tiba Yaksa di meja setelah itu membuat Gael sedikit terkejut, begitupun Banyu. Cepat-cepat cowok itu menginjak kaki Yaksa di bawah meja. Yaksa itu penggemar nomor satu Banyu. Dan dia paham kenapa Yaksa tidak terima dengan pernyataan Gael.

"Mulai sekarang lo jadi boss kami." Banyu memaksakan senyumnya.

Mau apalagi? Toh dia membutuhkan Gael untuk melawan Arel dan rombongannya. Dari auranya saja, Banyu tahu cowok seperti apa Gael. Banyu berpendapat jika mereka bisa menjadi geng yang kuat untuk melawan Arel.

Tatapan bingung Yaksa membuat Banyu segera merangkul bahunya. Kemudian berkedip penuh konspirasi sebelum kembali menatap Gael.

"Jadi ayo kita ke kantin. Kita harus merayakan lo sebagai boss kami."

Belum sempat Gael membalas, tangannya sudah ditarik oleh Banyu dengan semangat. Bahkan Banyu yakin hanya dengan beriringan dengan Gael, namanya ikut terkenal. Mau tak mau Gael bangkit tak lupa melepaskan tangan Banyu.

"Ingat, gue boss kalian. Jangan perlakukan gue seakan gue teman kalian!" Dan Gael melangkah mendahului keduanya yang saling tatap beberapa detik.

Masuk ke kantin, orang-orang mulai menatap Gael dengan tatapan beragam. Ada yang menatapnya karena betapa kerennya penampilan cowok itu, tatapan betapa beraninya cowok itu, hingga tatapan betapa mengerikannya cowok itu. Gael tak peduli. Dia tahu kini dia sudah diperhitungkan di Rajawali sebagai cowok yang sudah berkelahi di hari keduanya sekolah.

Mengambil tempat duduk di ujung kantin dekat lemari pendingin, Gael tahu itu tempat duduk yang biasa di tempati Anjas dan teman-teman barunya termasuk Arel.

Lalu kenapa?

Ingatkan Gael jika dia tidak takut apapun.

Wajah Banyu sumringah saat ditatap banyak orang begitu dia duduk di tempat kekuasaan Arel. Betapa kerennya saat orang beranggapan dia sedang mencari gara-gara dengan Arel. Padahal, dia tidak tahu saja, orang-orang bukan menatapnya, melainkan menatap Gael yang tengah menyandarkan punggung ke dinding.

"Pesanin gue makanan!" Gael manatap Yaksa yang diam-diam kesal. Tapi Banyu segera memotongnya dengan menepuk bahu cowok itu, berkedip beberapa kali hingga mau tak mau Yaksa patuh juga.

Anjas yang baru memasuki kantin, melihat Gael di tempat yang diakuisisi oleh Arel. Mendadak dia kesal dengan hal itu. Ingin sekali menghampiri Gael tapi dia sudah lebih dulu ditahan oleh Arel.

"Kita bisa cari meja lain." Raut Arel terlihat santai.

Detik berikutnya semua teman Arel mengerutkan kening. Heran kenapa cowok itu tampak mengalah.

Arel sering mendengar cerita tentang siapa Gael Aland. Sepupunya yang suka ikutan balapan dengan cowok itu, sering bercerita. Gael dijuluki raja jalanan. Cowok itu keren dan cowok itu idola sepupunya. Arel mengenal Bara. Tapi hanya itu. Sebelumnya dia pernah bertemu Gael saat di sebuah acara seorang teman, tapi sepertinya Gael tak mengingat ataupun mengenalnya.

Di tempatnya, Gael yang mulai kesal karena makanannya belum juga sampai, menatap sekeliling saat kantin semakin ramai. Dia kurang suka keramaian seperti ini. Maka, dia bergegas bangkit dan melangkah begitu saja meniggalkan tempat itu.

Banyu ikut bangkit dan menarik Yaksa agar mengikuti Gael. Melangkah menuju kelas, kedua cowok itu berjalan di belakang Gael. Tentu saja dia yang memerintah.

Saat akan berbelok di koridor, tiba-tiba seorang cewek menghalangi jalan Gael. Mengulurkan sekotak coklat dan meraih tangan Gael untuk menerimanya. Kemudian cewek itu berlalu dengan malu-malu.

Gael berkedip lalu menatap sekotak coklat di tangannya. Terkekeh, cowok itu melemparnya pada Yaksa yang langsung di tangkap cowok itu.

"Buat gue?" Mata Yaksa berbinar. Dan sejak detik itu Yaksa mengaku menjadi penggemar nomor satu Gael. Cowok itu ternyata menyenangkan, pikirnya. Iya, hanya dengan sekotak coklat, Yaksa dengan mudah terhipnotis.

Gael melanjutkan langkahnya. "Hm!"

Senyum Yaksa terbit, bibirnya kembali terbuka. "Gael baru sekolah tapi udah ada yang ngefans!" Jujur. Dan itu membuat Banyu melirik Yaksa kesal. Cowok itu mendengus terang-terangan.

"Lo kalah Bay!"

Banyu segara memiting kepala Yaksa dengan kuat hingga dia memohon minta dilepaskan.

Tiba di kelas, Banyu bergerak segara mengambil tas Gael dan meletakannya di atas meja di sebelahnya. "Lo lebih pantes duduk di samping gue."

Yaksa menatap Banyu heran. "Maksudnya gue dipangku Gael, gitu?"

Kepala Yaksa langsung saja ditoyor oleh Banyu. "Lo duduk di belakang kita, Gael harus dapat tempat duduk terbaik."

Gael beralih menatap kursi yang di lap Banyu dengan tas Yaksa. "Silahkan duduk Boss."

Gael mengangguk geli dengan aksi 'cari muka' yang dilakukan Banyu. Lucu sekali, batinnya.

Dan kenyataan itu membuat Devid dengan senang hati kembali duduk di sebelah Laurie. Cewek itu pun begitu, rasanya tak ada teman sebangku yang lebih menyenangkan selain Devid. Menghela nafas lega, dalam hati Laurie senang saat tak lagi sebangku dengan Gael lagi.

**********************************

Jangan lupa vote dan komen yaw. Sesederhana itu gue sudah merasa dihargai =)

Gael Aland (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang