Gael Aland ● 4

3.1K 236 6
                                    

Gael duduk di sebelah Pak Hadi yang mengemudikan mobilnya, memasuki sebuah sekolah, SMA Rajawali.
Bertepatan dengan perginya Bara, saat itu juga Gael harus meninggalkan sekolah lamanya. Setidaknya bayang-bayang Bara tidak terus membuatnya larut dalam kesedihan. Awalnya Gael tak pernah berpikir akan seberat ini meninggalkan sekolah lamanya. Sekolah yang banyak sekali memberikannya kenangan bersama Bara. Sahabat terbaiknya.

Mematikan mesin mobil begitu sampai di parkiran, Gael membuka pintu dan berjalan beriringan dengan Pak Hadi menuju kantor Kepala Sekolah. Gael sepenuhnya tak peduli dengan obrolan Pak Hadi dengan kepala sekolah yang ternyata adalah teman SMP Pak Hadi. Kepalanya dengan bosan menoleh kemanapun dan berhenti menghadap ke pintu yang sedikit terbuka. Koridor tampak sepi karena memang saat ini adalah jam pelajaran. Selanjutnya cowok itu menggerakan kepala untuk menatap apa saja, dan matanya begitu saja terarah pada lemari kaca di sudut ruangan tak jauh dari pintu, berbagai piala terpajang di sana. Gael yakin bahwa sekolah barunya kali ini adalah sekolah yang mempunyai cukup banyak prestasi. Dan dia juga yakin jika Pak Hadi dengan mudah membuatnya bisa bersekolah di sana. Tak peduli dengan track record Gael yang membuatnya harus dikeluarkan dari sekolah lamanya. Pak Hadi terlalu expert jika sudah harus menghadapi itu.

Tiba-tiba pintu diketuk, kepala tiga orang di ruangan itu langsung menoleh ke arah yang sama. Seorang gadis dengan seragam SMA Rajawali memegang nampan berisi 3 gelas teh dengan wajah gugup.

"Misi Pak."

"Oh iya iya." Sang kepala sekolah mempersilahkan anak gadis itu untuk masuk. Selanjutnya cewek itu masuk ke ruangan itu dengan hati-hati. Hati-hati agar air di dalam gelas-gelas itu tidak tumpah tiba-tiba akibat kegugupannya.

Dan Gael, sejak tadi matanya tak berkedip, memandang cewek yang kini berdiri di seberangnya itu. Mengangkat dagu perlahan, Gael terus menatap cewek yang kini membungkukan badan untuk meletakan segelas teh di hadapannya itu.

"Misi Pak." Suara gadis itu membuat Gael tersentak. Dan di detik berikutnya dia sudah berbalik melangkah menuju pintu.

Laurie menghela nafas lega. Berhadapan dengan kepala sekolah selalu saja mendebarkan. Sekalipun itu hanya mengantar minuman. Tadi dia yang baru kembali dari toilet, dipanggil oleh Bu Lani untuk mengantarkan minuman ke ruangan kepsek. Tentu saja dengan terpaksa Laurie mengiyakannya. Jika tidak, dia akan mendengar celotehan panjang kali lebar milik Bu Lani.

Melangkah menuju ruangan majelis guru untuk mengembalikan nampan, tiba-tiba saja Laurie terpeleset dan mengaduh saat bokongnya mencium lantai. Sakit.

"Hahahaha!"

Suara tawa dari arah kiri membuat Laurie menoleh, dua orang cowok kurang ajar sedang tertawa keras di sana. Detik berikutnya Laurie mendengus, diliriknya lantai yang telah basah karena pembersih lantai yang lasti sengaja di tumpahkan. Tentu saja ini kerjaan dua orang itu.

"Lo mau main ski?"

Pertanyaan itu hinggap di telinga Laurie saat perlahan dia bangkit. Matanya menatap dua cowok itu dengan berang. Hari-harinya selalu direcoki oleh kedua cowok sialan itu. Dan tentu saja Laurie tidak akan tinggal diam. Setidaknya sekarang Laurie sudah merencanakan untuk melempar kepala keduanya dengan nampan.

Tapi belum sempat Laurie melancarkan aksinya, Pak subur sudah ada di belakang kedua cowok itu, menjewer telinga mereka dengan keras.

"AW! AWWW!"

"Ngapain kalian di sini?" Mata Pak Subur yang nyaris keluar menatap keduanya bergantian. "Kenapa tidak masuk kelas, hah?"

Selalu saja kedua cowok itu mendapat karma setelah mengerjai laurie. Dan Pak Subur tidak akan melepaskan mereka dengan mudah begitu saja. Karena kini, keduanya sudah dihukum hormat bendera dengan matahari yang mulai menyengat di atas kepala. Kenyataan itu membuat Laurie tertawa puas saat kedua cowok itu menatapnya kesal.

Dan di tempatnya, seperti ada magnet kuat yang membuat Gael masih terus menatap cewek itu.

**********************************

Jangan lupa vote dan komen yaw. Sesederhana itu gue sudah merasa dihargai =)

Gael Aland (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang