Still You Part 8

141K 5.7K 113
                                    

PART 8

Clara mulai merapikan pakaian yang ia kemas ke dalam koper miliknya tapi pikirannya masih dipenuhi segala pertanyaan apakah ia akan betah di sana? Apa ada hal lain yang Aga akan lakukan untuk 'menyiksanya'? Tsk! Ia segera mengenyahkan pikiran buruknya itu.

Ia harus fokus untuk hari senin lusa, ia akan bekerja di tempat yang baru dan juga... kostan baru. Ini terlalu cepat atau hanya perasaannya saja ada yang mengganjal kalau-kalau pertemuannya dengan Aga, bukan suatu kebetulan saja?

Ada yang mengetuk kamar kostannya. Ia berteriak masuk dan muncullah Beti dengan wajah muramnya. Clara tahu kalau temannya ini pasti tidak akan suka dengan keputusannya untuk menyetujui perintah Pria-Arogant yang tidak lain adalah Aga Treviyan Mikail untuk dia pindah kerja ke kantor pusat, akan tetapi dia tidak menceritakan detail tentang dasar penyebabnya adalah hutangnya di perusahaan pada Beti.

“Lo serius, Nath.” ucap Beti lesu terduduk di sisi ranjangnya.

Clara hanya mengangguk singkat. Ia tidak punya pilihan lain selain menuruti kemauan pria itu. Hanya ini yang ia bisa sekarang.

“Lo nggak bisa 'nggak mau' gitu Nath! Tsk, kenapa sih kok rasa-rasanya alasan mutasi lo nggak masuk akal.” gerutu Beti tetap saja tidak suka dengan alasan ia dimutasi karena di sana kekurangan pegawai.

“Lo juga kok kelihatannya nggak sedih sih mo ninggalin gue.”

Seketika Clara menoleh ke arah temannya ini sambil mencibir, “sok sweet banget lo ih.” kemudian tertawa melihat raut wajah Beti yang lucu menurutnya.

“Gue masih di Jakarta, Bet. Kita masih bisa ketemuan. Okey, jangan lebay, deh.” ucap Clara untuk sekedar menenangkan Beti agar dia juga terlihat baik-baik saja di depan temannya ini. Padahal, dia sangat tidak baik sekarang.

Apalagi kalau bukan memikirkan apa yang akan terjadi padanya nanti saat ia bekerja di sana. Di tempat yang sama dengan pria yang begitu-masih membuatnya berdebar dan tidak fokus.

“Apa lo jangan pindah kos aja?”

Clara menatap Beti bingung, padahal baru saja Beti membantunya mencarikan tempat Kost yang lumayan dekat dengan kantor pusatnya, agar dia tidak naik angkutan umum ataupun pulang-pergi dari kostannya ini.

“Maksud lo apa?”

“Ya, lo tetep di sini sementara untuk lo pergi ke tempat kerja lo, gue pinjemin motor gue. Gimana?”

Clara menatap Beti tidak percaya. What? Beti mau meminjamkan motornya, lalu dia naik apa untuk ke kantor? Lagi pula jarak kantor pusat dengan kostannya ini lumayan jauh dan bisa kelelalahan jika harus etiap hari bolak-balik dengan motor.

Clara tahu, temannya ini tulus membantunya. Ia terharu dengan ini.

Di sana, di tempat kerja yang baru, ia ragu kalau ia bisa menemukan teman seperti Naya Bertiana ini...

“Lo nggak perlu. Em, maksud gue... gue makasih banyak lo udah bantuin gue selama ini. Bantuin nyari kostan juga. Semuanya udah lebih dari cukup, Bet...” Clara serius menatap Beti dan kemudian ia memeluk temannya ini.

“Gue pasti kangen sama lo.”

***

Setelah menempati tempat kost yang baru dan Clara juga sudah tahu arah jalan jika akan menuju ke kantornya yang baru, Mikail Group & Coorperation. Beruntung ia bisa mendapatkan tempat kost, kebanyakan semuanya sudah penuh.

Tentu ini semua dengan bantuan temannya, Beti.

Lumayan juga tadi saat akan pindahan kost karena Abangnya Beti yang berniat mengantarnya dengan mobil tidak bisa karena urusan mendadak dengan kantornya. Beruntung, tetangga kostnya-Kiki yang kebetulan temannya membawa mobil dengan senang hati membantunya untuk mengantarnya ke tempatnya yang baru.

Still YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang