Still You Part 4

147K 5.4K 120
                                    

“Mas...Aga...”

Clara masih tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan barusan. Kalimat panggilan itu meluncur begitu saja dengan sendirinya, sama seperti saat dulu ia memanggil...pria ini.

Bodoh. Tolol! Batinnya mengingatkan.

Pikirannya menyuruh untuk memalingkan wajahnya dan segera beranjak, tapi semua itu mustahil untuk ia lakukan saat ini. Semuanya...terasa sangat sulit. Bahkan untuk bernafas.

Efek dari perasaannya terhadap pria ini masih saja sama. Begitu besar dan membuatnya lumpuh...

Matanya juga masih terpaku pada sosok tinggi-tegap yang berdiri angkuh di depannya yang bahkan sorot matanya juga sama terkejutnya dengannya. Sorot mata yang ia rindukan. Mata yang indah... Oh, ayolah... kamu malah mengingatnya, Clara. Bodoh...

Tapi, apa pria ini masih mengingatnya?

Apa pria ini juga masih merasakan debaran yang sama sepertinya saat ini?

“Ehm...” deheman serak membuyarkan lamunan Clara dan dengan cepat dia menelan salivanya yang sejak tadi sulit sekali untuk menelan bahkan tenggorokkan terasa sangat kering.

Dia tidak menyangka...akan bertemu lagi dalam keadaan yang sangat tidak terduga seperti ini. Sangat tidak menyangka...sama sekali.

Saat dia akan menanyakan kembali apakah benar dia pria itu... tapi kemudian lidahnya kelu saat satu pernyataan dan bukan pertanyaan keluar dari mulut pria-angkuh ini.

“Anda siapa?” ujarnya dingin, sombong dan meremehkan.

DEG

Jantung Clara berdebar ssemakin cepat bagai kaki kuda yang menghentak begitu keras saat mendengar suara bass dari pria ini. Kakinya semakin lemas. Hatinya terasa ditusuk-tusuk hingga terasa sangat nyeri menggantikan rasa gugupnya.

Demi Tuhan, setelah sekian lama dan ia baru mendengar suaranya...lagi. Lagi-lagi ia merasa ini memang akan terjadi padanya. Dan entah kenapa rasanya terasa sangat sakit mendengar kalimat itu keluar dari pria yang-secara-tidak-langsung ia nantikan untuk bertemu.

Anda siapa?

Ya, benar. Dia siapa? Dia hanya pegawai biasa di sini. Dia bukan siapa-siapanya pria itu lagi dan mungkin, pria itu dengan mudah melupakannya.

Memang sangat mudah melupakannya... Kenyataan pahit membuat ia mengernyit nyeri.

Tapi matanya masih juga menatap wajah tampan-dingin- milik pria ini, Clara menatap sendu dan tergagap mendapat tatapan dingin-yang bahkan bisa membekukan tubuhnya- yang terpancar dari sorot mata milik pria ini.

Saat ia hendak menjawab kalimat dari pria di depannya, ada interupsi yang membuatnya semakin sulit berkutik dan membuat dadanya bertambah sesak.

Terdengar hembusan nafas kasar dari pria hedonis ini.

“Saya tidak suka ada menghalangi jalan saya untuk masuk.” ujar pria ini dingin sembari mengkode dengan menoleh ke belakang, ke arah dua orang yang berdiri di belakangnya.

“Ini sudah telat setengah jam.” desisnya lagi masih dingin kepada dua orang yang berpakaian serba hitam di belakangnya.

Clara tahu maksud perkataan tersebut untuknya, tapi mengapa pria itu justru tidak melihat ke arahnya? Oh, ayolah. Kamu tahu dia sudah-tidak mengenalmu? Kamu siapa sih sekarang Clara?

Lihatlah perbedaanmu dan dia sekarang? Bagai langit dan Bumi... Kamu masih berharap dia mengingatmu walau hanya untuk menyapa 'Hai' jangan bermimpi!

“Eum—saya—“

“Nona, kami harap anda menyingkir.” ujar tegas dari salah satu orang, mungkin pengawal atau ajudan pria ini. Dengan mengumpulkan kesadarannya, ia sadar akan posisinya yang menghalangi masuk ke dalam ruangan rapat.

Still YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang