kembali

17 0 0
                                    

Waktu terus berjalan, pesan apapun dari mereka, kader organisasi tidak ku gubris sama sekali. Aku lebih memilih sibuk dengan kuliah ku. Setelah itu tiba saat nya rapat akbar yakni penyampaian pertanggung jawaban setiap anggota. Aku sangat tidak sabar semuanya berakhir, aku sampaikan semua laporanku saat giliranku tiba.

Suasana hening ketika aku selesai menyampaikan laporanku. Lega, namun suasana seketika mencekam dan mengubah rasaku. Tiba-tiba ada salah seorang yang bertanya. Aku rasaitu tidaklah bertanya tapi mengkritik saja, aku menerima dan menanggapinya dengan apa adanya. Akhirnya aku benar-benar lega saat semuanya telah usai. Aku memutuskan untuk keluar dari ruangan itu lebih cepat karena ada jam kuliah.

Setelah semuanya usai aku mengganti nomor telfonku dan otomatis aku keluar dai semua grup chat di whatsapp. Namun aku meminta temanku untuk memasukkan aku digrup chat dimana aku masih ada amanah didalamnya. Pikiranku agak tenang tenang sejak aku mengganti nomor, sedikit sekali yang memiliki nomor telfonku yang baru ini. Selama itu aku merasa sembuh...

*Back of part*

Begitu aku telah menceritakan semuanya dengan kak Syifa. Ia pun memelukku untuk memangkan karena aku sudah menangis megap-megap.

"ya udah sekarang nuha udah cerita kekakak, manusia memang memiliki sikap egois namun Allah lah sang Maha membolak balikan hati hambaNya, jadi apa yang sudah alami itu adalah cobaan dari Allah, Nuha, inget berharaplah sama Allah. Beginilah sakit dan hancurnya kecewa ketika kita berharap dengan selain Allah" ucap nya sambil menangkanku

"iya kak. Terimakasih" ucapku tak kuasa menahan tangis

" Nuha amanah apapun yang datang ia tak salah baik itu dalam situasi apapun atau dalam memilih pundak. Dan kita bisa kok sesekali menolaknya karena keadaan yang tak memungkinkan untuk kita menjalaninya. Jadi kakak memahami yang Nuha rasakan, dan jangan sampai Nuha menjauh ataupun malah berhenti dalama jalan dakwah ini ya. Tetep kuat karena cobaan memang datangnya bisa dari mana saja,"

Aku hanya bisa mengganggu. Setelah itu aku pun merasa lega karena telah bercerita dengannya. Namun keputusanku tetep tak berubah untuk menolak amanah itu. Dan kak syifa pun memakluminya. Sejak aku bercerita dengan kak syifa aku mencoba menyapa teman-teman seorganisasiku kembali secara perlahan luka ini sembuh.

Aku menyadari ini semua adalah ujian dari amanah ku dan amanah tidak akan pernah salah. Setelah kita mengiyakannya dan mengembannya maka Allah akan menguatkan kita dengan cobaan dan ujian nya yang begitu menguatkan.

Selesai.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 13, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jangan Salahkan AmanahWhere stories live. Discover now