Kuat

43 0 0
                                    

Drrttt... Handphone ku bergetar, ternyata ada pesan whatsapp yang masuk. Aku pun mengambil handphoneku dari atas kasur. Rupanya pesan dari kakak murobbiku.

"assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh, apakabar dik?, kakak ingin nyampaikan sesuatu"

Aku membacanya dan sedikit menghela nafas, aku tak langsung membalas pesan itu karena ada perasaan tidak enakkan begitu mengganjal dibenakku. Aku menunggu 3 menit kemudian lalu aku balas pesan itu.

"waallaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh alhamdulillah kak, ada apa ya kak? "

Centrang dua

Setelah 5 menit aku menunggu. Kakak itu pun membalas lagi. Perasaan gugup tiba-tiba menghampiriku 'astagfirullah' gumamku.

"alhamdulillah.. Jadi begini ada yang ingin kakak sampaikan terkait amanah, barakallah wainnalillah dik Nuha diamanah menjadi... "

Tak selesai aku membacanya, hatiku sudah menghuru-hara. Aku langsung menyingkirkan handphone ku. Luka yang mendalam yang aku alami tak tau bagaimana cara menyembuhkannya. Ini adalah perangsang yang membuat luka itu muncul kembali.

Drrttrr... Handphone ku bergetar lagi, aku membuka layarnya ternyata kakak itu mengirim pesan kembali.

Aku membatin, berusaha menegaskan diri. Bahwa tak selamanya amanah harus diterima kita boleh menolaknya, karena kita sendiri tidak mampu mengerjakannya. Jadi aku harus menolakknya. Namun aku tertegun dengan pikiranku sendiri 'lalu apa alasannya'. Aku harus punya alasan yang kuat tapi apa?. Terlintas dipikiranku, bahwa aku harus menceritakan kejadian yang aku alami, kejadian yang membuat hatiku hancur. Saat aku berjuang sendirian mengemban amanah di lembaga dakwah itu sebelumnya.

Aku pun membuka pesan itu.

"jadi bagaimana dik?"

"bismillah, afwan kak, Nuha tidak bisa menerima amanah itu. Nuha akan jelaskan alasannya kenapa, tapi Nuha ingin kita bertemu dan membicarakan ini secara langsung" balasku.

Lima menit aku menunggu,akhirnya kakak itu pun membalas, dan aku pun buri-buru membukanya

"baik dik, gimana kalau hari ini juga kita bertemu? Kebetulan kakak lagi dikota, nanti kita ketemu didepan kampus adik ya. Jam 3" balasnya diakhiri dengan emoticon senyum

"Baik kak" jawabku

Aku pun langsung bergegas untuk bersiap-siap, dan waktu sudah menunjukkan pukul 14.30. Aku segera tiba dilokasi itu. Setibanya disana, kakak itu belum datang. Tak lama menunggu sekitar 10 menitan kakak itu pun tiba.

"Assalamuallaikum dik" ucapnya dari arah samping posisi aku duduk

"Waallaikumsalam kak" ucapku sambil salaman dan cipika-cipiki

Tiba-tiba perasaanku berubah, menjadi segan tak karuan dan tak mampu berkata apapun. Sudah lama sekali aku tidak berjumpa dengan beliau, setelah kejadian itu. Tapi aku mencoba untuk meyakinkan dan membiasakan diriku agar tetap mengatakan semua itu kepada beliau.

"nah bagaimana dik? Kenapa Nuha menolak amanah itu? " tanyanya sambil menepuk pahaku

"emm iya kak Nuha bakal cerita"

"iya Nuha harus cerita, kakak tau ada sesuatu yang terjadi dengan Nuha selama ini, sampai-sampai Nuha ngga ada kabar"

"Nuha bakal cerita semuanya kekakak, semoga Allah memudahkan lisan ini agar mengatakannya tanpa adanya dusta" ucapku

"aamiin" ucapnya sambil memandangiku

Jangan Salahkan AmanahWhere stories live. Discover now