Malam Minggu Kelabu ?

14 3 0
                                    

James Pov
Yeah sudah malam minggu dan aku masih disini dengan perasaan yang ga menentu. Haruskah ku angkat handphone ku kemudian chat ke Irene buat "menculik" dia dari kencannya dengan Nico ? Damn laki macam apa sih lo James, ngungkapin perasaan ke cewek aja ga berani, gagal mulu.

Irene Pov
Ahh..harusnya aku sekarang bersiap buat ngedate bareng James. Ahh..tapi itu juga kalo udah jadian. Itu juga kalo James beneran suka sama aku. James bodoh. Aku tuh sayang kamu.

Nico Pov
Ga apa-apa deh sekarang jalan sebagai teman sama Irene. Setidaknya bisa bareng Irene. Siapa yang tau ke depannya bisa berubah status.

James Pov
Kali ini biarkan kebodohanku yang menang. Berikutnya jangan lagi. Kelabu aja dulu malam minggu kali ini, berikutnya jangan.

"Bang, ga jadi nembak kak Irene ? Ga jadi nih bang ?" Sarah menghilangkan lamunanku.
"Kenapa sih ga ngetok pintu dulu bocah ?"
"Udah kali, elonya aja yang terlalu banyak ngelamun. Jadi ini ga jadi gitu nembak kak Irene ? Parah sih."
"Ga jadi nembak. Keduluan diajak pergi sama temen deketnya."
"Temen deket? Seberapa deket?"
"Sahabatan gitu. Deket banget pastinya."
"Ahhh payah ah abang. Ya udah temenin gue ke mall, mumpung Rei lagi ke luar kota. Bosen gue di rumah."
"Males gue dek. Diana aja sana diajak."
"Bang ini malam minggu dan udah pasti Diana ngedate ga kayak abang."
"Kampret ni bocah."
"Ayo bang siap-siap. Setengah jam lagi brangkat. Ga pake banyak alasan."
"Dek.."
Sarah berlalu tanpa mendengarlanku. Itu artinya aku harus segera bergegas daripada adek sebiji gue murka.

"Kita ngapain sih ini dek di sini ?" selidik James
"Liet-liet, makan, nongkrong. Intinya malam mingguan. Ngedate bareng."
"Jah ngedate sama elu dek."
"Makanya kalo ga mau sama gue ngedatenya, buruan jadian dong sama kak Irene. Parah sih jadi laki."
"Ehh kampret adek durhaka. Suka minta dikemplang ya."
"Ayo bang ke sana. Ada sale." Mendengar kata sale kaki James berubah lemes. Wanita dan sale bagaikan permen karet nempel di celana, susah lepas.

Satu jam berlalu dengan hasil buruan Sarah yang lumayan menguras kantongku. Iya kantongku terkuras. Untung sebiji doang punya adik.
"Makasi ya bang. Yuk makan. On me. "
"Akhirnya. Terima kasih Tuhan. Cobaan sale berakhir."
"Ishh..kok kampret. Ayok makan."

James dan Sarah menuju salah satu restoran Jepang favorit mereka.
Mereka memesan beberapa menu kesukaan mereka dan mulai menyantapnya.
Tidak berapa lama..

"James ?" suara halus favorit James terdengar.
"Irene ? Haiii... Ehh hai Nico." ekspresi wajah sumringah James berubah melihat Nico
"Sorry ganggu ya malam mingguannya?" Irene salah tingkah melihat Sarah
"Ohh kenalin adikku, Sarah. Sarah ini..."
"Hai kak Irene. Aku Sarah dan aku sudah banyak dengar cerita tentang kakak, dan wawww aslinya cantik banget." bibir Sarah saat itu ingin segera ditutup James
"Waduh ceritanya bagus ato ga nih? Dan makasi pujiannya. Aku ga nyangka kalo James punya adik secantik kamu."
"Bagus-bagus dong ceritanya kak."
"Ehemm...boleh anggap aku ada ga ?" celetuk Nico.
"Oh sorry bro, ini adik gue Sarah."
"Hai cantik."
"Hai bang. Kak Irene, bang Nico, baru masuk kan ? Kebetulan yuk gabung di sini aja. Iya kan bang ?" James yang sudah salah tingkah hampir tersedak minumannya sekarang akibat ucapan adiknya barusan.
"Ohh *uhuk-uhuk* yuk *uhuk* gabung *uhuk*" James membalas sambil terbatuk-batuk.

Akhirnya mereka bergabung satu meja dan makan malam bersama.

James Pov
Ya Tuhan makasi ya. Setidaknya ga kelabu-kelabu amat malam minggu aku kali ini. Anggap saja latihan ngedate bareng Irene walau ada si kampret Sarah dan Nico. Walau pada akhirnya ga bisa nganterin Irene pulang tapi aku senang ya Tuhan.

Irene Pov
Aku bahagia bisa ketemu kamu James. Semoga berikutnya bisa lagi, dengan status berbeda kuharap.

Nico Pov
Walau harus ketemu James tadi. Tapi aku bahagia Irene.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 09, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tentang KitaWhere stories live. Discover now