Chapter 9

46 4 0
                                    

H
A
P
P
Y
N
E
W
Y
E
A
R
.
.
.

Cerita ini belum di revisi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan dan ejaan yang kurang tepat.
Selamat membaca:))

------------------------------------------------------------

Author POV

    Sinar matahari yang tepat mengenai mata Celi membuatnya terpaksa untuk bangun dari tidurnya. Perlahan-lahan Celi membuka matanya sembari mengumpulkan kesadaran untuk segera beranjak dari ranjangnya. Ketika kesadarannya telah terkumpul sempurna, betapa terkejutnya Celi melihat ruangan yang ditempatinya sekarang bukanlah kamarnya.Celi mencoba mngerjapkan pandangannya berharap ini hanyalah ilusi nya saja.

     Sayangnya  ini bukanlah ilusi. Celi sadar ini bukanlah kamarnya. Sejak kapan kamarnya berproperti kuno seperti ini. Seingat dia setelah selesai mengerjakan tugas kuliah dia segera tidur di kamar tidurnya. Otak Celi berpikir keras berusaha mencerna apa yang sedang terjadi saat ini. Gadis itu merasa ada sesuatu yang salah dengan dirinya, terutama dengan tempat ini. Dengan ragu-ragu, Celi memberanikan dirinya untuk bangkit dari ranjang dan mencoba untuk keluar dari ruangan ini. Celi berjalan perlahan menuju sebuah pintu besar dengan ukiran kuno yang menghiasi pintu tersebut. Langkah kaki Celi seketika terhenti ketika gagang pintu di depannya bergerak pertanda bahwa ada yang akan masuk ke ruangan ini. Celi menanti sosok yang ada di balik pintu itu. Perlahan pintu mulai terbuka hingga menampakkan sosok pria bertubuh tegap dengan kulit pucat serta rambut hitam dengan baju layaknya seorang pangeran dan bau parfum maskulin yang cukup menyengat menusuk indra penciuman Celi. Pria itu sempat terkejut namun segera menetralkan dengan melemparkan senyuman  kepada gadis di depannya yang tak lain adalah Celi.

    Sungguh betapa terkejutnya Celi saat melihat sosok pria yang ada di depannya. Celi seketika terperangah dengan sosok yang sedang tersenyum manis kearahnya. Wajah dan senyum itu, dia mengenali pria ini.
    
“Bagaimana mate apa tidurmu nyenyak? Ku harap iya. Bersihkanlah dirimu, setelah itu pakailah pakaian yang ada di lemari. Aku akan menunggumu di depan dan yah simpan dulu semua pertanyaan yang ada dibenakmu. Semuanya akan ku jelaskan nanti.”

     Tanpa menunggu respon dari Celi, pria tersebut beranjak pergi meninggalkan Celi yang masih terpaku dengan sejuta pertanyaan yang ada di kepalanya.
    
“Mate? Apa ini?” Batin Celi.

     Celi segera membuyarkan lamunannya dan tanpa berlama-lama Celi langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah sangat lengket ini. Tak butuh waktu yang lama untuk Celi membersihkan dirinya.

     Setelah semua ritual mandinya selesai, Celi beranjak menuju lemari yang berada di sudut ruangan untuk mencari pakaian ganti. Lagi-lagi Celi dibuat terperangah dengan banyaknya pakaian mewah lebih tepatnya gaun yang bergantung rapi di dalam lemari. Setelah cukup puas memandangi satu-persatu gaun cantik yang ada di depannya ini, pilihan Celi jatuh pada gaun berwarna navy dengan panjang selutut yang dihiasi dengan motif bunga lily dengan kelopak yang diberi warna merah terang. Tanpa berlama-lama , Celi dengan cepat mengenakan gaun tersebut. Celi bergeser menuju meja rias yang tepat berada disamping lemari pakaian. Celi memandangi pantulan dirinya di depan cermin yang terlihat sangat pas saat mengenakan gaun pilihannya. Mata Celi beralih pada kotak sedang yang terletak di atas meja rias. Tangan gadis itu tergerak untuk membuka kotak tersebut. Isi dari kotak tersebut ialah seperangkat alat make up. Seketika Celi merasa bahwa sepertinya semua ini telah disiapkan  untuk dirinya. Semuanya semakin membuatnya penasaran.

MateWhere stories live. Discover now