Drunk

645 88 8
                                    


Aku benar-benar tidak tega membangunkanmu.

i love you,

Taeyeon.

Tidak bisa di bohongi bagaimana Tiffany sudah terasa begitu nyaman ketika bersama kekasihnya. Namun, bagaimanapun juga, ia ingin melihatnya lagi di setiap pagi. Jadi, ketika membaca surat itu yang di letakan kekasihnya di atas meja, ada rasa sedikit kesal namun, ia juga buru-buru untuk tersenyum ketika membaca kalimat akhirnya.

Taeyeon tidak pernah menjadi yang pertama untuk mengatakan cinta padanya. Jadi, suasana hatinya hari ini sudah lebih berwarna, terima kasih untuk kekasihnya.

Sial. aku lupa sekarang hari sabtu. Itu berarti, aku tidak akan bertemu dengannya dua hari. Yah. Bagaimana bisa?

Tiffany sempat terdiam sejenak karena pemikirannya itu.

Di pikir-pikir, aku belum pernah ke rumah Taeyeon sendiri. Bahkan, sedikit tidak adil jika dia sudah mengenal baik ibuku, tapi aku tak mengenal baik keluarganya.

Tanpa banyak memikirkan itu lagi, Tiffany segera berniat untuk mendapatkan alamat kekasihnya. Dia segera bertanya pada teman-teman terdekat Taeyeon yang ada pada contactnya.

Benar saja, mungkin dengan kepopulerannya. Dia dengan cepat mendapatkan apa yang dia inginkan. Kali ini, dia bermaksud untuk memberikan kejutan kecil untuk Taeyeon. Jadi, dia tidak mau memberitahukannya lebih dulu.

"Tiffany? kau sudah rapih jam segini? itu sangat bukan anakku."

Tiffany memutar kedua bola matanya mendengar itu, "Mom. Ini bukan pertama kalinya aku bangun pagi."

"Lihat siapa yang berbicara. Nona muda yang biasa terbangun saat makan siang tiba."Jawab ibunya terkekeh pelan, sementara anak gadisnya hanya bisa membuang napasnya pelan. Lalu bergabung di meja makan,

"Ayahmu pulang malam ini. Mungkin sekitar seminggu, lalu dia akan kembali lagi."

"Benarkah!? ASSA!"Ibundanya lagi-lagi hanya tertawa melihat reaksi putrinya.

"Kau mau kemana?"

"Aku akan mengunjungi Taeyeon."

"Ah, pas sekali. Mom memasak banyak hari ini. Sekalian, kita harus bersikap ramah juga pada keluarganya. Jadi kau bisa membawa rantang makanan itu. Berikan padanya dan keluarganya atas ucapan terimakasih."

"Of course."

____

Senyum Tiffany mengembang sembari menunggu pintu yang ada didepannya terbuka. Jujur saja, dia agak nervous sekarang. Ini pertama kalinya dia akan menemui keluarga Taeyeon juga. Atau dalam hal ini, Ayah tiri Taeyeon. Dia penasaran seperti apa keprawakannya. Dan yang paling penting, apakah dia akan memberikannya lampu hijau sebagai kekasih putrinya.

Itulah hal yang menjadi pertanyaan kini di kepalanya.

Namun, setelaj pintu terbuka. Dia justru menemukan kekasihnya yang kini menatapnya terkejut. "Tiffany!? apa yang kau lakukan disini?"

"Ak-"Belum dia menyelesaikan jawabannya. Taeyeon telah menarik satu tangannya untuk masuk. Sementara, Tiffany yang kini tersesat akan sikap kekasihnya yang tiba-tiba. Dia hanya bisa mengikuti kemana Taeyeon membawanya.

Dia memasuki rumah yang tidak terlalu besar. Sederhana, namun nyaman. Tetapi, rumah ini begitu gelap. Seperti tidak ada cahaya yang di izinkan masuk, kecuali bayangan dari beberapa jendela.

Mereka menaiki anak tangga sebelum akhirnya tiba di suatu kamar, yang Tiffany percaya adalah milik kekasihnya.

"Taeyeon-ah, ada apa?"

You, Again.Where stories live. Discover now