LIMA BELAS

471K 57.3K 12.5K
                                    

1000 vote + 1000 komentar untuk next!

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM @gang_diamnd BARU NETES BANGET!

* * *

Acara bazar di SMA Taruna Bakti hampir selesai. Karena tidak tahan dengan suasana canggung bersama Marvel, gadis yang sekarang mengikat kuda rambutnya itu berjalan mengitari sekolahan. Dagunya sedikit terangkat, memberikan kesan sombong pada dirinya.

Beberapa pasang mata memperhatikannya dengan berbagai macam tatapan. Ilona tidak peduli dengan sekitarnya. Menurutnya, makhluk-makhluk yang suka menggunjing dirinya di belakang itu sangat tidak berguna. Mungkin mereka iri karena Ilona dikelilingi oleh orang-orang yang mereka segani.

"Heh, lo!"

Itu Syeila, siswi paling sok-sokan berkuasa di sekolah mereka. Gadis itu datang menghampiri Ilona bersama satu temannya. Bukan. Lebih tepatnya babu.

Ilona memutar bola matanya malas. Harusnya ia tadi tidak pergi dari kantin. "Jangan halangin jalan gue. Gue males liat lo, bikin eneg."

Syeila membulatkan matanya. Ilona adalah musuh terbesarnya di sekolah. Ia tidak menyukai gadis itu karena selalu diprioritaskan oleh Areksa yang merupakan sosok cowok yang paling digandrungi satu sekolahan.

"Nggak usah belagu lo, otak minim!" ejek Syeila seraya mendorong dada Ilona dengan jari telunjuknya.

"Yang penting gue kaya, jadi masih ada yang gue banggain. Gue punya Areksa, gue punya Diamond yang selalu jagain gue. Daripada lo? Otak juga pas-pasan, cuma punya satu babu doang. Berharap mau lebihin gue? Mimpi lo!" balas Ilona dengan sarkas.

Syeila mengepalkan kedua tangannya erat. Ia menatap Ilona nyalang dengan gigi bergemelutuk menahan amarah. "BANYAK OMONG LO!"

Syeila hendak melayangkan tamparan, namun dengan cepat Ilona mencekal tangan gadis itu.

"Lo mau nampar gue?" Ilona berdecih pelan. "Gue yang bakalan nampar lo duluan!"

PLAK

Tamparan keras yang berasal dari telapak tangan Ilona itu berhasil mendarat mulus di pipi Syeila. Gadis berambut sebahu itu memegang pipi kanannya yang terasa panas dan perih. Kedua matanya berkaca-kaca, menatap penuh benci ke arah Ilona.

"Syei, lo nggak apa-apa?" tanya Jeji pada Syeila.

Tanpa diduga, Syeila justru menangis sekencang-kencangnya hingga membuat mereka menjadi pusat perhatian. Beberapa murid pun langsung mengerumuni ketiga gadis SMA itu.

"Dasar tukang drama. Udah tau gampang nangis, sok-sokan mau lawan gue. Tendang pala lo mampus!" Ilona bersedekap dada, menatap remeh ke arah Syeila.

Anjir tuh cewek, udah tau salah malah kagak minta maaf.

Ilona kan emang gitu orangnya, pengin menang sendiri.

Jangan kenceng-kenceng, pawangnya banyak.

Bohong jika Ilona tidak mendengar cibiran-cibiran itu. Tenang saja, itu tidak akan berpengaruh terhadap mentalnya.

"Kalau lo nggak mau gue hajar, jangan ngusik gue lagi. Paham lo?!"

Setelah mengatakan itu, Ilona pergi dari kerumunan dengan wajah sangarnya. Tapi sialnya, jalannya dihadang oleh Bu Kaina. Sepertinya guru itu melihat aksi Ilona tadi.

"Ikut ke ruangan saya sekarang juga!" titah Bu Kaina yang mau tidak mau harus Ilona turuti.

♥ ♥ ♥

AREKSAWhere stories live. Discover now