TIGA PULUH SEMBILAN

358K 48.5K 16.1K
                                    

Yang Baca Cerita Ini Wajib Follow Instagram :

@areksa.drgntr
@queenilona_ladeika
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12

4000 vote + 5000 komen untuk next!

Komen tiap paragraf, ya! 😍

ABSEN DULU PAKAI INISIAL NAMA KALIAN!

Note : Part ini agak meresahkan.

****

Seano semakin mempercepat laju motornya saat yakin kalau ada dua orang yang mengikutinya dan Ilona. Cowok itu membawa motornya dengan begitu lincah hingga membuat Ilona berdecak kagum di saat-saat genting seperti itu.

"Lo kenal mereka siapa, Be?" tanya Ilona dengan suara yang sedikit dikeraskan.

"Enggak," balas Seano masih tetap fokus berkendara.

Ilona berdecak sebal. Gadis itu menoleh ke arah belakang untuk melihat dua orang lelaki yang tengah berboncengan itu. Kedua mata Ilona menyipit untuk melihat dengan jalas wajah mereka berdua.

"Mereka pakai masker. Jangan-jangan begal," gumam Ilona yang masih mampu didengar oleh Seano.

"Bukan begal anjir." Seano menarik gas motornya dengan kuat. Kecepatan laju motor cowok itu berada di atas rata-rata hingga membuat Ilona yang duduk di belakang refleks memejamkan mata. Kedua tangannya mencengkeram erat jaket milik Seano.

"Nggak usah takut, Na. Lo aman sama gue," ujar Seano untuk menenangkan Ilona yang terlihat sedikit takut dengan cara berkendaranya.

"Gue nggak mau ketabrak tronton, Be. Nanti yang ngurusin Bobo siapa?"

"Berisik. Diem lo," balas Seano yang membuat Ilona langsung menutup rapat mulutnya.

Beberapa kali Seano menoleh ke arah belakang untuk memastikan apakah dua orang lelaki yang tengah mengikuti mereka itu masih ada di belakang mereka atau tidak. Seano berdecak malas karena matanya masih menangkap kalau dua orang itu masih berada tidak jauh dari belakang mereka.

Kedua mata Seano menatap sebuah gang kecil di hadapannya. Dengan sangat mendadak, cowok itu membelokkan motornya masuk ke dalam gang kecil itu hingga membuat Ilona hampir saja jatuh ke samping kalau tidak dengan segera memeluk erat tubuh Seano.

"Pelan-pelan, Goblok. Kalau gue mati gimana? Lo mau ikut?" gerutu Ilona merasa kesal.

Seano terlihat tidak peduli. Cowok itu mulai memelankan laju motornya setelah dirasa dua orang tadi tidak mengikutinya. Napasnya berembus lega. "Mereka udah nggak ada, Na."

Mendengar perkataan dari Seano membuat Ilona langsung menoleh ke belakang untuk memastikan. Benar apa yang cowok itu bilang. Dua orang yang mengikutinya tadi sudah tidak ada di belakang mereka.

"Kenapa kita nggak lawan mereka aja? Satu lawan satu. Mereka kan cuma berdua."

Seano menyikut perut Ilona pelan. "Lo gila? Mereka nggak mungkin cuma berdua. Kalau gue sendirian sih nggak apa-apa. Gue bawa lo, Na. Anak orang. Ya kali gue ajak berantem."

"Ngeremehin gue? Denger, ya, Boncabe. Jangan pernah anggep gue sama kayak Syeila. Berani di mulut doang," balas Ilona tidak terima.

"Gue cuma nggak mau lo kenapa-kenapa. Lo baru keluar dari rumah sakit, emang mau masuk sana lagi?" balas Seano.

AREKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang