2

13 0 0
                                    


"aku sayang sama kamu"

"tapi kamu selalu kaya gini, raka"

"maaf aku yang selalu sibuk dengan dunia ku sendiri, maaf atas segala hal tentang kamu"

"aku gabisa... aku cape"

Drrtt.. drrtt..

Aku pun terbangun dan mematikan alarm bising itu. Mimpi itu lagi. Tak perlu diingat kejadian apa setelah itu, atau akan menyesalinya seumur hidup.

08191*****

Selamat pagi, dokter raka

Raka purnama

Siapa?

08191*****

Ini dokter abel, yang kemarin bertemu dikantin.

Saya dapat nomor dokter dari grup

Raka Purnama

Ada apa?

Abel

Memang semua dokter sedingin ini ya?

Saya cuman mau memberi kabar, bahwa nanti

sore ada operasi dan kita berdua yang handle

Raka purnama

Tapi belum ada pihak rumah sakit yang

kabarin saya.

Abel

Saya.. tidak tau

Apa? Sama dia? Sama wanita berbola mata itu? Oh shit.. ternyata ada telepon 5x dari rumah sakit dan tak satupun aku angkat.

Aku pun merebahkan diri di sofa dalam ruanganku. 3 jam operasi kali ini sungguh melelahkan, apa karena aku banyak pikiran?

Tok.. Tok..

"masuk"

"dokter raka?" ucap wanita dibalik pintu itu. Dia lagi...

"ada apa bel?"

Ku lihat nametag dijas putih nya, oh ternyata nama aslinya Nabella.

"aku, ganggu?"

"tidak. Ada apa"

"aku kan dokter baru disini, boleh temani aku keliling rumah sakit?"

"kenapa tidak sama dokter lain saja?" sebuah penolakan tanpa basa-basi

"tapi.. dokter yang hampir seumuran denganku dalam spesialis yang sama hanya dokter raka" jawabnya menatapku. Tak usah menatapku, ko mohon

"ka, hayu main itu"

"ga. Aku bilang engga ya engga. Aku gamau naik itu"

"tuh kan, selalu aja gamau"

"ya aku emang gamau"

"kamu egois"

"terserah kamu"

"raka? Raka!" ucap seseorang yang memukul pundak ku

"hah? Apa?" jawab ku terengas engas. Bayangan itu perlahan mulai bermunculan lagi

"kamu ngelamun ya? are u okay?"

"bel, kayanya aku gabisa nemenin kamu keliling rumah sakit. Aku harus pulang, harus istirahat"

"oh, oke. Mungkin lain kali"

"sorry"

Perlahan mimpi-mimpi itu kembali datang. Namun secara acak. Ayo tenang raka.. tenang... kamu gamau hidupmu hancur lagi kan, setelah kamu berusaha memperbaiki semuanya.

Jika pelangi datang ketika hujan dan memberikan sinarnya, aku akan membenci hal itu. Atau bisa saja aku satusatunya orang yang membenci pelangi dimuka bumi ini. Jika setiap wanita menyukai bunga mawar, aku akan membencinya. Untuk apa menyukai bunga yang sebetulnya menyakitkan karena durinya jika kita tidak berhati-hati?

Dan itulah aku, aku sosok mawar yang indah dihadapanmu namun juga sosok duri jika kamu tidak berhatihati. Seandainya waktu dapat diulang, aku akan menjadi bunga plastic yang indah yang akan menemanimu setiap saat, karena bunga plastic itu tidak akan mati. Seandainya waktu dapat diulang... aku akan memperbaiki semua sikapmu, demi kamu.

*****

ABEL POV

Hari ini dokter raka ga masuk kerja, apakah dia libur? Atau memang dia sedang sakit garagara kejadian kemarin?

Ku ambil ponsel ku dan membuka aplikasi media sosial, Raka Purnama. Ada satu foto yang cukup menarik perhatianku saat ini. Kamu.. sepertinya aku menemukan orang yang tepat.

Surat itu.. surat yang cukup membuat kenangan dalam hidupku saat ini.

"aku akan datang saat pekerjaanku sedang libur, dan ku ceritakan semuanya padamu. Bahwa aku bertemu dengan Raka Purnama" ucapku dan memejamkan mata, membebaskan diri ini untuk hanyut terbawa sunyi nya malam.

DUA BOLA MATAWhere stories live. Discover now