19. The perfect colab.

23.3K 2K 433
                                    

"So.... Aku bisa sampai di babak semi final ini,sementara sahabatku George dan peserta yang lain tidak bisa..." ucapku sedih pada kamera yang ada di meja hadapanku.

Yeah..aku sedang membuat video diary untuk minggu ini. Dan jika minggu-minggu sebelumnya aku melakukan ini dengan Acacia dan George,kali ini aku melakukan nya sendirian.

Kuberitahu,rasanya jauh lebih menyenangkan jika membuat video diary bersama-sama daripada sendirian seperti ini.

"God...rasanya sepi sekali di rumah ini. Disini mungkin masih ada Supergirls dan Kevin,tapi aku tetap saja merasa kesepian.." ucapku lagi. "Aku sangat merindukan teman-temanku.."

Aku menarik napas dan berusaha tersenyum.

"Tapi tak apa,jika aku masih bertahan di babak ini,maka kurang dua minggu lagi dan acara ini akan berakhir. apapun masa depan karir ku,aku yakin bahwa George dan Acacia juga memiliki karir yang besar suatu saat nanti. aku yakin mereka pasti akan menyanyikan lagu yang indah dan mereka akan mengeluarkan album suatu saat nanti." Aku tersenyum dan merogoh kantungku,mencari kertas yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus ku jawab di sesi video diary kali ini.

"So,aku akan memulai untuk menjawab pertanyaan pertama...."

Dan dengan begitu,aku pun menghabiskan waktu satu jam untuk streaming dan kemudian aku memutuskan untuk keluar rumah bersama Niall.

****

"Kau sudah menemukan yang ku cari,Ni?" Tanyaku ketika memasuki mobil Niall,ia melepas kaca mata hitamnya lalu menatapku sambil nyengir.

"Wah... Nice to meet you too,Skylar." Ucapnya sarkas,aku hanya tertawa dan kemudian mengecup pipinya.

"apa sekarang kau bertambah senang karena sudah bertemu denganku?" Tanyaku,ia tertawa renyah.

"Sangat senang." Jawab nya. Ia kembali memakai kaca mata nya dan kemudian menyalakan mesin mobil.

"Dan untuk menjawab pertanyaanmu,ya,tentu saja aku menemukan nya. Apa sih yang tak bisa ku lakukan?" Ucapnya penuh percaya diri.

"Ah...andai saja rasa kepercayadirianku sebesar dirimu." Ucapku dramatis,membuat Niall tertawa kecil.

"Whatever. Kita berangkat sekarang?" Ia membalikkan badan ke samping,menghadap diriku dan memasangkan sabuk pengaman ku.

Kebiasaan..

"Yeah..let's go." Jawabku ketika ia sudah selesai memasangkan sabuk pengaman itu,ia tersenyum dan mengecup bibirku cepat,membuatku ikut tersenyum.

kemudian ia menjalankan mobil,menuju tempat dimana orang yang kucari berada.

*****

"Kau yakin ini tempat yang benar,Ni?" Tanyaku pada Niall ketika kami berjalan memasuki gedung besar ini.

"Yakin." Jawab Niall mantap,ia terus menggandeng ku menuju meja resepsionis dan kemudian berhenti disana.

Ia bertanya kepada seorang ibu paruh baya yang sedang bekerja,dan tak lama kemudian ibu itu membimbing kami ke suatu ruangan pavilion, dimana semua berisi anak kecil yang sedang dirawat disana.

"Itu dia anak yang sedang kau cari,yang bersama suster berambut hitam itu." Ucap ibu itu sambil menunjuk ke suatu arah dimana ada seorang anak lelaki yang duduk di kursi roda,dan suster berambut hitam sedang berjongkok di depannya.

"Dia yang bernama Toby." Ucap ibu itu sambil tersenyum,membuatku ikut tersenyum.

"Terima kasih banyak." Ucapku,si ibu mengangguk sambil tersenyum,dan kemudian ia pamit untuk kembali ke tempatnya.

The Story of my LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang