3. Ada Monster Di dalam Diriku

73 3 2
                                    

Kursi tempat ku bersandar disebuah pinggir taman menjadi saksi bisu atas janjiku, ya janji kepada diriku sendiri, janji akan mencintai diri sendiri, lebih menghargai hidup, janji akan menghapuskan rasa dendam dan sakit dihati, janji akan mengiklaskan dia yang telah menyakiti, dan memaafkan diri sendiri.

2 bulan penuh setelah terhitung kejadian naas yang menimpah diriku dan akhirnya aku diterima juga disebuah perusahaan baru yang akan menjadi tempat ku untuk mencari makan, di bandingkan pekerjaan lama, kerjaan baru ini layak di sebut sorga ala dunia, atasannya baik, teman-teman baru welcome semua, bekerja disini seperti tidak ada tekanan, walaupun gajinya tidak sebesar di tempat kerjaan yang lama tapi masih bisa menyisihkan sedikit untuk uang tabungan.

Tidak jauh dari taman ada penjual es buah di seberang jalan sedang menjajakan dagangannya, dengan merasa lega saya pun bergegas berdiri dari tempat duduk untuk membeli es buah tersebut. Hanya beberapa langkah saja saya beranjak tiba - tiba perhatian ku teralihkan oleh suara yang begitu mengganggu di telingaku.

"nguaeonggggarrrgggg nguanggggg" aku pun segera mendekat kearah sumber suara tersebut, terlihat seekor kucing yang malang dengan kedua kaki belakang diikat dan di gantung di sebuah pohon rindang mengemis belas kasihan kepada segerombolan pemuda yang terlihat ketawa ketiwi menikmati momen tersebut. "berani bertaruh mereka pasti anak remaja nakal yang sanggup mengancungkan jari tengah kepada bapaknya ketika bapaknya membelakanginya" gumanku dalam hati. Beberapa saat kemudian terlihat seorang pemuda memegang sebilah pisau cutter sambil menari - menari bak bapak - bapak yang hendak menyawer biduan dangdut dan tidak lupa dengan ketawa menjijikannya. Semakin pemuda itu mendekat, terlihat kucingnya menghentak - hentak ingin kabur, sepertinya mereka ingin mengkuliti sang kucing dengan hidup - hidup.

Sejujurnya aku tidak bisa melihat pemandangan yang seperti itu, hati ini rasanya seperti di iris - iris dan di tetesi dengan asam cuka dan saya yakin aku juga orangnya sangat peduli, tapi menegor mereka saja saya tidak punya keberanian apalagi untuk menghentikan aksi brutal mereka tersebut.

"maafkan saya kucing yang malang" hanya kata itu yang bisa ku ungkap kan dalam hati, saya pun bermaksud untuk berpaling dan berpura - pura tidak pernah melihat kejadian tersebut. Tapi saat aku memalingkan wajahku, tak sengaja aku melihat mata si kucing, mata yang memiliki seribu makna yang tidak bisa ku terjemakan.

Tapi satu hal yang ku tahu sang kucing itu sangat berharap padaku, selama ini jika aku melihat hal yang seperti ini aku langsung menghindar karena aku tidak sanggup, saat aku melihat pengemis duduk di jalan sambil memohon sedekah dari orang - orang lewat, saya membiarkannya, walau hati ini teriris - iris. Saat aku melihat orang menjambret saya biarkan dan pasra terhadap takdir. Yang paling menyayat hati saat aku melihat seekor anjing di pinggir kali dengan kaki belakang sebelah kanan putus dan terlihat tidak berdaya sesekali merintih kesakitan, saya biarkan juga karna aku takut, tapi tidak tau apa yang ku takutkan.

Tapi tidak untuk kali ini, saat ingin mencoba untuk kabur saya merasa ada sesuatu yang besar dan kuat di dalam diri ini, mata baru ku yang kurang lebih 2 bulan di transplasikan terasa panas dan mengalir kesekujur tubuhku.

"sudah cukup selama ini aku menjadi seorang pengecut, aku benar - benar percaya diri sekarang, aku tidak akan membiarkan ketidakadilan di depan mataku"

Seketika aku melesat sangat cepat menuju kerumunan remaja sampah tersebut, pandangan ku tidak luput dari pemuda yang memegang pisau itu.

"brakk" tanpa dia sadari kaki ku sudah mendarat tepat di pipih kanannya dan dia pun tersungkur ke tanah. Dengan cepat aku memotong tali yang mengikat kaki si kucing dan menjauhkan dia dari sampah - sampah tersebut.

"kau mau di kuliti juga ?" tiba - tiba terdengar suara menyolot salah satu dari mereka, belum sempat aku menjawabnya tiba - tiba beberapa dari mereka menyerangku bersamaan, tidak tau kenapa mereka seolah menatap ku dengan tatapan marah bercampur rasa takut. Dengan gaya ala capuera dengan begitu mudah aku menjatuhkan mereka satu persatu ketanah hanya mengunakan

kaki saja. tidak bisa dipercaya kalau saya bisa mengalahkan sekumpulan anak remaja yang nakal dengan sebagaian dari mereka memiliki fisik yang jauh lebih besar dari saya.

Aku semakin yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan diriku saat mendengar seseorang dari kerumunan banyak orang yang dari tadi melihat aksi ku tersebut berkata "waw lihat sebelah matanya sangat keren, berwarna hijau menyalah" seketika aku memegangi mata kiriku yang dari tadi terasa panas dan nyutnyutan. " ini syuting atau betulan berkelahi sih, soflens nya dapat dari mana ya keren sekali" tambah seseorang lagi. " di toko online banyak" jawab ku dengan ketus sambil berjalan setengah berlari menuju parkiran dan meninggalkan kerumunan tersebut.

Sesampai di kost an aku terduduk seakan tidak percaya apa yang baru saja ku alami, di mataku masih terbayang mata warna hijau yang pekat menyala saat aku menghadapkan wajahku di spion sepeda motor ku tadi. Perasaan ku seperti nano - nano saat ini, aku sangat senang, bahagia, aku mendapat kan kekuatan yang selama ini hanya ada di khayalanku, sesekali mencubit pipi dan tanganku untuk meyakinkan diri bahwa ini benar- benar nyata bukan mimpi. Tapi disisi lain aku sangat takut karena tidak tahu siapa yang mendonorkan matanya kepada diri ini dengan Cuma -Cuma. Seketika darah ku tersentak saat membuka media social di smartphone ku, tidak butuh waktu lama video aksi penyelamatan kucing sore tadi sudah beredar di dunia maya.

Banyak orang yang memuji aksi hebatku tersebut, dan berkat video yang beredar itu saya pun mendapat undangan dari putih merah, sebuah acara talk show di stasiun tv swasta. Saat ada orang mempertanyakan mata ini, saya hanya menjawab " aku suka warna hijau dan saya terinpirasi dari hero di film - film dengan kekuatan matanya, sebenarnya selama ini saya berlatih keras untuk melatih fisik dan mental saya, sehingga aku bisa mengalahkan remaja - remaja bandal itu".

Tidak ada satu orang pun yang tahu tentang mata ini, aku sangat merahasiakannya dari siapapun walaupun sebenarnya aku tidak yakin.

***

"Ternyata para iblis itu telah berhasil menemukan sarang untuk mukos, sunggu bidadab, mereka serius ingin mengacaukan dunia ini" pinta seorang pria yang memiliki badan besar tapi sudah agak berumur sambil meneguk sake yang ada ditangan keriputnya dengan dahi mengerut . "ayah kita harus secepatnya menemukan pemuda itu, sebelum semuanya benar - benar kacau" jawab seorang gadis yang cantik dengan nada khawatir.

"hanabi ! segera berkemas, malam ini juga kita terbang ke Indonesia".

Left EyeWhere stories live. Discover now