4. Mimpi atau nyata ?

26 3 4
                                    

Di atas kasur yang usang berwarna kecoklatan aku terlentang sambil merenungi apa yang telah saya alami belakangan ini, aku benar benar penasaran siapa yang mendonorkan matanya kepada saya.

" Ini semua tidak lah benar, pasti ada alasan besar di balik semua ini, apa yang harus saya lakukan ?" Hati ku membatin, Apa aku sebaiknya menceritakan ini ke pada osven ya ? Agar otak ini lebih rileks, tapi aku belum siap menjadi bahan berita.

Dan akhirnya aku memutuskan main game saja di smartphone, dan ingin melupakan semuanya walau sejenak saja.

Setelah putus dengan mantan pacar, saya kembali ke dunia ku semula, seorang yang introvet akan sangat senang menyendiri, main game adalah kegiatan yang sangat ku senangi untuk menghabiskan waktu, tidak akan ada orang yang percaya saat aku bilang pernah main game bergenre MOBA sebanyak 24 jam saking senangnya bermain game itu.

Sepertinya main game juga membutuhkan ketenangan, setelah menekan tombol keluar dari permainan, saya berusaha memejamkan mata dan meletakkan satu tangan di atas kepala, itu posisi tidur ku yang sangat rileks

Hanya berselang waktu singkat, seketika aku membuka mata dengan cepat, sepertinya aku tidak boleh terlalu lama bersantai seperti ini, dengan sigap aku bangun dari tempat tidur dan memfokuskan konsentrasi ke mata kiri ku, aku ingin tau bagaimana cara menyalakan mata ini seperti saat kejadian viral sebelumya, tapi tidak bisa, berbagai cara ku lakukan tapi semuanya sia sia.

Saya pun memutuskan untuk mencoba dengan cara yang ekstrim yaitu mencoba memposisikan diri dalam bahaya, membuka pintu melesat mengendarai sepeda motor dengan kecepatan penuh.

Dengan mengenakan jaket dan celana hitam dan masker hitam pula saya pun berniat mencari geng motor yang akhir2 meresahkan warga dan berharap ketika bertarung nanti aku bisa mengaktifkan mata ini.

Waktu 3 jam telah ku habiskan keliling kota medan untuk mencari keberadaan mereka namun asap knalpot mereka pun tak terlihat, berhubung udara di luar kian makin menusuk ke pori - pori aku pun berniat menyudahi saja,

Saat di perjalanan menuju ke kost saya merasakan ada sesuatu yang terus membayangi dari belakang, sesekali aku menoleh untuk memastikan apa yang membuat feeling ini kacau, tapi tak terlihat sesuatu yang mencurigakan,
" Mungkin perasaanku saja" cetus ku dalam hati, " lagian aku malah senang jika seandainya ada sesuatu yang membuat mata ini aktif.

"Bruuuuaakkkdaaaarr" suara terakhir yang terdengar oleh ku sebelum diriku tersadar di sebuah ruangan yang begitu asing, beberapa kali aku berkedip kedip untuk menyesuaikan mataku dengan Cahaya di ruangan tersebut, belum juga penglihatan ku pulih seratus persen, seketika perhatianku tertuju ke sebuah pintu besi yang berbunyi " kuchassssss" diiringi dengan asap.

"Selamat pagi dirgo, sepertinya aku menggangu istirahat mu yang berharga" Sahut seseorang yang keluar dari pintu tersebut, dengan rasa kaget yang penuh kebingungan aku berusaha berdiri namun tubuhku di tahan oleh sesuatu yang berbentuk sabuk dan terikat pada tempat tidur yang bisa di tekuk, seperti layaknya tempat tidur pasien di rumah sakit.

"Siapa kau ?, Aku dimana ?, Lepaskan aku " dengan nada gemetar aku melontarkan kalimat tersebut,
" Tenang kan dirimu anak baik, tidak sopan bicara begitu terhadap calon keluargamu, calon ayahmu" dengan santai sambil senyum licik lelaki paruh baya itu membalas pertanyaan ku tersebut yang membuatku semakin gemetaran.

Aku benar benar ketakutan sekarang, keberanian yang kudapat malamnya untuk mencari sumber bahaya sirna seketika, yang terlintas di benakku hanya untuk lepas dari tempat tidur yang entah apa namanya ini dan berusaha kabur dari situasi sial ini, sesekali aku menggerakkan tubuh ku berusaha melepaskan diri dari ikatan ini, namun itu tidak mengubah apa pun.

" Tenang saja nanti juga kamu akan terbebas, tenangkan diri mu dan nikmati situasi ini" tiba tiba pria sialan itu bicara lagi sambil melangkah kearah pintu dan meninggalkan ku sendiri lagi di ruangan ini.

"Tunggu pak tolong lepaskan aku dulu" rintihku memohon sambil menangis, tapi sama sekali tak dipedulikan, sudah kuduga ada yang tidak beres dengan semua ini.

***

Akhirnya sosok yang kutunggu tunggu dari tadi muncul juga, dr. Grico adalah tokoh yang berperan penting untuk melancarkan rencana gilaku yang telah ku susun dalam beberapa tahun terakhir ini, nama ku Falco pemilik perusahaan yang cukup maju di negeri ini.

" Bagaimana Dok, apa sudah bisa kita panen ? " Tanyaku kepada pria tua itu sambil berjalan kearah nya, dengan senyuman penuh misterius dia pun menjawab " jangan terlalu tergesah gesah" sambil menuntunku ke ruangan kerjanya.

Setelah masuk di ruangannya tempat kami biasa berdiskusi dalam sebuah kerja sama, dia menyuguhkan ku sebuah gelas berisi kopi hitam pahit sebagai komposisi agar memperlancar pembicaraan ini.

" Ada berita baik dan berita buruk " tiba tiba pria tua itu membuka pembicaraan, " katakan berita buruknya dulu" sahut ku dengan penasaran, " berita buruknya kau tidak akan bisa mengendalikannya, dia dapat sadar sebelum waktunya sadar, padahal dosis bius yang kita suntikkan begitu kuat, kita bisa bayangkan seberapa kuat tekad pemuda tersebut, mungkin itu sebabnya dia bisa mengaktifkan mukos tersebut".

" Lantas apa berita bagusnya" tambah ku dengan nada agak meninggi , pria tua itu pun kembali tersenyum sinis dan menjawab " seperti yang telah kita tahu bahwa matanya sudah pernah aktif, oleh sebab itu kita hanya mengambil matanya pada saat aktif dan mentransaksikan nya ke wadah baru",

Sejujurnya aku tidak begitu senang mendengar penjelasan dr.falco tersebut, tapi biar bagaimanapun aku ingin semuanya berjalan lancar.

Belum lagi aku siap berfikir seketika si pria tua itu berkata " Carikan aku manusia kuat agar ku modifikasi menjadi wadah baru yang dan menurut kepadamu seperti seekor anjing yang setia kepada tuannya" .

" Tapi kita butuh waktu untuk itu semua,, dan bagaimana dengan pemuda itu ? Apa kita bisa menahannya lebih lama lagi ? " Tambah ku dengan cemas, "kita tidak akan menahannya, kita akan melepaskan nya dulu sampai wadah barunya telah siap di transplasikan" balasnya dengan nada santai.

" Haaaa ? Apa kau sudah gila ? Bagaimana jika dia lapor polisi ?"
Sahutku dengan kebingungan
" tenang saja Falco percayakan saja kepadaku, itu semua sudah ku buatkan skenarionya" tambah pria itu sambil berdiri dan menepuk bahuku seakan ingin meredahkan kecemasan yang dari tadi tersirat di wajahku.

***
Hidungku merasakan bau yang agak menyengat saat aku mulai membuka mata secara perlahan, dengan gerakan cepat dan refleks saya pun berdiri sambil melompat kecil dan seakan ingin melepaskan sesuatu dari tubuh ini, saya begitu senang dan tidak henti hentinya mengucap syukur kepada Tuhan karena apa yang saya alami yang begitu nyata ternyata hanya lah mimpi saat aku pingsan.

Sepeda motor ku yang belum lunas cicilannya terlempar cukup jauh dari jalan raya tepat aku berada di sampingnya, sebagian bensin keluar dari tangki mengenai wajahku memar akibat kecelakaan tadi malam yang entah bagaimana kronologinya.

Tapi masa bodoh lah, Yang penting sekarang aku sudah tersadar dari mimpi buruk itu dan ingin pulang membersihkan diri secepatnya, sudah terlalu lama aku pingsan di pinggir hutan ini.

***
"Anak yang baik eheheheheh"

Left EyeWhere stories live. Discover now