1. Di tepi jurang

138 6 11
                                    


Sepanjang jalan masih terlintas dipikiranku tentang kejadian siang di tempat kerjaan tadi, aku tidak habis pikir bisa-bisanya saya salah memasukkan data hasil analisis acid value di quality window sehingga membuat orang proses meng adjust material dengan jumlah yang tak seharusnya dan akibatnya hasil produk yang di produksi jadi berantakan.

Oh ya perkenalkan nama saya dirgo saya adalah seorang analyst diperusahaan swasta di bidang oleochemical, kegiatan sehari-hari saya ya men cek sample, berkat kejadian tadi siang saya berhasil mendapat SP 1 dari manager kami yang baik hati dan cantik ehh sory saya salah ucap maksud saya manager yang sangat galak dan judes saya tidak pernah absen jadi korban ocehan nya setiap hari, seperti makanan tambahan untuk ku, di tambah lagi saya orangnya cukup ceroboh, lambat kerja, kurang focus, sudah lama saya ingin keluar dari tempat tersebut, tapi mau bagaimana lagi demi perut yang sejenggkal ini terpaksa harus di jalani

Sebenar nya hari ini adalah jadwal lembur ku, tapi berhubung karena suasana hati yang sedang kacau tak karuan aku meminta tolong kepada rekan kerja agar mau menggantikan saya. kadang saya membayang kan bagaimana reaksi sang menager ketika saya menghempaskan sebuah amplop yang berisikan surat resign diatas mejanya dan saya pun langsung duduk di dikursi sembari mengangkat kaki kemeja, khayalan konyol itu jadi hiburan tersendiri bagi ku.

Seketika saya berhenti dari pikiran jahatku saya baru ingat bahwa hari ini saya ada janji kencan dengan cindy sang kekasih hati, aku pun tidak sabar ingin memberi dia kejutan karena saya datang lebih awal dia pasti sangat senang, tanpa pikir panjang aku langsung tancap gas menuju minimarket dan membeli coklat kesukaan nya. Yang tadinya badmood tingkat dewa tiba - tiba hilang di hempaskan oleh rasa ingin bertemu dengan cindy, sepanjang jalan menuju kost nya aku begitu bahagia, menerka - nerka seperti apa reaksinya nanti.

Setiba di depan kostnya aku diam dan mengendap - endap seperti detektif yang sedang menyelidiki suatu kasus dan berharap target tidak menyadarinya, kelihatan pintu kostnya tertutup mungkin dia sedang nonton, atau sekedar main gaged, kebutulan pintu kostnya tidak di kunci dan tangan ku pun tergerak sendiri.

"Darrrrrrr" suara pecah menyelimuti se isi kamar kost annya, berharap dia kaget dan membuat dia jenggkel, yap betul sekali dia kaget terlihat jelas dari ekpresi wajah nya yang pucat fasi, tapi sayangnya bukan hanya dia saja yang kaget, belum lagi mulut ku tertutup rapat, tiba - tiba aku terdiam dan tercengan, tidak percaya akan apa yang ada di hadapanku, seolah - olah atmosfir terasa sangat panas, seakan matahari jatuh, jantung memompa darah yang medidih sampai ke ubun - ubun.

Dia yang selama ini yang ku sayangi, dia yang selama ini mensupport aku dalam keadaan apa pun, orang yang kuharapkan menemaniku sampai akhir hayat, aku masih tidak percaya tapi sudah di depan mata kepala ku sendiri bermesraan dengan lelaki lain. Sembari membendung ari mataku yang hamper jatuh, Tanpa satu kata pun aku menghampiri lelaki tersebut yang dari tadi masih terdiam melihat kedatanganku.

Aku menarik poninya yang begitu alay dengan cepat melayang kan pukulan tepat di hidungnya berkali - berkali tanpa memberi peluang dia untuk menyerang balik, posisinya yang duduk bersandar ke dinding sangat pas untuk melayangkan tendangan lutut tepat di wajahnya, dan berhasil mengeluarkan cairan merah dari hidungnya, karna postur tubuhnya yang lebih besar dariku tiba - tiba dia berhasil bangkit dan menghempaskan ku begitu saja ke lantai dan cabut tanpa pamit.

Suasana yang hening tiba - tiba terpecah oleh isak tangisan seseorang kita sebut saja dia bidadari yang terjatu karena penghianatannya, saat aku hendak beranjak dari tempat neraka tersebut tiba - tiba dia menarik tanganku dan ber sujud dengan posisi di tetap ku belakangi " Tolong maafkan aku, aku tidak bermaksud menyakiti mu aku hanya merasa sedikit bosan tadi, tolong jangan tinggalkan aku aku sangat menyayangi mu" begitulah kata - kata yang keluar dari mulut mungilnya sembari air matanya membasahi hampir seluruh wajahnya.

Tanpa melirik sedikit pun ke arah belakang " maaf kan aku tidak bisa menjadi seorang yang engkau harapkan dan terimakasih untuk semunya, good bye my cindy" setelah kata2 itu terucap aku tidak sanggup lagi membendung air mata ini, dengan berusaha tegar aku melangkah keluar menuju sepedar motorku di depan kost nya, sepanjang jalan aku masih tidak percaya atas kejadian hari ini, seperti tidak terasa nyata aku hanya berharap sedang bermimpi.

Aku seperti kehilangan semangat hidup aku tidak mempedulikan apa pun saat ini, selama ini aku berusaha bertahan demi dia begitu banyak tekanan yang kurasakan di kerjaan tidak ku hiraukan hanya semata - mata buat masa depan bersama dia, tapi semuanya telah sirna aku sudah tidak peduli lagi.

Tanpa pikir panjang aku pun resign dari kerjaan setelah semuanya serah terima dengan pihak perusahaan aku pamit kepada semua rekan - kerja mulai dari bawahan sampai managerku, sangat disayangkan rencanaku untuk memaki managernya tidak tereleasasikan. Disatu sisi aku legah tidak ada lagi tekanan dari manager gilak itu, disisi lain aku bingung mau kemana, pagi itu juga aku memutuskan untuk pergi menenangakan diri sejenak kedanau di pinggir kota.

sepanjang perjalanan aku mendengar music melow di motor pake earphone berharap aku semakin larut dengan keadaan ku saat ini, hampir sepertiga perjalanan becak yang di depan ku dari tadi membelok kearah kiri dengan tiba - tiba.

pikiran ku yang dari tadi nya melayang membuat saya tidak fokus sehingga dengan refleks aku menginjak rem se kuat tenaga yang mengakibat sepeda motor yang aku kenderai oleng dan saya pun tersungkur ke aspal dengan posisi kepala ke bawah, seketika aku merasakan sakit yang amat luar biasa, padahal aku selalu menggunakan helm, dengan sigap aku bangun untuk menuju ke klinik terdekat, detik demi detik sakitnya semakin menjadi - menjadi.

Hanya dengan sekejap aku sudah di kerumunin orang banyak, baik orang - orang di setempat juga pengendara lainnya menyempatkan diri untuk melihat apa terjadi, "wah daranya banyak sekali ya, wajah nya kenapa ?, sepertinya mata sebelah kirinya hancur "

setelah mendengar gumam orang - orang tersebut dengan refleks saya memegang mata kiri ku, saya tidak meraskan apa-apa di sana kecuali darah yang mengalir deras, benar saja biji mataku sudah keluar dari tempat nya (lobang mata) tidak jauh dari kaki ku saya melihat bola mataku besar dan putih kemerahan di dekat sebuah batu pecahan dari aspal yang mengenai tepat pada bagian wajah ku (mata kiri) saat jatuh tadi, yang terlintas dalam pikiran ku lebih baik saya menghilang saja dari dunia ini tidak ada lagi alasan ku hidup.

aku pun terjatuh dan tidak sadar kan diri dan orang - orang yang berada disana tidak ada satu pun yang mendekat, mungkin mereka berpikir aku sudah meninggal dan harapan ku juga seperti itu, aku tidak merasakan apa - apa seperti terlelap, sampai datang anak kecil membangunkan diriku, terlihat orang - orang sudah pergi suasana tiba - tiba jadi sepih hanya aku dan adek kecil itu yang ada.

" Apakah kau ingin menderita ? atau ingin bahagia ?" tiba - tiba adek kecil tersebut melontarkan pertanyaan yang tanpa basa - basi, "kamu siapa ? aku tidak mengenal mu !" jawab ku dengan nada setengah heran, walau sebenarnya aku tahu aku sedang bermimpi, " aku adalah dirimu yang sebenarnya, dirimu yang masih polos dan belum tahu arah tujuan hidup nya" balas adek kecil tersebut.

Walau saya bingung deangan jawabannya dengan cepat aku meanjawab " aku ingin bahagia ", adek kecil itu pun mendekat dan memegang mataku kiri ku yang rusak sambil membisikkan " maka kamu harus menderita terlebih dahulu ".

bersamaan dengan hilangnya suaranya raganya juga ikut menghilang dengan pelan, tinggal lah saya sendiri dengan situasi yang semakin kebingungan, tapi segera aku menghiraukannya karena aku tahu itu hanya mimpi.

Left EyeWhere stories live. Discover now