"Jatuh Hati"

74 14 10
                                    

Sebelum kalian bingung, author pengen kasih tau kalau di part yang 'Hurt and Happiness' dan 'Nice to Meet You' ada perubahan sedikit tapi mengubah jalan cerita, kalau kalian masih ga ngeh yang mana yang diubah, bisa komen atau chat aku kok, terimakasih.

Sudah 3 hari aku dan Fazel berpacaran, seperti orang berpacaran pada umumnya setiap hari kami berkirim pesan, walaupun disekolah sudah membicarakan banyak hal. Pernah sekali saat sedang menyantap makanan saat istirahat di kantin sekolah, beberapa orang menjelek jelekkan ku.

"Liat deh, kontras." Mulai seseorang.

"Kenapa pacar Fazel rata rata mukanya standar banget ya, kecuali yang kemaren" sahut temannya.

"Hmmm, Fazel mah idaman banget bagi para penyangga motor(sebutan bagi wajah orang yang standar) dia mah ga liat fisik, mending sama gue aja, mendinganlah daripada si penyangga motor." Cetus seseorang yang duduk disebelahnya.

Fazel yang mendengar itu langsung berdiri mendekati dan membentak mereka, karena sudah menjelekkanku.

"Mungkin dia ga secantik kalian, tetapi paling tidak MULUT AYLA GA SEJELEK MULUT KALIAN!!!" Bentak Fazel

"Eh gue ga ikutan zel" sahut seseorang yang memuji Fazel tadi.

Fazelpun berbalik ke arahku, dan mengatakan, " Itu yang bikin gue jatuh cinta sama dia." Kalimatnya membuat mataku berbinar-binar, rasanya aku ingin terbang dibuatnya. Suara sorak sorak memuji Fazel memenuhi kantin, tanpa kusadari orang orang sudah memerhatikan kami sedari tadi, tetapi diantara keramaian itu ada satu orang yang hanya menunduk dan menyeringai aneh mendengarkan perkataan  Fazel yang tak dapat kuartikan, sambil terus menyuap makanan kemulutnya
ya, wanita itu adalah mantan Fazel yang pernah menabrakku kemarin, hanya beberapa detik fokusku kembali teralih pada pacarku Fazel, sifatnya itu membuatku semakin cinta dengannya, ia tak melihat fisikku.
Saat ini aku sudah terbiasa dengan apa yang orang bicarakan tentangku. Aku sudah memutuskan untuk tetap pada pendirianku, tidak akan mendengar kata orang lain.

----------

"Ayla!!!" Bentak bu Sinta.

Aku tersentak kaget, karena dari tadi aku hanya fokus memperhatikan lapangan olahraga yang di isi oleh kelas kak Fazel, tentu fokusku hanya kepadanya. Aku pun memperbaiki posisiku.

"Iya, maaf bu" pasrahku.

"Biar kamu fokus, ambilkan buku cetak   di perpustakaan sebanyak jumlah temen kamu!" Perintah bu Sinta.

"Iya Bu" sahutku, dan segera beranjak pergi.

Dijalan menuju perpustakaan, aku sambil mencuri-curi pandang pada Fazel, tetapi ia tak melihatku.

Wushhh.

Seseorang melewatiku sambil berbisik sesuatu yang membuatku sedikit terguncang,

"JAUHI FAZEL!!"

walaupun kata kata itu sudah biasa kuterima tetapi ada yang berbeda, ia terdengar sangat serius dan dingin seperti nada yang mengancam, walaupun ia menyebutkannya dengan pelan. Mungkin dia masih belum bisa melupakan Kak Fazel. Ya dia mantan kak Fazel, aku ingin menganggap apa yang dia katakan seperti angin lalu, tetapi itu tetap menyangkut di kepalaku.

-------------

"Buk, saya pinjam buku kelas XI IPA pelajaran fisika, gurunya bu Sinta, kelas XI IPA 5" ucapku setiba di perpustakaan kepada ibu penjaga perpustakaan.

"Jumlahnya?" Tanya penjaga perpustakaan itu.

"Ohh.. 26 bu" sahutku.

"Silahkan ambil, nanti kalau pelajarannya selesai secepatnya kembalikan, kalau engga nanti kelas kamu bakal kena blacklist" peringatnya tegas.

"Iyaa bu, nanti istirahat saya kembalikan, terimakasih" aku pun mencari buku tersebut, setelah menemukannya, aku langsung bergegas kembali ke kelas.

"Aduhh beratnya" rintih ku pelan sambil membawa buku tebal berjumlah 26 itu, tiba-tiba seseorang merampas lembut buku buku itu dari tanganku. Ya dia Fazel.

"Kenapa sendiri?" Tanyanya padaku.

"Kena hukum tadi" sambil memasang wajah cemberut.

"Ga hilang hilang nakalnya ya" godanya sambil cengengesan tetap melihat kedepan.

Ingin sekali aku menanyakan perihal mantannya yang ku tidak tahu namanya itu, tapi segera ku tepis, bahkan selama kami berpacaran aku tak pernah menanyakan berapa mantannya atau siapa sebelum aku, aku tak akan menanyakan sesuatu yang bisa membuat keruh hubungan kami.

"Sini aku bawa setengah" pintaku, mengalihkan rasa penasaranku.

"Gausahla berat yang"

"Nanti dikira bu Sinta aku males malesan, ntar tambah kena hukuman" sambil memelas.

"Panggil aku sayang dulu, baru aku kasih" sambil menatapku tersenyum.

"Sayangggg" ucapku malu.

"Nah gitu dong" sambil memberi 6 buku cetak itu kepadaku.

"Kok 6?, Udah mau sampe, semuanya aja"

"Aku anterin sampe kedalam" sahutnya enteng.

"Haaa!?? Janga....." Belum sempat aku menahannya, ia langsung meluncur ke kelasku.

"Kenapa kamu yang bawa?" Intrograsi bu Sinta yang terdengar dari luar kelas, aku yang malu masuk perlahan kedalam kelas.

"Ayla bawa juga kok buk, tuh" sambil menunjukku dengan dagunya.

"Kan ibu suruh dia, kenapa kamu yang lebih banyak bawa?" Tanya bu Sinta sedikit marah.

"Mana tega saya ngeliat pacar saya bawa buku segitu banyak buk mana tebal lagi" jawabnya enteng, membuat seluruh isi kelas heboh dibuatnya. Yang terdengar ditelingaku mayoritas memuji Fazel, seperti 'ihhh baik banget sih Fazel', 'so sweet', 'beruntung banget Ayla' dan sebagainya. Walaupun itu memalukan tetapi ku akui saat bersamaan aku sangat senang hingga aku ingin terbang untuk keberapa kalinya dibuat Fazel.

Tetapi saat semua menggodaku dan Fazel, satu orang disana hanya sibuk menatap keluar jendela sambil mencolokkan handsfree ke indra pendengarannya dengan ekspresi sulit dipahami, iya dia Raka. Aku turut sedikit sedih karena ia tak merayakan kebahagiaan yang aku rasakan padahal dia sudah kuanggap sahabatku yang paling aku andalkan. Semenjak Fazelmenyatakan cintanya padaku, aku tidak pernah berbicara padanya seperti biasa, bahkan ketika aku mencoba ingin mengobrol dengannya ia langsung menghindar dengan cara meninggalkanku atau mencolokkan handsfree ke telinganya, sepertinya ia membangun tembok pembatas kepadaku, sampai sekarang aku masih bingung kenapa Raka jadi berubah.

"Yaudah bu, saya pamit kekelas saya dulu" pamit Fazel pada bu Sinta yang ikut menertawakan kata kata Fazel tadi.

"Dasar kamu, bucin. Sana kekelas kamu" usir lembut bu Sinta pada Fazel. Yang membuat seisi kelas tertawa ya kecuali Raka.

"Permisi buu.." sambil menyalim tangan bu Sinta dan melambaikan tangannya padaku lalu beranjak pergi.

"Kamu duduk" perintah bu Sinta padaku.

"Iya Bu" segera menuruti perintahnya.

Sebelum aku menduduki bangkuku, aku menyempatkan untuk melihat Raka, mata kami bertemu, tapi sesegera mungkin ia memalingkannya.

Ada apa denganmu ka?

Gimana nih?? Kira kira ada apa ya dengan mantan Fazel? Apakah Ayla akan mengetahui kenapa Raka tidak mau berbicara dengannya?
Mau tau?? Votemmentnyaa yaaaa temann, biar jadi vitamin aku supaya semangat ngelanjutin cerita inii, terimakasih.

YOU ARE ENOUGHWhere stories live. Discover now