Chapter 12

2.4K 289 226
                                    

Teruntuk 94Squad a.k.a KyuFit0327

dan @BitaSachiara

juga pembaca setia semua fanfic-ku

miss u so much ^^


12


"Hallo, Ayah"

Kyuhyun yang tengah menyantap makan malamnya langsung berlari kearah Kibum yang duduk diruang keluarga dengan smartphone yang menempel ditelinga kirinya. Anak itu segera saja duduk disisi kiri Kibum, ikut menempelkan telinganya pada smartphone Kibum –yang langsung dihadiahi decakan oleh Kibum.

Sejak seminggu yang lalu, hubungan keduanya sudah membaik. Namun Kibum masih belum berani membahas perihal penyakit Kyuhyun. Kibum bukan tak penasaran, hanya tak mau hubungannya dengan Kyuhyun akan merenggang lagi. Jadi dia berusaha bersabar. Lagipula hasilnya memuaskan. Kyuhyun tak canggung lagi merengek padanya, membuatnya merasakan bahagianya menjadi seorang kakak.

"Ya tentu saja. Dia ada disini, sedang menguping" Kibum melirik Kyuhyun. Lalu menyerahkan smartphone-nya pada Kyuhyun.

"Ayah!" sapaan itu entah mengapa menghangatkan dada Kibum. "Kenapa lama sekali? Jangan-jangan kalian ke luar negeri tanpa mengajakku ya?!" Kibum menjauh, mengamati Kyuhyun dalam diam. Kyuhyun yang sekarang sedang berbicara dengan Ayahnya, apakah Kyuhyun yang sebenarnya? Atau Kyuhyun yang sebenarnya itu adalah Kyuhyun yang menatapnya tanpa ekspresi? Kibum masih belum tahu. Kyuhyun benar-benar memakai topeng dengan baik, hingga sulit bagi Kibum mengetahui mana wajah aslinya.

Tuan Kim terkekeh diujung sana. Kalau didengarkan dengan seksama, kekehan itu terdengar kaku. Tebakan Kyuhyun benar. Mereka akhirnya memutuskan berjalan-jalan ke Jepang, sekalian mengurus proyek di Tokyo.

"Awas saja kalau pulang tidak membawa oleh-oleh" dengusan Kyuhyun disambut kekehan diujung sambungan. Kemudian ada jeda sebelum suara Ibunya yang terdengar. Kyuhyun tersenyum hangat, rindu dengan Ibunya. "Iya. Aku makan dengan baik. Jangan khawatir, Bu"

Setengah jam kemudian Kyuhyun mengembalikan smartphone Kibum. Anak itu menguap lebar sebelum berlalu membuka kulkas. Kibum mengamatinya dalam diam, tersenyum ketika melihat Kyuhyun menarik segelas susu cokelat buatan Kibum yang ditolaknya saat makan malam tadi. Mengucapkan selamat tidur, Kyuhyun berlalu disertai senyum lebar dari Kibum.

.

.

Jungsoo merasa apa yang dia dan Donghae lakukan benar-benar konyol. Hanya untuk melihat sang adik, mereka berdua harus bangun lebih pagi, menunggu bus yang biasa digunakan sang adik, dan mendudukan dirinya dikursi paling belakang. Harusnya tidak begini, harusnya dia datangi saja Kyuhyun, katakan kalau dia adalah Jungsoo. Tapi, bagaimana kalau Kyuhyun tak ingat? Seperti kata dia yang selalu memperingati Donghae, Kyuhyun berpisah dengan mereka saat berusia belia. Akan sulit bagi adik bungsunya mengingat mereka. Meski sejujurnya, dari dalam sudut hatinya yang lain, Jungsoo berharap Kyuhyun setidaknya mengingat nama mereka.

Jungsoo tersentak ketika Donghae menyenggol lengannya. Pemuda itu mengernyitkan kening melihat mata Donghae tampak menunjukan kekhawatiran. "Kenapa Hae?"

"Dia tidak ada" katanya berbisik. Jungsoo baru sadar bahwa bus sudah melewati halte dimana biasanya Kyuhyun naik. Dia juga khawatir, namun tetap memasang tatapan setenang mungkin sambil menepuk punggung Donghae.

Bus berhenti dihalte berikutnya. Seperti biasanya, sosok tinggi yang biasanya bersama Kyuhyun, naik. Tatapan mata tak bersahabat itu kembali tertuju pada Donghae dan Jungsoo, namun anak itu tak berkomentar apapun. Mungkin jera karena selalu dinasehati Kyuhyun untuk tak bersikap kekanakan. Jungsoo tersenyum ketika mengingatnya. Kyuhyun-nya sudah dewasa.

My BrotherWhere stories live. Discover now