Chapter 4

1.4K 208 13
                                    


4


"Ditunda lagi?"

Jungsoo yang baru saja mengakhiri pembicaraan diteleponnya dengan salah satu karyawan yang dipercaya keluarganya menoleh, mendapati adiknya –Donghae, sudah berdiri diujung tangga, meski masih menggunakan piyamanya. Dengan berat hati dia mengangguk. "Maaf" sesalnya.

"Selesaikan dulu hyung. Kita akan kembali ke Korea jika masalah disini sudah kau selesaikan" mantap Donghae. Dia egois memang, dia tidak bisa mengatakan 'kita' disini. Karena nyatanya dia tak akan ikut campur mengenai urusan perusahan peninggalan sang Ayah. Dia tak menyukai hal berbau bisnis seperti kakaknya. Ia lebih suka dengan seni. Ia mencintai musik dan dance.

"Seminggu. Aku janji, Donghae. Tidak akan lebih dari seminggu"

Donghae mengangguk, "Sebaiknya aku pergi menemui Tiffany, meminta saran padanya untuk masuk universitas mana di Seoul" katanya. "Tiffany tahu universitas terbaik di Seoul"

"Ide bagus. Tapi kita makan dulu" Jungsoo menarik tangan Donghae kemeja makan.

"Kau membuat sup dingin?" tanya Donghae begitu membuka tudung saji diatas meja dengan mata berbinar. Ia rindu menu ini. Kapan terakhir dia makan menu ini ya? Donghae sendiri lupa.

"Untuk mengobati rasa kangenmu" jawab Jungsoo. Ia lalu memberi kode pada Donghae untuk memulai sarapan mereka dengan menu Korea.

.

.

Kyuhyun menatap bingung orang-orang yang berada dirumahnya. Tadi saat dia pulang, keadaan rumah sudah sangat ramai. Ia melihat Bibi Jung –yang katanya ijin tak masuk ada dirumanya. Ketika melihat Kyuhyun, wanita paruhbaya itu tersenyum padanya, mengacak puncak rambutnya kemudian kembali sibuk dengan orang-orang itu. Dan baru beberapa menit lalu wanita paruhbaya itu meminta ijin untuk pulang, meninggalkan Kyuhyun bersama orang-orang yang sekarang sedang sibuk mengecat dinding kamarnya.

"Siapa mereka?"

Kyuhyun tersentak. Ia mendapati Kibum sudah berdiri disampingnya dengan pandangan datarnya. Hey, dari mana kakaknya itu datang huh? Dia bahkan tak menyadari pintu depan terbuka, bahkan tak mendengar suara langkah kaki Kibum. Atau—dia terlalu serius berpikir tadi?

"Bolehkah aku tidur dikamarmu, hyung?"

Bukannya menjawab, Kyuhyun malah bertanya, memerangkap sepasang mata Kibum kedalam sepasang mata sewarna lelehan caramel miliknya ketika Kibum menoleh padanya. Ia sungguh tak sedang melakukan aegyo, ia hanya—menunjukan mata puppy-nya.

"Tidak"

Gagal. Kyuhyun merengut lucu, mengikuti langkah Kibum yang menaiki tangga menuju kamarnya sendiri setelah melakukan penolakan pada Kyuhyun. "Ayolah hyung, kamarku sedang direnovasi" katanya.

"Bukan urusanku"

"Kibum hyung~" Kyuhyun merengek, membuat beberapa pekerja melirik mereka sambil tersenyum. Ya, bukankah tidak aneh jika sepasang kakak-adik bertengkar dengan sang adik yang melakukan aegyo untuk meluluhkan hati kakaknya? Setidaknya itu yang ada dipikiran para pekerja itu.

"Tidur dikamar Ayah" Kibum tak bisa mengatakan 'Ibumu' seperti biasanya. Entahlah.

"Aku takut merusak disana" Kyuhyun merangsek kedepan Kibum, menghalangi kakaknya itu masuk kedalam kamarnya dengan merentangkan tangannya. "Hanya malam ini. Tolonglah" katanya lalu menangkupkan kedua tangannya didepan dada, membuat pose memohon dengan mata puppy-nya.

Kibum menghela nafas. Kyuhyun tipe anak yang keras kepala. Saat itu saja, saat pertama kali bocah itu pindah kerumahnya, Kyuhyun seharian berdiri didepan kamarnya hanya untuk berkenalan dengannya. Dan berakhir dengan dirinya yang mendapat ceramah gratis dari Ayahnya. Dan kali ini, tiba-tiba saja Kibum merasa dadanya menghangat ketika mengingat itu. Hei—ada apa dengannya?!

My BrotherWhere stories live. Discover now