Bab 1.2 - Meet You

1.2K 85 3
                                    

Bab 1.2

Meet You


Sial sekali ia pagi ini. Bertemu pembohong kurang ajar tukang onar itu. Sebenarnya, Arnette pernah beberapa kali melihat pria berambut ikal itu. Arnette sudah beberapa kali juga melihat pria itu membuat onar di kafe. Mulai dari mengamuk pada pelanggan yang menyerobot antrian, pelayan yang menumpahkan minuman padanya secara tak sengaja, hingga pada seorang ibu-ibu yang mengamuk karena kesalahan ukuran gelas minuman pesanannya.

Yang Arnette tahu, tukang onar itu kenal dengan pemilik kafenya. Hanya saja, Arnette baru tahu jika pria itu adalah pembuat onar ketika ia sudah menjadi pelanggan tetap kafe itu selama dua tahun. Dua tahun! Ke mana saja pria itu selama ini?

Setelah dua tahun, tentu Arnette malas harus berganti kafe langganan. Karena ia tidak sekadar mencari kafe langganan baru, tetapi juga masih harus mempelajari pola kafe, memeriksa jam paling sibuk dan paling sepinya, juga mengenali kebiasaan karyawannya.

Karena bagi Arnette, keramaian adalah mimpi terburuknya. Ia benci keramaian. Ia benci orang-orang. Juga ... ia benci melihat orang lain bahagia ketika ia tak bisa lagi merasakan itu. Dan Arnette benci dirinya karena merasa seperti itu. Ia benci hidupnya.

Sejak Arnette kehilangan keluarganya, ia benci kehidupannya. Ia benci bersosialisasi dengan orang-orang. Ia benci bertemu orang-orang. Sejak ia kehilangan segalanya, Arnette hanya ingin sendiri. Selamanya sendiri.

Arnette berjengit ketika seseorang menyenggol lengannya. Refleks Arnette mengusap lengannya. Ia lalu bergeser sembari menunggu lampu merah menyala untuk menyeberang. Begitu lampu menyala merah, Arnette melangkah cepat, agak menjauh dari orang-orang yang menyeberang bersamanya di zebra cross.

Karena gagal membeli iced chocolate kesukaannya, Arnette berhenti di minimarket dekat rumahnya dan membeli minuman cokelat kemasan botol. Untuk sementara, Arnette tak berencana pergi ke kafe langganannya, jadi ia membeli beberapa botol cokelat sekaligus.

Memang, tak ada tempat yang lebih baik selain di rumah. Jika bukan karena ia perlu berjalan-jalan sambil menyegarkan pikiran, atau untuk membeli iced chocolate kesukaannya, ia tidak akan keluar dari rumah.

Bahkan keluar dari pintu pun, tidak akan. Meski itu tidak mungkin, karena ia perlu membuang sampah kecuali ia mau mengubur diri di rumahnya dengan sampah. Ah, seandainya ia tidak butuh makan atau minum.

Itu lebih tidak mungkin lagi selama ia masih bernapas. Dan Arnette benci kenyataan itu.

***

Arnette lebih dulu mengawasi kafe, mengecek tiga kali untuk memastikan pembuat onar itu tidak ada. Setelahnya, barulah Arnette masuk ke kafe langganannya. Seperti biasa, karena ini jam sepi, tidak banyak pengunjung di kafe. Arnette hanya perlu mengantri di belakang seorang gadis muda yang sedang memesan vanilla latte.

Tiba giliran Arnette, ia menyebutkan pesanannya. Iced chocolate. Setelah membayar, Arnette mengecek ponsel ketika terdengar denting pelan tanda chat masuk. Dari editornya. Mengenai revisi novel yang baru ia setor kemarin.

Sudut matanya lantas menangkap segelas iced chocolate mendarat di depannya. Arnette menyambar gelas itu dan mengucapkan terima kasih, tapi tatapannya masih tertuju ke ponselnya. Namun, langkah pertama Arnette terhenti ketika seseorang mencengkeram pergelangan tangannya.

Refleks, gelas minuman di tangan Arnette terlepas, jatuh ke lantai di bawahnya. Arnette bahkan bisa merasakan dingin dan lengket di kakinya. Meski itu tak sebanding dengan dingin yang melingkupi seluruh tubuh Arnette saat ia mengangkat tatapan. Di depannya, kini berdiri pria yang paling dihindarinya. Tak hanya itu, pria itu mencengkeram tangan Arnette erat. Seolah tak berniat melepaskannya.

"Aku nggak pernah tahu, satu minggu itu waktu yang lama banget." Pria itu menyeringai.

Saat ini, Arnette mendadak merasa dirinya adalah si gadis bertudung merah yang bertemu serigala jahat di tengah hutan. Tak salah lagi. Gadis bertudung merah itu dirinya. Lebih tepatnya, gadis berjaket merah.

***    

Lost in Your Eyes (End di Karyakarsa allyjane)Where stories live. Discover now