13

335K 13.9K 152
                                    

"No, jangan mulai dech," keluhku saat Enno dengan seenaknya saja saja langsung tiduran dipangkuanku.

"Bentar aja, Ay," Enno memejamkan mata.

"Lo kenapa sich?"

Biasanya ni bocah kayak bola bekel ngga bisa diem sekarang kok mendadak lemes ngga karuan, apa sakit ya?

"Ngga panas kok?!"

Benar saja tanganku tidak merasakan panas saat menyentuh keningnya.

"Gue ngga sakit," mengarahkan tanganku memeluk bahunya, "Gue kangen."

Oalah kirain apa, No?!

Dah seminggu ini Enno mulai kerja otomatis jarang ngapel, apalagi syarat dia kerja ditempat ayahnya adalah tetap meneruskan sekolahnya alias kuliah. Aku yang cuma kerja delapan jam sehari aja capek banget, gimana kalau ditambah sibuk kuliah?

"Nad."

"Hemm ..."

"Gue pengen ..." Jangan terusin tampang lo dah mesum.

"Pulang gih! Gue ngantuk."

"Aww !" Teriak Enno begitu aku melempar kepalanya, "Ay," Enno menahan tanganku.

"Gue lagi dapet, jangan gangguin!"

"Kok tahu kalo mau minta jatah?"

Ihhh... ni bocah dikasih hati minta jeroan, ngga takut kolesterol apa?!

***

Sambil nunggu buka ngabuburit, aseeekkk!

Apalagi nongkrong sambil TP-TP sapa tahu dapet Om-om tajir ahay ... Astagfirlloh, Kanadia. Jangan kayak jablay, inget puasa!

"Lun, sop buahnya enak banget slruupp ... Aaah ..." komentku saat mencicipi kuah sop buah, kan lagi dapet ngga dosa donk!

"Setan, lo masih aja godain orang puasa," sungut Luna mencurut.

"Wikk, buahnya lengkap banget! Ada leccy nya aseek nyam ... nih susunya banyak jadi makin enak!"

"Terusin-terusin! Sekalian dosa gue lo tanggung!"

"Enak aja, dosa lo kan banyak," sambil memainkan sendok sop buah aku mengedarkan pandangan ke penjuru Kafe.

Rame uiiihh ....

Rata-rata anak SMA semua, lagi pacaran. Di meja paling ujung kok kayaknya kenal ya, tapi aku kan ngga punya kenalan anak sma. Si Nando juga masih SD, tahun depan baru ganti celana.

Masak sich dia? Terus cewek siapa?

Sok banget pamer kemesraan depan umum, nggak tahu malu!

Awas lo!

Tanganku mulai memainkan ponsel di tangan mencari salah satu contact yang tersimpan di sana.

Tut ...tut ...tut ....

Begitu panggilan terjawab aku tak segera angkat bicara.

"Halo!" Suara disebrang sana sangat sumringah

"Di mana lo?"

"Kangen ya? Ni lagi kerja."

"Enak ya kerjaan lo ..."

"Apaan sich, Ay? Sama aja lagi."

"Ohhh ..." mata ku masih mengawasi sosok di sebrang sana yang mulai salah tingkah, "Lo ngga puasa apa ikutan lagi dapet!"

Burrr ....

Menyemburkan minuman yang sedari tadi ditenggaknya.

"Keselek?"

"Ngga k huk ... huk uhuk ( anggep ja suara batuk) kan belum buka, Ay."

"Masak sich negara bagian mana noh?"

"Lo dari tadi kok aneh sich?"

Aneh dari Hongkong! Situ yang dari tadi ngga nyadar senyadar-nyadarnya, "Nengok belakang gih!" Perintahku sambil melambai begitu perintah ku dipatuhi.

Glekk ...

Dari kejauhan tampak jelas Enno tengah menelan ludah dengan ekspresi wajah pucat.

***

Kanadia ChantiqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang