Off the lights

1.4K 25 0
                                    

dan akhirnya ia membalikan tubuhku dan menatap mataku dalam, mataku tak bisa menghindar darinya, mataku seperti dikunci olehnya._.

"kau dengar? aku minta maaf" katanya dengan nada lembut lalu tersenyum, ohh kenapa dia harus tersenyum sih? apa dia tahu kalau dia senyum aku tidak bisa marah dengannya?

"yayaya aku maafkan, tapi jangan ulangi lagi"

"benarkah?"

aku hanya menganggukkan kepalaku lalu berjalan kedalam. aku hendak kedapur untuk minum tapi saat aku didapur lampu dirumah ini mati semua, aku kaget campur takut

"cameron" teriakku tapi dia tidak menjawab, dimana dia?

"cameron?" teriakku lagi tapi tetap tidak ada jawaban

"CAMERON PLEASE JANGAN MEMBUATKU TAKUT!!!" kini aku berteriak lebih keras sampai suaraku menggema

tiba-tiba aku merinding, aku mengusap tengkuk ku dan aku mulai menangis, itulah aku, terlalu lemah. aku menangis sambil terisak-isak lalu tiba-tiba ada sebuah tangan yang memelukku, aku cukup kaget

"sshhh don't cry baby, I'm here shhhh" katanya sambil masih memelukku dan mengusap punggungku dan itu membuatku sedikit lebih tenang

"darimana saja kau, aku meneriaki namamu berkali-kali tapi kau tidak menjawabku"

"aku tadi memeriksa listriknya"

"jangan tinggalkan aku cams"

"iya aku tidak akan meninggalkan mu karna--"

cameron menggantung kata-katanya

"karna apa?" tanyaku penasaran

"karna aku akan menghisap darahmu yang menggiurkan itu"

"oh no" jawabku ketakutan

aku meraba-raba kantung celana ku dan segera mengeluarkan iphone ku dan menyalakan flashlight yang cukup terang, jadi aku bisa melihat cameron dan benar saja saat aku melihat matanya berubah lagi menjadi dark red, astaga aku takut sekali. tanpa menunggu aku langsung melumat bibirnya sampai aku tidak merasakan gigi taringnya lagi aku melepaskannya

"maaf sayang"

sebenarnya dia sudah dua kali seperti ini dan akhirnya dia selalu minta maaf

"kumohon maafkan aku" lanjutnya lagi dengan senyumnya, ohh kenapa harus senyum? kenapa tidak memelas untuk minta maaf padaku

"kau tau? aku tidakbisa marah padamu" kataku menjawabnya

lalu dia mendekatkan wajahnya kewajahku aku memejamkan mataku kemudian aku merasa sesuatu yang lembab dan manis menyentuh bibirku. lalu aku melepaskannya

"aku ingin tidur" kataku dengan manja

"okey"

lalu aku dan cameron jalan menuju kamar saat kami sampai aku langsung membaringkan tubuhku diranjang, begitupula cameron yaa itu sudah menjadi kamarku juga karna aku sudah tidak mempunyai keluarga disini ayah dan ibukku meninggal karna kecelakaan pesawat, andai saja waktu itu aku tidak memaksa mereka untuk berlibur, pasti mereka tidak akan meninggal, tanpa sadar air mtaku menetes saat aku diranjang untungnya aku memunggungi cameron, jadi dia tidak akan melihatku menangis, lalu semua lampu pun menyala aku segera mengusap air mataku dan saat aku menyadari seseorang sedang duduk bersandar disofa sambil menatapku tajam

"ka..kau bukannya tidur disampingku ta..tadi?" kataku gugup

"jangan pura-pura bodoh" tanyanya cuek, kadang aku bingung dengan sikapnya yang berubah-ubah kadang ia cuek, dingin, lalu romantis

"jangan berfikiran aku seperti itu atau aku akan menggigitmu sekarang juga!!" astaga aku lupa dia bisa membaca fikiran. aku langsung memunggunginnya, kudengar suara orang berjalan, pasti dia

"jawab pertanyaanku!!!" kataku mencengkram bahuku keras

"pertanyaan a..apa?"

Cameron POV

"pertanyaan a..apa?" katanya sambil meringis dan ingin menangis, oh yatuhan aku tidak bisa melihat gadisku menangis seperti ini

lalu aku membangunkannya dan akhirnya dia duduk

"MENGAPA KAU MENANGIS!"teriakku dan membuatnya ketakutan

"ak..aku hanya ingat orang tuaku"

"BOHONG!" aku tau ini kasar tapi jujur aku tidak bisa melihat gadisku ini menangis, karna kalau dia menangis sama saja menusuk hatiku dengan ribuan jarum

air mata sudah menggenang di pelupuk matanya, kumohon jangan berkedip jangan, kataku dalam hati dan

yap!

dia berkedip sehingga air matanya jatuh, aku buru-buru memeluknya lalu mengusap punggungnya dan mencium puncak kepalanya

"maafkan aku sayang, aku hanya tidak ingin kau menangis"

dia langsung mendorong dadaku kasar dan mengusap air matanya

"jika kau tidak mau aku menangis kenapa kau yang membuatku menangis!"

"maaf"

"maaf? hanya itu yang kau bisa? berapa kali kau minta maaf dan akhirnya aku memaafkan mu karna paksaan akibat ciuman darimu, kau fikir mudah memaafkan orang? tidak semudah itu!!!" nada berbicaranya naik 2 oktaf, aku tahu ini kesalahanku, aku sendiri yang membuatnya menangis

lalu dia merebahkan tubuhnya lagi keranjang lalu memunggungiku, lalu aku tidur disebelahnya, dia berbalik lagi dan memunggungiku lagi, sangat sakit, sudahlah besok juga baikkan

Vampire in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang