[2] Pertemuan Kedua Yang Aneh

596 70 7
                                    

Akhirnya setelah memakan waktu 2 jam perjalanan, aku sampai di Steeped Apartemen. Apartemen Dave tidak terlalu kecil, tapi juga tidak terlalu besar. Bisa dibilang, ukuran apartemen ini sangat ideal bagi mahasiswa yang tak mempunyai rumah di London.

“Apartemenku bagus, kan?” tanya Dave sembari menarik koperku ke kamar yang mungkin akan ku tempati nantinya.

“Apartemenmu jelek sekali, Dave,” ujarku berbohong. “Terlalu kecil.”

Dave menghampiriku. “Ah, sudahlah,  Alessia. Aku ini kakakmu, aku tahu pasti kapan kau berbohong,” ucapnya. Ia mengelus puncak kepalaku dan kembali melanjutkan kalimatnya, “Sekarang, kau harus berdiam diri di apartemen ini karena aku akan pergi ke kampusku untuk suatu urusan. Selamat tinggal, adik manis!”

Dasar kakak yang menyebalkan. Aku harus berdiam diri di apartemen ini hingga ia pulang? Oh tidak, bukan Alessia namanya jika tidak melanggar perintah.

Aku melangkahkan kaki menuju kamarku untuk berganti baju. Ketika aku mengeluarkan kupluk putih dari saku jaketku, ada sesuatu yang menggelinding jatuh ke lantai kamarku. Aku menundukkan kepalaku untuk melihat barang apa yang baru saja terjatuh… Sebuah cincin.

Seingatku, aku tidak pernah memiliki cincin. Apalagi sebuah cincin berlian yang tampaknya begitu mahal, orang tuaku tidak akan pernah mengizinkanku membeli cincin yang seperti itu. Tapi jika itu bukan cincin milikku, lalu cincin siapakah ini?

Aku mengambil cincin itu dari lantai dan menelitinya. Cincin ini seperti cincin pernikahan karena di bagian belakang cincin terdapat tulisan ‘Zayn J. Malik’. Kalau memang ini sebuah cincin pernikahan, maka itu berarti aku harus mengembalikannya. Pasti sekarang orang yang memiliki cincin ini sedang pusing bukan main.

Akupun mengeluarkan ponselku dari koper dan langsung membuka website google. Dengan perlahan, aku mengetik nama Zayn Malik di kotak keyword dan yang kutemukan adalah akun twitter milik pria bernama Zayn Malik ini.

‘@zaynmalik Hey, apakah kau sedang kehilangan cincinmu? Jika ya, aku menemukannya! Tolong kabari secepatnya,karena aku tak mau pusing berkelanjutan.’

Lima detik kemudian, ada mention yang masuk. Memperkirakan bahwa itu adalah mention dari Zayn Malik, aku langsung melihatnya.

‘@AlessiaLincoln apakah kau benar-benar menemukannya? Tolong foto cincin itu terlebih dahulu agar aku percaya.’

Memusingkan sekali pria ini!

Aku mengambil foto cincin yang kutemukan dan langsung mengirimnya kepada Zayn Malik melalui twitter. Lalu tak lama setelah aku menekan tombol tweet, sebuah mention kembali masuk.

‘@AlessiaLincoln ya, itu memanglah cincinku! Tolong datang ke apartemenku malam ini juga, aku akan mengirimkan alamat apartemenku melalui direct message, kau hanya perlu memfollow ku balik karena aku sudah follow akun milikmu.’

‘@zaynmalik Apakah kau bercanda?! Kau yang membutuhkanku, jadi kaulah yang seharusnya menghampiriku! Memangnya ada pisang yang menghampiri monyet?’

‘@AlessiaLincoln baiklah, maafkan aku. Sekarang, kirimkan aku alamat rumahmu dan aku akan menghampirimu malam ini.’

‘@zaynmalik Aku baru sampai di London, jadi tidak mengetahui alamat apartemen yang aku tinggali. Steeped Apartment kamar nomor 536.’

‘@AlessiaLincoln kita… tinggal di apartemen yang sama!’

Apa? Mustahil. Bagaimana bisa pria ini tinggal di apartemen yang sama denganku? Bahkan aku belum sampai satu hari di kota ini, tapi semuanya sudah terasa aneh.

Ting Tong

Bel apartemenku berbunyi dan aku langsung berlari membukakan pintu. Seorang pria tinggi, bermata coklat hazel, dan berambut gelap sedang berdiri di hadapanku. Pria itu adalah pria yang menolongku tadi, aku berhutang terima kasih padanya.

“Harry Styles?” tanyaku memastikan. “Terima kasih atas pertolonganmu yang tadi! Tapi, hey, mengapa kau bisa tiba-tiba muncul di apartemenku? Apakah kau membuntutiku?”

Pria itu mengerutkan dahinya lalu berkata, “Harry Styles? Aku bukanlah Harry Styles, Alessia Lincoln. Aku Zayn Malik, pria yang telah menolongmu dan juga pria yang kehilangan cincinnya.”

“Apa? Tidak mungkin!” seruku. “Tadi ketika di bandara, kakakku Dave berlari terengah-engah kepadaku dan dia berkata bahwa ia sedang menghindari pria yang bernama Harry Styles sembari menunjukmu.”

Pria itu mengedikkan bahunya. “Mungkin kakakmu itu salah tunjuk? Kau sendiri yang bilang bahwa ia terengah-engah. Posisi Harry ketika di bandara juga selalu berada di dekatku,” ujar pria itu. “Omong-omong tunggu! Kau adalah adik dari seorang Dave Lincoln?”

“Ya, memangnya kenapa?” tanyaku dengan nada ketus.

“Oh tidak, kakakmu adalah musuh bebuyutan dari sahabatku yang bernama Harry Styles, Alessia. Itulah mengapa nama belakangmu begitu familiar untukku!”

***

TO BE CONTINUED!

a/n: jangan lupa vomment yaaa

Heart of LocksWhere stories live. Discover now