chapter 4

384 2 0
                                    

Aku berdiri di depan gerbang sekolah. Menunggu angkot yang lewat. Tapi tiba-tiba seseorang berhenti di depanku dengan motor sport nya. Jaket kulit warna hitam yang membalut tubuhnya membuat ia terlihat begitu keren. Ia membuka kaca helm dan ia berkata "mau pulang bareng? aku antar".    

ku pikir dia siapa, ternyata dia Alan siswa ku yang paling bisa ku andalkan. siswa terpandai di mata pelajaran matematika dan di kejuruan. dia duduk di kelas XI jurusan TKJ. Dia sering datang kepadaku untuk membahas soal matematika atau aku yang memanggilnya untuk sekedar membetulkan komputerku. 

"Hai Alan,,, tentu saja jika kau mau mengantarkanku sampai rumah ibu gak akan nolak" kata ku. akupun naik motornya Alan. selama perjalanan kita berbincang-bincang dan bercanda renyah. kosan ku tak jaun dari sekolah. hanya 10 menit aku sudah tiba di depan kosan. 

"mau masuk dulu?" tawarku pada alan, sekedar basa-basi sih. 

"lain kali aja bu udah sore" jawab Alan.

"ok. makasih ya.." kataku sambil melambaikan tangan dadah dadah.

Hari yang begitu melelahkan. aku masuk kedalam kamarku. ku taruh sepatu dan tas di tempat yang semestinya. aku mengambil handuk ku. ku basuh seluruh badanku. Rasanya begitu segar. kulepaskan semua lelahku bersama air yang mengalir.

setelah mandi perutku protes,, ia meminta makan. aku memasak mie instan, ya hanya mie instan. apalagi hal yang paling mudah bagi seorang anak kost kalau bukan mie instan. selesai makan aku membersihkan piring dan gelas.

setelah selesai cuci piring aku merebahkan tubuhku di atas kasur. kasur berukuran singel yang hanya cukup untuk ku seorang saja. ku ambil handphone dan ternyata ada sebuah pesan. dari alan. aku buka pesan itu. dia memotret PR nya dan menanyakan padaku apakah sudah benar jawabannya. aku tersenyum. aku memeriksa jawabannya. alan memang siswa yang cerdas.

"ya sudah benar" kujawab pesannya.

"kalau yang ini gimana bu cara ngerjainnya? yang ini agak susah", alan kembali bertanya padaku tentang PR nya.

aku kembali menjawab pesannya, kuberi sedikit petunjuk.

"oh ia baik bu, aku coba kerjain" jawab alan.

selang beberapa menit alan kembali memberiku pesan.

"seperti ini bu?" dia memotret jawabannya.

"ya betul" jawabku.

"terima kasih bu, maaf malam-malam gini mengganggu." jawab alan.

"tidak apa-apa, justru ibu senang jika ada murid ibu yang aktif." jawabku.

percakapan ku dan alan berakhir. aku melihat status WA ku. satu persatu kontak ku aku melihatnya karena berjalan otomatis. dan sebuah status membuat ku sangat takjub. jari lentiknya begitu terlihat indah ketika ia memetik gitar. irama yang terdengar pun begitu syahdu dan hampir membuat ku menangis. kulihat namanya, dan ternyata itu Alan. waw alan memang luar biasa, dia ahli dalam berbagai hal. ah tidak ada satu hal yang ia tidak begitu ahli olah raga.

kusimpan handphone ku dan kumatikan lampu. aku tertidur.

tok.. tok.. tok... seseorang mengetuk pintu rumahku. ku lihat dibalik jendela ternyata itu alan. ku buka pintu dan aku mempersilahkannya masuk.

"ini bu aku membawa sedikit buah-buahan" alan menyodorkan tas kresek yang dibawanya.

"terimakasih" jawabku sambil mengambil tas kresek itu.

Alan membuka buku nya. aku berdiskusi dengannya seputar pelajaran. kami membahas banyak soal. Alan terlihat sedikit prustasi, aku menghiburnya. Dia pun kembali bersemangat membahas soal-soal. Tiba-tiba terdengar sebuah bunyi keroncongan.

"alan kamu lapar?" tanyaku.

hehe... alan hanya tersenyum dan tidak menjawabku.

aku beranjak dan menyalakan komporku. "mau mie instan?" tawar ku.

"boleh" jawab alan.

aku membuatkan mie instan untuk alan dan untuk ku juga. kami memakan mie instan bersama sambil bercanda. saking motahnya sendok ku terjatuh. aku mengambilnya ke bawah meja, dan ternyata alan pun mengambilnya. pandangan kami beradu. alan tiba-tiba mengangkat kepalanya saking terburu-burunya sampai kejedot meja. aku merasa kaget. kenapa dengan alan? aku melihat tubuhku. dan... Ha... mungkinkah dia melihat belahan payudaraku. ya Tuhan aku malu sekali, bagaimana ini?? aku harus bersikap tenang solah-olah tidak ada yang terjadi. aku mengambil sendok ku. dan menukarnya dengan yang baru. aku melanjutkan kembali makan ku.

pembahasan kita selesai. dia melipat bukunya dan memasukan kedalam tasnya. dia tiba-tiba menghampiriku. mata kami bertemu. jarak wajahku dan wajahnya hanya sekitar 5 cm. aku sedikit merasa tegang. wahai tubuh apa yang terjadi?? kenapa jantungku tiba-tiba berdetak kencang. mengapa tangan dan kaki ku tiba-tiba terasa lemas. tatapannya solah mebunuhku. apa ini? bibirnya semakin mendekati bibirku. semakin dekat. semakin dekat. dan semakin dekat hanya tinggal semili lagi bibirnya akan mendarat. dan....

kriiiiinggg... kriiiiingggg.... alarm ku berbunyi. aku segera bangun dari tidur. aku melihat ke sekeliling kamarku. ternyata hanya mimpi.





Mainanmu yang Paling  BerhargaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu