Chapter 2

467 2 0
                                    

Arya Candra Wijaya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arya Candra Wijaya

Tok tok tok.... Seseorang mengetuk pintu ruanganku,, aku menoleh dan kulihat seorang pria menawan dengan postur tubuh tinggi dan tegap berdiri di ambang pintu. Dengan tatapan yang teduh dan ia tersenyum padaku,,

"Bu Mery??'

"ah ya saya, silahkan masuk, duduk pak."

"ada keperluan apa?"

Kita duduk berhadapan dan untuk sesaat aku terpesona olehnya, siapakah laki-laki yang duduk dihadapan ku?

Diapun memperkenalkan diri :

"perkenalkan saya Arya suaminya Resti"

Kaget bukan main,,, mataku terbelalak, dalam hati aku bergumam "inikah suami Resti?? Beruntung sekali dia mendapatkan seorang pria tampan menjadi suaminya."

aku tersadar dalam lamunanku,,

"Aaahhhh.. Pak Arya senang berkenalan denganmu."

"baik langsung saja ke Inti,, jadi bagaimana apakah bapak berminat bergaung di sekolah kami?"

" Suatu kehormatan bagi saya untuk bergabung disini. Jadi kapan saya bisa mulai bekerja?"

Percakapan kami terus berlangsung, mulai dari pekerjaan sampai ke masalah pertemuan dia dengan Resti. Ya kami membicarakan itu karena Resti adalah temanku. Ternyata arya orang yang hangat,, dia mudah bersosialisasi. Meskipun ini pertama kalinya kami bertemu, tapi dia tidak canggung, berbeda denganku yang kaku. Ya jujur saja aku tak begitu suka jika dihadapkan dengan orang baru.

Tak terasa satu semester sudah Arya bergabung di sekolah ini. Aku dan Arya pun berteman baik. Aku semakin mengenal Arya. Ternyata Arya adalah pria yang banyak kagumi kaum hawa, mulai dari siswa sampai teman sejawat. Termasuk Naina guru bahasa Inggris di sekolah ini. Ya aku kurang suka dengan guru itu, Setiap Arya di Dapur dia pasti menghampiri Arya. Rasanya begitu menjengkelkan melihat ia bertingkah manja untuk mencuri perhatian Arya. Dan Arya pun begitu menyebalkan karena ia seolah merespons apa yang dilakukan Naina.

Sekali waktu saat aku lewat di depan dapur, aku melihat Arya sedang menyajikan makanan. Naina pun ada disana. Dan hal yang paling membuatku kesal adalah saat Arya menyuapi Naina sambil berkata "bagaimana masakanku?" dengan genit Naina menjawab "Gurih". Uoooookk... rasanya aku ingin muntah menyaksikan mereka. Aku segera bergegas meninggalkan mereka. Aku masuk kelas.

Tak terasa 90 menit berlalu, itu artinya jam pelajaranku sudah habis. Aku pun keluar dari kelas. Dan untuk kembali keruanganku aku kembali melewati dapur. Ya tempat Arya bekerja. Selintas terbayang kembali tentang Naina. Oh Tuhan ternyata kali ini berbeda, aku melihat Arya mengobrol dengan siswa, tapi kali ini aku tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Hanya saja tatapan nya begitu aneh. Arya menatap anak itu dengan intens. Dan anak itu pun menatap Arya dengan muka berseri-seri.

Aku tak menghiraukan apa yang mereka lakukan. Aku hanya lewat begitu saja. Dulu aku berpikir betapa beruntungnya Resti mempunyai suami setampan Arya. Kali ini aku mengubah pikiranku, betapa malangnya Resti mempunyai suami seperti Arya. Tiap hari bermain bersama wanita berbeda. Dan aku merasa heran pada mereka para wanita mainannya Arya. Kenapa mereka mau dibodohi? Entahlah.

Mainanmu yang Paling  BerhargaWhere stories live. Discover now