Chapter One

960 75 32
                                    

Siang di hari ini begitu menyengat aku sangat malas untuk pulang, jadi aku dan Lily, sahabatku hanya duduk sembari menikmati ice cream coklat favoriteku di salah satu taman di kota besar ini, New York.

"Ly, aku benar-benar tak percaya Dad tak pernah mengizikanku untuk ke London." Ujarku yang masih kesal atas keputusan Dad yang tidak pernah mengizinkanku untuk ke London.

"Sudahlah Chris, lebih baik kau buang saja jauh-jauh impianmu itu." Katanya polos yang masih menikmati ice cream vanilla-nya.

"TIDAK AKAN! AKU AKAN KE LONDON, DENGAN TIDAK ATAU IZIN DAD!" Ujarku tegas pada Lily.

Drrrt drrrtt

HandPhone-ku berbunyi, aku mengambil HandPhone ku yang ber-garskin bendera Ingrris yang berada di dalam tote bag-ku yang bergambar bendera Inggris juga.

Ya Skand? Ada apa?

Aku dan Lily sedang ada di Taman dekat Kampus.

Ya sudah, kau kesini saja.

"Dari Skandar ya?" Tanya Lily padaku.

"Ya, dia bilang ada yang mau dia bicarakan." Jawabku

"Chris, jangan-jangan dia mau menyatakan 'perasaannya' padamu!" Ujar nya dengan wajah yang begitu senang.

"Tidak mungkinlah. Skandar dan aku kan hanya teman. So, dia tidak mungkin menyukaiku dan aku tidak mungkin menyukainya." Ujarku.

Hanya beberapa menit dari waktu Skandar menelfonku ternyata dia sudah sampai dengan mobilnya dan langsung menemuiku dan Lily di salah satu bangku di bawah pohon di taman ini.

"Hey!" Sapanya.

Aku hanya tersenyum saja. Skandar langsung duduk di bangku depanku yang hanya dibatasi oleh meja persegi panjang.

"Jadi begini Chris, aku tau kau sangat ingin pergi ke London bukan?" Ujarnya dan aku hanya membalas dengan satu anggukkan saja.

"Aku melihat satu pamflet di jalan semalam, dan aku lihat disana ada kompetisi bernyanyi yang hadiahnya adalah pergi ke London-"

"HAH? KAU SERIUS SKAND? BENARKAH? KAPAN AUDISINYA? Ya, aku tau walaupun suaraku ini tidak terlalu bagus." Aku langsung menyambar ucapan Skandar barusan.

"Tunggu dulu! Aku belum selesai berbicara-" Katanya sambil meregangkan telapak tangannya di udara. "-kau kan mempunyai suara yang bagus. Maafkan aku Chris, karena audisinya besok pagi." Sambung Skandar yang langsung menundukkan kepalanya.

"HAH? APA? BESOK? Kenapa kau tidak bilang dari kemarin-kemarin saja sih?" Kataku.

"Aku kan baru melihat pemflet itu semalam. Tapi tenanglah, karena aku teman yang baik, aku sudah mendaftarkanmu. Jadi, besok kau tinggal audisi saja."

"HAH? KAU TAMBAH GILA SKAND! Mana bisa aku bersiap hanya dalam waktu semalam saja." Ujarku lesu "Tapi tak apa. Demi London aku akan megikuti audisi itu."

"Kalau boleh tau pamflet apa itu, Skand?" Tanya Lily yang sedari tadi diam.

"SINGING A SONG, ONE DIRECTION FIND NEW SINGER." Jawab Skandar polos.

"One Direction? Bukankah itu band asal London yang sedang naik daun itu 'kan?" Ujarku dan Skandar hanya berdehem 'ya'

"Mereka mencari anggota barukah?" Tanya Lily polos.

"Tentu saja tidak, bodoh! Dari namanya saja 'FIND NEW SINGER' berarti mereka mencari penyanyi baru untuk duet dengan mereka." Jawab Skandar.

"Lalu hubungannya apa dengan hadiah ke London?" Tanyaku.

"hm ... mereka mencari penyanyi untuk duet dengan mereka untuk WORLD TOUR mereka yang berawal di London, dan jika kau menang Chris, kau bukan hanya bisa ke London namun kau juga bisa keliling dunia." Jelas Skandar.

Waah ada benarnya juga apa yang dikatakan Skandar, aku harus lolos audisi dan memenangkan hadiah itu.

"Siapa jurinya?" Tanya Lily.

"Tentu saja One Direction lah." Jawab Skandar.

"Tapi, apakah Dad akan mengizinkanku?" Tanyaku lemas dan menundukkan kepalaku.

"Tentu saja Chris, bahkan Dad mu pun akan bangga denganmu." Ujar Skandar menyemangatiku dengan mengelus pundakku. "-dan Chris, kau jangan lewatkan kesempatan ini, karena audisi ini hanya di buka di kota New York."

Aku tersenyum pada Skandar dan berniat untuk mulai latihan untuk malam ini. Sesudah aku berbicara dengan Skandar tadi aku segera pulang ke rumah, karena waktu sudah sore. Aku mengendarai mobil merahku yang ku tempelkan bendera Inggris di luarnya. Aku menginjak rem mobilku dan ku parkirkan mobilku di garasi rumahku tentunya.

Aku turun dan aku buka pintu depan rumahku, aku masuk dan rumahku sangat gelap, aku berdeham dan aku berpikir pasti Dad belum pulang, lagipula tadi pagi Dad juga bilang akan pulang telat. Ya, aku hanya tinggal bersama Dad, Nenekku dan 1 asisten rumah tangga. Namun sekarang dimana Nenek? Oh ... mungkin dia sedang ke Supermarket bersama Ulha, asisten rumah tangga yang berkerja di rumahku.

Aku langsung menyalakan lampu ruangan ini, ruang utama rumahku agar tak terlalu gelap. Sudah itu, aku langsung menaiki tangga yang menuju kamarku di Lantai dua.

***

Haallo, ini yang baru bener aku post, kalo yang tadi (yang udah aku hapus) salah :D

absurd kan? banget -_- aku terima kritik/saran nih, tulis komentar aja ya ;) votes nya ya kalo suka :D oiya, di mulmed ada Skandar Keynes ^^

ini aku dedikasikan buat HoranNiallerxx yang udah buatin cover ^^ makasih ya, covernya kerennn ;) 

I Will Go To LondonWhere stories live. Discover now