You Or Him? 2

1.2K 133 28
                                    

Sehun tampak gelisah di kamarnya. Disaat Hyung - Hyung nya yang lain sudah mulai terlelap ke alam mimpi, ia masih setia bermondar mandir didalam kamarnya sambil menatap layar ponselnya, berharap kalau Hyung kesayangannya yang sedang ia khawatirkan itu menelponnya.

Sayangnya, hal tersebut tak kunjung terjadi. Membuat Sehun frustasi, dan membuatnya ingin meneguk segelas air segera. Rupanya minuman di kamar Sehun habis, hingga ia pun memutuskan untuk mengambil minuman di kamar Chen saja, karena biasanya dia mengambil minuman Suho, tapi iya yakin seratus persen bahwa Leader EXO tersebut masih emosi padanya karena pertengkaran tadi.

Pintu kamar Chen sedikit terbuka. Baru saja Sehun ingin mengetuk pintunya, ia mendengar Chen sedang menelpon seseorang. Ia ingin mengurungkan niatnya untuk meminta minum, tetapi begitu mendengar nama yang keluar dari mulut Chen, ia pun memilih berdiam di depan pintu dan menguping percakapannya,

"Minseok Hyung, kau benar benar tidak akan pulang?"
"Haha, kalian rupanya masih mengkhawatirkanku ya? Sudahlah Jongdae, aku tidak apa apa."
"Apa kau tak kasihan melihat Luhan? Dia benar benar merasa bersalah, Minseok Hyung"
"Harusnya dia tidak perlu begitu sih. Aku saja yang terlalu dramatis, hanya karena dia mau keluar dari EXO, aku sampai kabur dari kalian seperti ini. Haha,aku bodoh kan, Chen?"
"Sudahlah Hyung, aku sudah menasehatimu dari sejak awal kita debut, kau tidak usah menyimpan rasa buat Luhan Hyung. Tapi kau memaksa."
"Ini bukan keinginanku, tapi hatiku, Jongdae."
"Intinya, aku harus melihatmu di hotel besok sebelum sarapan. Kalau tidak, aku akan ketempatmu saat ini juga, Hyung.Oh iya Hyung, apa kau mau tau sesuatu?"
"Hm? Sesuatu? Apa berhubungan dengan diriku?"
"Ne Hyung, tadi Sehunnie dan Junmyeon Hyung bertengkar, karena Sehun memaksa ingin mencarimu, tapi ia dilarang dengan Junmyeon Hyung, untungnya di momen tersebut kau menelpon Sehun. Kekesalan Sehun sepertinya langsung hilang saat kau menelponnya."
"Jinjja? Maafkan aku ne? Harusnya aku tidak membuat kalian seperti ini."
"Tak apa, Hyung.Aku memahami kalau saat ini kau sedang ingin sendiri di sebuah cafe kan?
"Mwo? Memangnya kau tau aku sedang dimana?"
"Tentu, kau pasti di Cafe Exocinno kan?"
"Wah, aku kagum sekali. Kau satunya orang yang benar benar mengenalku secara dalam, Jongdae. Terima kasih ya, kau sudah mau menjadi dongsaeng ku."
"Ne Hyung, aku juga senang bisa menjadi dongsaeng kesayanganmu, jaga dirimu, Hyung."
"Ne. Selamat malam, Jongdae. Sampaikan kepada yang lain, bahwa aku mencintai dan menyayangi mereka ya?"
"Ne ne, kututup ya Hyung."

Chen mematikan panggilannya dengan Xiumin. Ia sebenarnya bisa saja melakukannya dari tadi, hanya saja saat Sehun dan Suho bertengkar, membuatnya untuk menunda menelpon Hyung tertua EXO itu.

"Chen Hyung, terima kasih dan maaf untukmu." Ucap Sehun pelan dengan senyum tipisnya.

Ia segera pergi menuju kamarnya dengan langkah yang pelan, berharap bahwa Chen tidak melihatnya berdiri di depan pintu.

***
Xiumin pun memutuskan untuk segera keluar dari cafe, setelah merasa dirinya sudah baikan.Ia mengeratkan jaketnya karena angin di Beijing saat malam sedang dalam suhu yang dingin. Pandangan matanya menelusuri disekitarnya untuk mencari taksi agar dapat mengantarnya pulang ke apartemen miliknya.

Ya, tanpa diketahui member - member yang lain, Xiumin pernah membeli sebuah apartemen di Beijing, karena agar saat ia ingin liburan di Beijing, ia tak perlu khawatir di kejar kejar oleh penggemarnya seperti saat ia dan member lain menginap di hotel. Baginya, tidur dalam keadaan tenang adalah hal yang paling ia senangi.

Dan sekarang, seluruh taksi sudah ada penumpangnya karena hari sudah malam dan terlebih diluar sedang dingin, membuat Xiumin menggerutu.

"Huft, coba tau aku pakai kendaraan dari agensi saja kalau begini."

Sebuah mobil hitam berhenti di dekat Xiumin. Mata Xiumin membesar begitu melihat bahwa yang menyetir adalah Sehun, dongsaeng nya yang paling muda di EXO.

"Hyung? Sedang apa kau malam malam disini?" Tanya Sehun.

Rupanya dia mencoba menutupi kebenaran, bahwa dia tau semuanya karena ia menguping pembicaraannya dengan Chen. Kalau Sehun berkata jujur, ia tak yakin apakah ia bisa membawa pulang Hyung yang ia sukai ini.

"Bagaimana kau bisa tau kalau aku disini?" Tanya Xiumin dengan nada menyelidik.

"Aku? Aku sama sekali tidak tau kau disini, Hyung. Aku hanya sedang tertekan begitu mengetahui Luhan Hyung akan meninggalkan EXO. Jadi aku memutuskan untuk berjalan jalan saja sendirian. "Elak Sehun.

"Jadi kau sudah tau tentang hal itu?" Tanya Xiumin.

"Hm..aku baru tau dari Lay Hyung saat di hotel." Jelas Sehun.

Xiumin pun menerima tawaran Sehun untuk ikut berjalan bersamanya. Tapi Xiumin hanya mengatakan pada Sehun bahwa ia lelah dan ingin pulang ke apartemen miliknya saja. Sehun pun menurut dan mengantar Xiumin menuju apartemennya. Untungnya, saat di Beijing, Sehun dan Luhan sering membeli bubble tea bersama, sehingga ia cukup tau mengenai jalanan di Beijing.

***

Suasana canggung menyelimuti Xiumin dan Sehun. Sehun sesekali melirik Xiumin yang tampak tenang duduk di sebelahnya, bahkan saat menatap keluar saja, Sehun merasa Hyung nya ini sangat imut dan cantik.

"Rasanya sulit sekali mempercayai kalau dia itu seorang 'namja'." Batin Sehun kagum.

Sementara Xiumin, ia memikirkan apa yang harus ia lakukan saat ia kembali dengan member - member lainnya besok pagi. Dan yang terpenting, bagaimana ia harus menghadapi Luhan nantinya.

"Apa kau sedih mendengar dia akan keluar?" Tanya Xiumin tiba - tiba, dan memecah keheningan diantara mereka.

Sehun terdiam. Tapi ia segera menjawabnya, "Tentu aku bersedih, Hyung. Menurutku, dia seperti sama sekali tidak menghargai perjuangan kita untuk debut."

Xiumin mengangguk - anggukan kepalanya mendengar jawaban Sehun. "Lalu, apa kau tidak menahannya?"

Sehun mengerenyitkan keningnya, "Buat apa menahannya kalau dia memang ingin meninggalkan kita, Hyung. Bahkan rasanya aku malas melihat wajahnya besok."

"Tapi...?"

Sehun terdiam menunggu perkataan selanjutnya dari bibir Xiumin.

"Bukankah kau menyukai Luhan?"

Pertanyaan Xiumin serentak membuat Sehun menghentikan mobilnya mendadak. Xiumin langsung memegang erat safety belt mobil dan menahan tubuhnya agar tidak terbanting ke depan. Beruntung, jalanan sepi sehingga kondisi mereka baik baik saja.

Sehun menoleh kepada Xiumin dengan pandangan heran.

"Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu, Hyung?"

Xiumin membalas pandangan Sehun dengan tegas.

"Karena aku bisa melihat bagaimana arti tatapanmu saat memandang Luhan,Sehun!"

"Bagaimana bisa aku menyukai Luhan Hyung kalau dihatiku ini hanya ada namamu, Hyung!" Balas Sehun meninggi.

Jawaban tegas dari bibir Sehun, membuat Xiumin terdiam di hadapannya. Jantungnya sontak berdegup dengan tidak beraturan, terkejut mendengar pengakuan dongsaengnya.

"B-Bagaimana bisa..."

"Karena kau tak pernah sadar kalau aku selalu disisimu, Hyung..."

"Dan hanya Luhan Hyung yang selalu kau pikirkan..."

Sehun berucap lirih, membuat Xiumin kehilangan kata kata di bibirnya dalam sekejap.

***
Halo, Chapter dua sudah selesai. Saya sebagai penulis cerita masih bingung nih, mau Xiuhan atau Xiuhun ya? Intinya ikutin alurnya aja deh, dan maaf kalau cerita saya rada rada gak nyambung, soalnya saya baru belajar menulis fanfic, jadi tolong beri dukungan dengan vote dan komen ya...

Gomawo, Yoreobun...

You Or Him?(Xiuhan/Xiuhun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang