Bab 2

131 9 0
                                    

Evan, Alvin, dan Devon tengah berada di restoran bintang lima yang mejanya bukan VIP, bukan tanpa alasan tapi karena mereka ingin jadi pusat perhatian, terutama untuk Evan yang memang suka mengincar perempuan cantik yang kebetulan lewat.

"Mana Elga?" Devon menyeruput jus alpukatnya, sedikit meringis mengetahui jika jus ini bukan miliknya, itu milik Evan. Playboy sukanya alpukat, tentara cintanya kopi, sutradara cintanya milkshake, dan si dokter sukanya air mineral. Mirip dirinya masing-masing, Elga itu hambar hidupnya.

"Dokter sibuk terjebak macet, lima menit lagi pasti lonceng pintu berbunyi." Sahut Alvin tak peduli.

"Oke, tunggu lima menit lagi." Putus Devon.

Evan menghela napas. "Selama menunggu tolong carikan aku perempuan cantik, setidaknya untuk cuci mata."

Devon dan Alvin sama-sama menatap datar sebelum menunjuk ke arah yang sama, dan Evan mengikutinya.

"Dia tipemu 'kan? Cantik." Kata Devon santai.

Evan di kursinya menelan ludah sakit, melihat ekspresi dua sahabatnya yang terbilang biasa saja.

"Itu mah kembarannya Omas, Dev."

Alvin yang pertama menyemburkan tawanya, pria berkaos hitam dengan gambar burung gagak di punggungnya itu tertawa melihat ekspresi Evan yang memprihatinkan. Malam ini adalah malamnya kaum pria bagi mereka, makanya tampilan santai menjadi pilihan, terlihat seperti anak muda bahkan tak akan ada yang menyangka kalau dua di antaranya sudah memiliki istri dan anak.

"Nah. Mister Cool sudah datang." Alvin berseru ketika Elga datang dengan kaos putih dan jaketnya, terlalu necis hingga membuat semua perempuan di area restoran menoleh sejenak. Elga diberi kelebihan dalam rupa tapi kekurangan dalam berekspresi, itu kata ketiga sahabatnya.

"Ada rapat?"

Devon mengangkat alis sebelum tersenyum lebar. "Santai sedikitlah. Ini bukan jamuan Tuan Danuarta, kamu bisa rileks di sini."

Elga tersenyum terlalu tipis, bahkan mungkin tidak akan ada yang menyadarinya.

"Evan butuh sekretaris baru." Ucap Devon memulai perbincangan mereka malam ini dengan tema 'Search A New Secretary For Evan SW'.

"Lagi?" Alvin menyahut heran. "Habis berapa perempuan di kantormu untuk dijadikan sekretaris? mereka 'kan bekerja bukan engkang-engkang saja di depanmu."

Sejujurnya Evan ingin tertawa mendengar kata engkang-engkang milik Alvin, tapi karena suasana hatinya buruk jadilah dia hanya mendengus.

"Otak mereka jongkok. Alv. Otak mereka itu hanya ada di melon dan semangkanya."

Bahasa Evan yang sedikit aneh terkadang membuat ketiganya mengangkat alis heran, Evan memang sedikit miring.

"Jadi kamu ingin otak mereka ada di mana?" Tanya Devon sok bodoh.

Evan mendengus. "Di kepala. Sebenarnya kamu itu sutradara film atau bukan?"

Devon mengernyit. "Tidak ada hubungannya."

"Memang." Kata Evan malas dan menoleh menatap Elga yang santai dengan tabnya, tampak serius dan itu sungguh bosan. "Aku butuh sekretaris baru, kata Devon ada siasat baru untuk dapatkan sekretaris untukku." Katanya setelah memfokuskan pandangan pada Devon dan Alvin lagi.

(TGS 3) Oh! Liana!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang