Unplanned Wedding Chap 7

81.6K 2.7K 74
                                    

“Cinta? Aku percaya cinta. Cinta adalah kebahagiaan, Cinta adalah penyemangat hidup, membuat hidup lebih berwarna, entah kebahagiaan atau pengalaman pahit yang membuat kita semakin kuat.”

-Ervin Raditya Wiyatama-

Rena melangkah dengan terburu-buru dengan menahan kesal dan amarah yang sudah memuncak, entah kenapa setelah keluar dari ruangan calon Bossnya –oh ralat, bukan calon Boss karena sampai kapan pun ia tak akan sudi untuk bekerja disini, jangankan bekerja di perusahaan ini, melangkahkan kakinya di perusahaan ini pun sepertinya tidak akan.

Rena tak habis pikir mimpi apa dia semalam, sampai-sampai ia harus bertemu –lagi– dengan laki - laki aneh nan super menyebalkan seperti Revin. Rena merasa tersinggung sekaligus marah dengan kejadian di luar dugaan tadi. Bagaimana bisa seperti ini jadinya? Oh God! Ini bukan sinetron atau cerita-cerita  yang sering Rena baca. Tapi kini Rena harus percaya kalau cerita di sinetron atau di buku-buku yang pernah ia baca itu memang bisa menjadi nyata, karena ia memang mengalaminya sendiri dan benar adanya.

Rena menghentak-hentakkan kakinya dan menggerutu tidak jelas.

“CEO gila!”

“CEO menyebalkan!”

Saking kesalnya sampai-sampai ia tidak melihat ada seseorang yang berjalan berlawanan dengannya, tanpa dapat dihindari ia menabrak tubuh kokoh yang kuat itu.

“Hei!, sepertinya kau memang hobi menabrakku.” Ervin berdiri di depan Rena dengan senyuman lebarnya yang makin membuatnya terlihat sempurna.

Ervin masih rapi dengan jas kantornya yang masih lengkap, harum parfumnya tercium sampai hidung Rena, wangi kayu-kayuan dan musk.

“Ervin.” Hanya kata itu yang berhasil terucap setelah ia tersadar dari keterkejutannya.

“Iya, namaku masih Ervin, aku belum berganti nama.” Kini Ervin terlihat terkekeh geli melihat respon Rena , yang pasti itu membuat Rena malu.

“Oh, err .. bukan begitu maksudku – “ belum Rena melanjutkan kalimatnya Ervin sudah menginstrupsinya dengan tawanya.

“Tidak usah gugup sepeti itu, santai saja.” Ujar Ervin sambil mengedipkan sebelah matanya, yang sukses membuat wajah Rena merah padam.

Terlihat para karyawan dan beberapa orang –perempuan yang menatap mereka, perempuan -perempuan itu menatap Ervin dengan tatapan memujanya terlihat sekali mereka terpesona dengan pesona Ervin dan untuk Rena mereka melemparkan tatapan sinis dan iri dari mereka yang membuat Rena merasa sedikit risih.

“Oh iya, Kenapa kau bisa ada disini?” Tanya Ervin dengan dahi berkerut dan menatap Rena meminta penjelasan.

“Oh, Err .. sebenarnya tadi aku ada urusan disini, ah maksudku hari ini jadwalku untuk melakukan interview dengan CEO perusahaan ini.”

“Ah, kau melamar pekerjaan disini? Tunggu , tapi kenapa wajahmu terlihat kesal seperti itu, atau jangan-jangan –“

Rena segera memotong kalimat Ervin dengan cepat. “Ya, aku tidak diterima.” Suara Rena terdengar sedikit kecewa.

“Baru saja, aku merasa senang kau akan bekerja di sini, Ck. –Eh kau bilang apa tadi, interview dengan CEO perusahaan ini?”  Tanya Ervin dengan sebelah alisnya yang dinaikkan.

“Yep.” Balas Rena dengan nada kesalnya yang tentu saja tidak luput dari pendengaran Ervin.

“Jadi, kau kesal karena tidak diterima disini atau merasa kesal dengan hal lain?” Tanya Ervin dengan penuh selidik.

“Hal lain? Maksudmu?”

“Mungkin kau kesal dengan CEO itu.” Balas Ervin dengan senyuman tipisnya

Unplanned WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang