Prolog

139K 3.3K 31
                                    

Cinta adalah sebuah melodi indah yang tercipta dengan segala kesederhanaan namun sulit untuk diterjemahkan dengan akal pikiran dan logika. Tak terlihat namun dapat dirasakan, Tak nampak mata namun hati mersakan. Kadang cinta begitu rumit dan membingungkan. Dan jika benar adanya, maka cintailah ia dengan cara sederhana.

 

“Aku ingin seperti ini untuk selamanya.”  Alex merapikan rambut Rena yang berantakan karena terpaan angin yang berhembus dan mengacaknya dengan penuh rasa sayang.

Hembusan angin mulai menerbangkan daun-daun kecil yang mulai berguguran dari rantingnya, menciptakan nuansa damai yang menyejukkan jiwa.

“Maksudnya?”  Rena mengerutkan keningnya dan mendongak  menatap Alex yang sedang mengusap-usap kepalanya  yang menyender  di bahu Alex dengan lembut.

“Aku ingin seperti ini, bisa bersamamu, memilikimu dan mencintaimu, aku ingin seperti ini untuk seterusnya.” Alex menengadahkan kepalanya menatap birunya langit yang  terlihat sangat damai.

“Kenapa?”

Alex menghela nafasnya dan tersenyum.

“Karena mencintaimu itu seperti bernafas, begitu aku berhenti mencintaimu, maka saat itu juga lah aku akan mati.”

Rena segera memeluk erat tubuh Alex, mendengar ucapan Alex sungguh membuatnya luluh, tak terasa air mata kebahagiaan turun membasahi pipi merahnya, tetes demi tetes, melambangkan kebahagiaannya.

“Hei, kenapa menangis?”  ucap Alex sambil menghapus air mata Rena dengan ibu jarinya.

“Aku tidak akan suka melihatmu menangis seperti ini.”

Rena menatap kedua mata indah milik Alex, perlahan hatinya terasa hangat bagaikan diselimuti oleh kabut cinta yang tebal dan menenagkan.

“Aku berjanji, aku tidak akan pernah menyakitimu dan membuatmu menangis.”

“Ya, aku tahu.” Senyuman terukir di bibir Rena yang mungil. “Jangan pernah tinggalkan aku ya.”

Alex  tersenyum dan mengusap kedua pipi Rena dengan lembut.

“Tidak akan.”

“Akankah kita seperti ini untuk selamanya?”

“Ya, selamanya sayang, percayalah padaku.”

Alex menegakkan tubuhnya, lalu merogoh sakunya untuk mencari sesuatu, dia mengeluarkan kotak beludru berwarna merah maroon dan membukanya tepat dihadapan Rena.

“Menikahlah denganku.” Alex berlutut dihadapan Rena.

“Maukah kau menjadi pendamping hidupku untuk selamanya?” Tanya Alex dengan menatap dalam mata Rena.

Dunia terasa berhenti untuk beberapa saat. Untuk sementara keheningan menyelimuti, Rena masih terkejut dengan semua ini, matanya terbelalak kaget dan tangannya terangkat menutup mulutnya yang menganga. Hanya semilir angin yang  menemani momen tak terduga ini.

Sesaat kemudian barulah Rena tersadar, dengan cepat ia menganggukkan kepalanya.

“Ya, aku mau.” Ucapnya sambil menahan isakan kebahagiaan yang meluap-luap.

Rena benar-benar tak menyangka, Alex akan melamarnya saat ini. Tapi yang ia tahu, sekarang ia sangat bahagia, sangat amat bahagia, hingga tiada kata untuk menggambarkannya, namun telah terwakilkan dengan menetesnya air matanya. Air mata kebahagiaan.

Senyuman lebar terukir jelas di wajah Alex. Dia segera menyematkan cincin itu di jari Rena dan mencium tangan Rena.

“Terima kasih, sayang.” Ujar Alex sambil mengedipkan sebelah matanya.

Rena benar-benar masih belum percaya dengan semua ini, saat ini yang ia rasakan adalah kebahagiaan dan takut. Takut jika semua ini hanyalah sebuah mimpi dan semua akan hilang saat ia membuka matanya dari tidur lelapnya.

Cincin itu, cincin itu sangat indah, cincin berlian sederhana namun terlihat elegan itu melingkar dengan pas di jari manis Rena.

Saat itu pula, Rena segera menghambur ke dalam pelukan Alex, merasakan nyaman dan hangatnya pelukan Alex, dan menikmati debaran jantungnya yang terdengar dengan jelas di telinga Rena. Debaran yang dua kali lebih cepat.

“I love you.” Bisik Rena tepat di telinga Alex.

“I love you too, honey.” Balas Alex sambil mempererat pelukannya, dan mengecup puncak kepala Rena dengan lembut.

Alex mengusap punggung Rena, “Aku berjanji akan selamanya mencintaimu, sayang. Aku akan membahagiakanmu, sekarang, ataupun nanti setelah kita menikah.” Alex memberi  jeda

“Dan untuk selamanya. kau adalah orang yang akan selalu ada di hatiku. Apapun yang terjadi, di hatiku hanya ada dirimu seorang, sayang. Dan begitu juga dengan hati ini, hanya untukmu. Hanya untukmu.”

Unplanned WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang