Purpose - 5

52.7K 6.2K 253
                                    

       

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.
(Q.S AN-Nahl 58-59)


Shafana menyumpal telinganya dengan headset. Matanya memandangi jalanan Kuala Lumpur dari jendela bus di sampingnya. Dia berkonsentarsi mendengarkan murotal Quran yang mengalun dari ponselnya. Berbulan-bulan ini, Shafa terus berusaha untuk mengenal islam, Shafa mengisi ponselnya dengan lantunan ayat suci Al-Quran, jadi selain menenangkan jiwa, Shafa juga bisa ikut menghafal ayat-ayat Quran tersebut. Selama ini Shafa hanya menghafal beberapa surah pendek, tapi beberapa bulan ini hafalan surahnya bertambah. Alhamdulillah.

Dua minggu lalu Shafa sudah menjalani sidang skripsinya. Dia bersyukur kepada Allah karena semuanya dilancarkan. Shafa tidak pernah merasa setenang ini sebelumnya. Tidak ada rasa takut dan dia juga lebih mudah untuk menguasai materi. Shafa selalu mengingat nasihat yang didengarnya di setiap kajian yang diikutinya. 'Apapun masalahmu, memintalah hanya kepada Allah, karena Allah sebaik-baiknya penolong.'

Shafa menerapkan itu, saat ini selain shalat fardhu Shafa juga menambah dengan ibadah sunnah, dua rakaat sebelum subuh, dhuha dan tahajud, Alhamdulillah rutin dilaksanakannya. Awalnya terasa berat harus bangun tengah malah, apalagi rasanya bisikan setan lebih kencang dari biasanya, tapi lama-lama Shafa malah terbangun dengan sendirinya. Rasanya tenang saat dia bisa bermunajat kepada Allah secara langsung, mencurahkan setiap apa yang dirasakannya selama ini, menceritakan permasalahan dan memohonkan permintaannya.

Shafa baru merasakan ketenangan saat dia mencurahkan semuanya hanya kepada yang Maha Pengasih. Dia tidak perlu takut kalau rahasianya tersebar seperti saat dia menceritakan masalah pada temannya. Dan tentu saja Allah punya cara tersendiri untuk menjawab doa-doanya.

Setelah selesai menjalani skripsinya, Shafa memutuskan untuk berlibur ke negeri tetangga, seharusnya dia pergi bersama dua orang temannya, tapi keduanya batal karena beberapa halangan. Shafa akhirnya memutuskan untuk pergi seorang diri, dia memang belum tahu hukum seorang wanita yang jika sedang safar* harus ditemani mahram* ataupun qawwam*-nya.

Ya, masih banyak hal yang harus dipelajari oleh Shafa. Semua hal butuh proses dan Shafa sedang menjalani itu. Shafa belum memikirkan akan bekerja atau bagaimana ke depannya setelah dia lulus kuliah. Teman-teman Shafa sendiri sudah memikirkan akan kemana mereka setelah ini, ada yang meneruskan S2 ada juga yang memilih bekerja dan tidak sedikit yang memutuskan untuk menikah.

Menikah? Shafa benar-benar belum memikirkan itu.

Shafa pernah membahas hal ini kepada Khansa, beberapa waktu lalu...

Flashback...

"Kak, apa tolak ukur keberhasilan seorang perempuan itu menjadi ibu rumah tangga? Dan kenapa selalu digambarkan wanita harus tunduk sama suami?" tanya Shafa.

"Shafa, kamu tahu islam mengutamakan keadilan, bukan kesamaan dalam segala hal."

"Maksudnya?"

"Kita bicara dari segi logika dulu deh, kesetaraan gender sedang diperjuangan mati-matian saat ini, kamu tahu karena apa?"

"Hm... ya karena seorang wanita itu sering direndahkan, dianggap nggak punya kapabiltas untuk melakukan hal-hal yang sama dengan laki-laki."

"Dan kamu tahu, memang banyak hal yang nggak bisa dilakukan oleh wanita tapi bisa dilakukan oleh laki-laki. Contoh sederhana, kamu lihat di setiap pembangunan rumah, jalan dan semua pekerjaan kasar dilakukan oleh siapa?" tanya Khansa tenang.

The Purpose of Life (DI HAPUS UNTUK PROSES PENERBITAN)Where stories live. Discover now