Chapter 48 Titik Didih (II)

6.1K 404 36
                                    


Catatan :

Pasangan makan : istilah untuk menyebut kasim dan pelayan ataupun sesama pelayan menyatu dalam ikatan kebersamaan (Dui Shi) layaknya suami istri dalam binaan rumah tangga
Huang Guifei : ranking ke 2 setelah ratu. Bisa dikatakan sebagai wakil harem alias wakil ratu
Shao zhu : tuan muda

Hoshitai tersenyum senang menyaksikan bungkusan kertas minyak berwarna krem yang dibawanya. Ia tersenyum lagi membayangkan wajah pelayan itu. Gadis itu mungkin akan sangat berterima kasih padanya. Ia membawakan kue osmantus buatan koki restoran terkenal Peking. Sebenarnya, dirinya pun tidak tahu kenapa akhir-akhir ini sering terbayang wajah pelayan yang pernah menjebaknya dengan perkataan itu dan memaksanya mau tak mau harus mengakui keberadaan dirinya di depan meja sesajian.

Hoshitai sudah cukup banyak mendengar informasi dari para pelayan dan kasim. Tuoheluo Yulan dulu merupakan selir kaisar saat ini dan katanya merupakan kesayangan kaisar. Tetapi Hoshitai tak mengerti kenapa Yulan dibuang dari harem. Apakah benar wanita itu sejahat yang dibicarakan para pelayan? Ia mendorong huang guifei yang tengah hamil 8 bulan dan menyebabkan bayi tak berdosa itu keguguran hanya gara-gara cemburu? Hoshitai mengernyit, Wanita itu tak terlihat sejahat ini.

Langkah Hoshitai terhentikan. Ia terpaku ditempat menyaksikn adegan dikejauhan Ya Ning. Gadis dalam benaknya itu tertunduk tak berdaya sementara pasangan makan kasim Ji yang diingatnya bernama Jong sedang memarahinya menggunakan segala umpatan mengesalkan. Jong mencubit lengan tangan Yulan bahkan sesekali menempeleng gadis itu, parahnya bukan hanya itu yang dilakukan Jong, ia bahkan memukuli Yulan. Gadis itu sama sekali tak membalas perlakuan Jong, ia hanya meminta maaf.

"Hari ini kau tak ku izinkan makan sebiji pun nasi!" Jong meludah, "Dasar jalang dungu rendahan! Cepat angkat sampahku dan buang" Jong mendorong Yulan hingga gadis itu jatuh disamping keranjang.

Perasaan marah menjalari sekujur tubuh Hoshitai. Sungguh keterlaluan perempuan besar itu! Ia bukan kepala pengurus disini tapi semena-mena menghukum siapa pun. Ditambah lagi dorongan itu, Hoshitai ingin sekali melayangkan kakinya ke tubuh perempuan itu dan membuatnya merasakan derita Tuoheluo Yulan. Hoshitai mengeratkan kepalan tanganya menyaksikan gadis itu berdiri dengan lemah dan memikul keranjangnya. Betapa pemandangan ini memilukan hati Hoshitai.

Sulit dibayangkan bagaimana gadis yang dulu selalu mendapat pelayanan terbaik dari para pelayan, dan dihormati karena statusnya kini harus merendahkan diri seperti ini. Hoshitai melihatnya memikul benda berat itu sampai-sampai gadis itu harus membungkuk menahan beban tubuhnya.

Hoshitai membeku menyaksikan gadis itu terkulai jatuh menyentuh lantai. Cepat-cepat Hoshitai berlari menuju hadapannya. Ia memeluk Yulan sambil berusaha membangunkannya.

"Bangun! Yulan! Hei Yulan!" Hoshitai menggoyang tubuh gadis itu.

Gadis itu tak bereaksi apa pun. Sekujur tubuhnya dingin, wajahnya pucat, gadis itu terkulai tak berdaya bagai bunga layu dalam pelukannya.

------

Kereta kuda berguncang-guncang melewati pintu Shun Zhen. Nyonya Nara dan Sh'ing Ya yang berada di dalamnya ikut terayun-ayun seirama dengan gerakan kereta. Mata terpejam nyonya Nara terbuka perlahan setelah panggilan menantunya.

Cruel FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang