Chapter 3

511 44 8
                                    

Aku terus menatapnya tajam dan sepertinya ia tidak menyadari itu. Ada yang aneh dengan pria ini. Aku seperti pernah melihatnya ditempat lain. Kugali lagi memoriku sambil menatapnya dari samping.

"Yang Yeming?"......

#Qing POV end#

Merasa namanya dipanggil, pria itu menoleh ke arah Qing dengan tatapan penuh tanya.

"Kau kenal denganku?"

"Akupun hampir tak mengenalimu, tapi kulitmu yang hitam mengingatkanku bahwa dirimulah temanku satu-satunya yang berkulit gelap." jawab Qing sambil tertawa ringan

Melihat pria itu diam tanpa reaksi membuat Qing menghela nafas dalam. Sepertinya Qing bukan orang yang special dimatanya hingga pria ini tak sanggup mengenalinya.

"Aku Qing, WangQing. Teman SMP mu. Masih tidak ingat?"

Masih tidak ada reaksi....

"Wo de tieenn... Kau Qing yang cupu itu?"

"Hey, tidak bisakah mengucap "senang bertemu denganmu"? Kau benar-benar tidak berubah, bibirmu masih pedas seperti sebelumnya."

"Lihat badanmu sekarang, otot-ototmu membuatku tidak mengenalimu hahaha." jawab Yeming sambil menepuk keras punggung Qing

"Aku pun hampir tak mengenalimu. Kau yang dulu bulat dan dekil kini jadi sangat altletis, pantas saja jika kau digilai banyak wanita." kata Qing sambil tersenyum mengingat kejadian beberapa menit yang lalu

"Dia saja yang gila dan tak tahu malu. Kau lihatkan kelakuannya?"

"Sepertinya memang gila. Hey, bagaimana dengan bertukar kontak?" tanya Qing sambil mengulurkan handphonenya pada Yeming

"Oh oke."

Tepat pukul 11 siang, dan Qing masih belum pulang ke rumah. Lucas menunggu di ruang tengah dengan gelisah, khawatir jika perkataannya semalam menyakiti hati Qing dan membuat kekasihnya itu malas untuk pulang.

Lucas berniat untuk meminta maaf pada Qing jika Qing sampai dirumah. Dua jam berlalu ia masih setia menunggu sampai akhirnya tanpa sadar ia tertidur di sofa dengan posisi duduk.

Ddrrrttttttt.....ddtrrtttttt...

Lucas terkejut dengan getar dari handphonenya. Ia masih malas untuk membuka mata tapi handphonenya ini terus bergetar dan mau tak mau memaksa Lucas untuk bangun. Setelah membuka mata, ia meraih handphone yang ada tepat disamping pahanya dan ternyata itu adalah getar alarm yang Lucas siapkan untuk mengingatkan dirinya bahwa hari ia ada kelas. Ya, Lucas adalah mahasiswa akhir disalah satu universitas ternama di Beijing dan ketertarikannya akan dunia film lah yang membuatnya mengambil kelas acting.

Hari ini adalah jadwalnya hadir dikelas yang sudah satu bulan ini ia tinggalkan. Lucas mengambil cuti selama satu bulan ini sengaja untuk fokus mengurus Qing yang mulai sibuk dengan pekerjaan barunya yaitu manager produksi disebuah mall ternama.

Waktu cutinya sudah habis dan kini Lucas harus kembali kerutinitas dan tanggung jawabnya. Ia mulai beranjak dari sofa dan membereskan barang-barang yang akan ia bawa ke kampus. Setelah menarik nafas panjang dan mencoba melupakan sejenak resah yang ada di hatinya, ia berjalan ke pintu. Sebelum meninggalkan rumah, ia memastikan lagi barang-barangnya sudah lengkap dan tak ada yang tertinggal.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Waktu menunjukkan pukul 7 malam dan Lucas masih enggan untuk pulang. Hari pertamanya masuk kelas setelah satu bulan cuti tidak berjalan mulus, pasalnya peringatan keras Kepala Fakultas akan tugas-tugasnya yang tertunda benar-benar mengalihkan pikirannya akan hal lain termasuk Qing.

StrangerWhere stories live. Discover now