Chapter 69: Permainan Dimulai, Horan

765 57 11
                                    


Lizzie's POV

"Apa yang bisa kita lakukan" ucap Louis.

"Aku tidak tahu. Sepertinya tidak ada yan dapat kita lakukan. Kita dikepung musim salju" kataku mengerutkan dahiku.

"Bagaimana dengan uh.. petak umpat?" Niall merekomendasi.

"Jangan itu" teriakku.

Mereka semua juga berteriak untuk tidak bermain itu kecuali Louis.

"Tunggu, apa? Ugh!" ucapnya kecewa.

Aku tertawa.

"Hitung sampai tiga puluh" ucapku sambil berlari ke lantai atas.

Aku mendengarnya menghela napas dan mulai menghitung dengan kencang. Aku pergi ke ruangan bermain dan bersembunyi dibalik sofa. Aku menunggu sampai Louis berhenti berhitung.

"KETEMU! AHA!" Louis berteriak.

"Sial" teriak Harry.

Aku menutup mulutku menahan tawa.

Kemudian Liam dan Zayn ditemukan.

"Kemana kalian Liz dan Niall?!" teriak Louis.

Aku menyeringai.

"Aku punya makanan" teriak Louis.

Tidak akan berhasil.

"Makanan apa?" ucap Niall. Benar-benar, bocah itu.

"KETEMU!" Louis berteriak.

"Yeah yeah" ucap Niall.

"KELUARLAH LIZ1" teriak Louis.

Dari sudut mataku, aku melihat sesuatu yang kecil bergerak. Aku melihatnya dan itu adalah serangga.

"AAHH! ADA SERANGGA!" teriakku melompati sofa.

Semuanya masuk ke ruangan itu.

"Apa?" ujar Zayn.

"Ada serangga! Bunuh itu!" teriakku sambil berlari ke arah mereka.

Mereka langsung tertawa lepas.

"Itu tidak lucu!" ucapku.

"Baiklah. Kami akan membunuhnya untukmu" ucap Louis.

Mereka berjalan ke arah sofa. Aku ingin melihatnya.

Kemudian... Serangganya mulai terbang...

"APA ITU! MAHLUK ITU TERBANG!" teriak Harry.

Kami semua berlari keluar dari ruangan itu. Aku menutup pintunya.

"Serangga terbang macam apa itu" ucap Liam.

"Aku tidak tahu. Sekarang aku bukanlah satu-satunya yang takut. Kan?" ucapku sambil melipat tanganku.

"Hey. Serangganya terbang. Siapa yang tidak takut" ucap Niall.

Aku tersenyum.

Kami semua turun ke tangga.

"Akan kita apakan serangga itu" ucap Niall.

"Tidak ada. Hanya saja kita jangan ke ruangan itu lagi" ucap Harry.

"Setuju" ujarku.

Aku naik ke tangga dan pergi ke kamarku.

Aku memakai kaus kaki dan mengenakan hoodie milik Niall. Aku beranjak ke tempat tidurku dan menyelimutiku dengan sangat erat dengan selimutku.

--------------------------------------------------------------------------------------

"Liz. Liz. Liz. Liz. Liz." Ucap Niall dengan menekan-nekan pipiku.

"Apa!" ucapku.

"Banguuunnn! Aku membuatkanmu sarapan!" ucapnya.

"Tidaaaaak" ucapku.

Ia menarik selimutku.

Aku menariknya kembali

"Tidak" ucapku.

"Kalau kau tidak mau bangun, kau tidak akan boleh menciumku sepanjang hari ini. Tidak ada pelukan untukmu dan lainnya." Ucapnya.

Aku membuka mataku.

Ia sedang menyilangkan tangannya di dada.

"Oh masa. Kau yang tidak bisa bertahan satu haripun tanpa mencium ataupun memelukku." Ucapku.

"Mau taruhan?" ucapnya.

"Baiklah. Pecundangnya harus menjadi budak selama satu hari" kataku.

"Baik!" jawabnya.

"Permainan dimulai, Horan" kataku sambil beranjak dari tempat tidurku.

"Sekarang. Keluarlah. Aku mau ganti baju." Ucapku.

Ia menyeringai dan pergi.

Aku mengganti ke swearpants dan tanktop hitam.

Aku mengikat rambutku menjadi 'messy bun'.

Aku tetap memakai kaus kaki-ku.

Kemudian aku turun dan memakan sarapanku. Aku dapat merasakan Niall menatapku.

Aku mengambil oreo dan mencelupkannya ke susu, memakannya dan meminum segelas susu.

Aku mengedipkan satu mataku ke Niall sebelum aku pergi ke ruang tamu.

Ia akan kalah.

Niall's POV

Aku sangat kewalahan.

.

.

.

WHO MISSED ME? I mean who missed the story haha. Sorry for taking forever to continue the new chapter hehe.

Vote/Comment would be nice ;)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Niall Horan Is My Guitar Teacher (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang