Chapter 49: Rencananya

545 81 13
                                    


LIZZIE'S POV

"Jadi. Ini rencanaku. Semenjak Niall mengencani Nancy. Kau terlihat terluka" ucapnya dan akupun mengangguk.

"Well, rencananya adalah... Kau dan aku akan berpacaran" ucapnya.

"Woah. Tunggu." ucapku.

"Tidak. Maksudku hanya berpura-pura. Ketika Niall melihat kita bersama ini akan membuatnya cemburu dan ingin kau kembali. Aku janji ia masih mencintaimu. Dan ia akan selalu mencintaimu" ucapnya. "Jadi, mau menjalankan rencana ini?"

Aku menghela napas.

"Kurasa begitu" jawabku. "Kapan kita akan mulai?"

"Sekarang" ucapnya dan ia mencium pipiku.

"Tahan dulu curley. Hanya bersandiwara, ingat?" ucapku.

"Yeah. Tapi kita harus membuat ini sempurna." ujarnya dengan mengedipkan satu matanya.

Aku memutarkan bola mataku.

"Kenapa kau mau melakukannya?" tanyaku.

"Kau adalah sahabatku. Ketika Niall datang bersama Nancy, aku melihat sakit dan luka dimatamu. Kau masih mencintainya dan ia juga masih mencintaimu. Rencana ini pasti akan berhasil." jawabnya.

"Thank you" kataku sambil memeluknya.

"Tak masalah adikku" ucapnya.

"Ini sangat aneh. Kita sandiwara berpacaran dan kita terlihat seperti kakak-beradik" ucapku.

Ia tertawa.

"Baiklah. Tetap pada rencana dan kita tidak harus bersandiwara lagi kemudian." ucap Harry.

Aku menganggukan kepalaku. Pintu depan terbuka dan aku mendengar suara tawa Niall.

"Mereka sudah datang" ucapku dan berdiri.

Harry berdiri dan menggenggam tanganku.

"Mainkan bagianmu" ucapnya dan mengedip kepadaku.

Aku memutarkan bola mataku lagi dan mengangguk.

Kami berdua turun ketangga berpegangan tangan. Semuanya menatap kearah kami. Niall dan Nancy sedang berangkulan di sofa. Dan Louis sedang menatap sinis kepada mereka. Aku menyeringai melihat hal tersebut.

Harry dan aku duduk disofa. Tepat dihadapan Niall dan Nancy.

Aku menyandarkan kepalaku di pundak Harry dan Harry melingkari tangannya di pinggangku. Aku sedikit bereaksi ketika ia menyentuk pinggangku. Itu geli...

"Geli?" ucapnya.

Aku menatapnya.

"Berani-beraninya kau" ucapku.

Ia malah menambahnya dan menggelitiki pinggangku yang membuatku terloncat. Harry menggelitiki seluruh tubuhku dan aku berlari ke dapur. Kemudian Harry mengejar dibelakangku. Aku mengambil sebuah spatula.

"Kau tidak akan memukul pacarmu kan?" ucap Harry dengan kencang agar mereka mendengar.

Aku tersenyum. Ia melangkah lebih dekat.

"Minggirlah atau aku akan menghajarmu" kataku.

Ia semakin dekat dan aku memukul perutnya.

Ia meringkuk kesakitan.

"Sudahku bilang untuk menyingkir" ucapku.

Ia menjatuhkan badannya ke lantai memegangi perutnya.

Sekarang aku merasa bersalah...

Aku mengerutkan dahiku dan berlutut didekat Harry.

"Aku minta maaf Harry" ucapku.

Ia berdiri dan menangkapku dan mengangkatku ke pundaknya.

"HEY! KAU CURANG!" aku berteriak.

"Balasanku" ucapnya.

Ia membawaku keluar dari dapur dan ke ruang tamu. Semuanya sekarang menatap kami.

"Halo" ucap Harry sambil berjalan kepintu luar.

Aku melihat kolam renang dan mulai memukul-mukul Harry lebih keras.

"Beraninya kau!" teriakku.

"Lihat aku" teriaknya kembali kepadaku.

Hal selanjutnya aku tahu kami akan berada didalam air. Harry mengangkat pinggangku dan membantuku.

"Idiot" ucapku memukul keningnya.

"Kau tahu kau menyukainya" ujarnya.

Aku menenggelamkan kepalanya ke dalam air dan ia ikut menenggelamkanku bersamanya.

"AKU INGIN BERMAIN JUGA!" aku mendengar Louis berteriak dan splash.

"Sial Lou! Kau berat sekali" ucapku memukul perutnya.

Ia menjulurkan lidahnya.

O MY GOD! Ia sangat hebat.

"Kau menyakitiku" ucapnya

"Maaf?" ucapku sambil memeluknya.

"Kau harus dihukum." ucapnya dan mendorongku kedalam air.

Akupun menariknya kedalam air dan ia menunjukkan raut muka yanng membuatku ingin tertawa, akupun keluar dari air untuk mendapatkan udara karena aku ingin tertawa.

"Ayo bermain Marco Polo!" Louis berteriak.

"Baiklah." ucapku.

Ia menutup matanya dan mulai berhitung. Aku mengaba-abakan Harry untuk mengikutiku.

"Dua.. Satu.. Siap atau tidak aku datang!" Teriak Louis.

Harry dan aku duduk di pinggir kolam. Ini membutuhkan beberapa waktu bagi Louis untuk menyadari bahwa kami tidak di dalam kolam.

"Tidak adil" ujar Louis.

"Maaf Lou. Aku akan memberikan es krim untuk membuatmu merasa lebih baik" ucapku sambil tertawa.

"Yay!" teriaknya dan keluar dari kolam dan berlari kedalam rumah.

"LOU! KAU BASAH!" Aku mendengar Liam berteriak.

Aku berbalik badan dan melihat Niall yang sedang melihat kearahku dan Harry dari dalam rumah. Aku menatap Harry.

"Ia melihat kearah kita. Kita mungkin harus masuk kedalam" ucapku.

"Tunggu." katanya.

Ia mendekat dan mencium pipiku.

Aku senyum dan bangun.

Ia menggenggam tanganku dan kami berjalan kedalam dengan basah kuyup.

"Setidaknya bawalah handuk" ucap Liam sambil memberika handuk kepada kami.

"Maaf. Aku tidak berencana untuk berenang hari ini" ucapku menyenggol Harry.

Ia menyeringai.

"OH shush" ucapnya.

Aku tertawa dan ke kamarku. Semoga rencananya akan berhasil.

.

.

.

.

(enough for today ya haha. baca juga yang Heartbreak Girl di works punya ku ya. tentang Luke Hemmings hehe. dont forget to vote.... and comment)

Niall Horan Is My Guitar Teacher (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang