Chapter 12 : Untitled

56.7K 1K 139
                                    

MAAF BERJUTA JUTA MAAAAAAF. AKU HILANG TANPA JEJAK. WKWK. SIBUK SAMA KULIAH DAN JADI MALES NGETIK. JANGAN BANYAK BACOT. OKEE. HAPPY READIIIIINNGG !! *capsjebol*

-----------------

Kurasakan sesuatu sentuhan menyentuh bagian wajahku dengan lembut. Ku buka kelopak mataku dengan perlahan dan melihat senyuman indah menyambut pagiku. Cahaya matahari yang menyilaukan kamarku membuatku harus memincingkan mata.

" Morning, suamiku.. " ucapnya yang membuatku tersenyum lembut.

" Morning too, Istriku tercinta. " balasku dan sedikit mengangkat tubuhku setengah duduk. Bisa kurasakan panas ditubuhku sudah mereda. Kepalaku juga tidak pusing berat seperti sebelumnya. Ini semua berkat Istri tersayangku, Kesya.

" Bagaimana? Apa kau masih merasa pusing atau... Aku rasa kau sudah terlihat sehat " ujarnya yang menggeliat dan menidurkan kepalanya dipahaku. Aku mengusap rambut hitam pekatnya.

" Tidak. Aku sudah jauh lebih baik. Terima kasih, Istriku " ucapku yang dibalas dengan senyuman lebarnya. Kami bertatapan sangat lama. Dan, diakhiri dengan tawa Kesya yang sedikit meledek.

" Kau terlihat gila. Aku hanya meninggalkanmu selama setengah bulan. Tetapi, keadaanmu sangat mengerikan" candanya seraya memainkan jarinya diperutku yang telanjang.

" Shhh. Sya, hentikan. " desahku dan menghindari jari-jari lentik Kesya yang terawar dari perut sixpack-ku. " Aku memang gila. Gila--" lanjutku tetapi terpotong

" Gila karena ku? Haha. Aku sudah tahu, Nu " balasnya dengan mimik wajah pedenya. Aku mencubit hidung kecilnya. Dia menepis tanganku dari hidungnya.

Sambutan hangat di pagi hari. Kesya bangun dari tidurnya dan duduk dipahaku. Merengkuh wajahku dan kami bertatapan lama dan sangat dalam. Manik mata cokelat muda itu berhasil membuatku masuk kedalam tatapannya. Dan, Kesya mencium bibirku dengan lembut. Perlahan tapi pasti. Aku melingkarkan tanganku dipinggang rampingnya.

Ciuman ini mulai panas ketika Kesya menggigit bibirku dan tentu saja aku menyambut lidah yang akan masuk kedalam rongga mulutku. Ku raba-raba punggung halusnya. Kami sekarang bergulat dikasur. Aku berada diatasnya, lalu bergulat lagi, dia berada diatasku.

Sampai akhirnya, aku bergulat lagi sampai ditepi kasur dan.... *bugh!!*

Aku terbangun dengan bokong yang nyeri dan matahari menyengat masuk ke dalam kamarku. Aku berdesis dan bangun.

Apa itu semua hanya mimpi? Aku kembali mengingat semua kejadian yang tadi malam dan pagi ini. Apa ini semua mimpi? Hanya mimpi?!! Argghh! Aku bergeram keras dan menjambak rambutku. Kenapa semuanya hanya mimpi?! Aku bisa merasakan kalau itu semua benar-benar nyata! Bagaimana bisa?. Dewa Mimpi, aku mengutukmu.

Kalau semua ini hanya mimpi. Kenapa ruangan ini terasa lebih hangat? Aku menoleh kearah AC dan jendela. AC mati. Jendela tertutup. Padahal aku tidak pernah mematikan atau menutup keduannya. Sekarang, gorden terbuka. Apa aku dimabukkan oleh mimpi? Ya tuhan.

Aku duduk ditepi kasur. Mangkuk stainless steal dan waslap yang bertengger disisi mangkuk. Aku memincingkan mataku. Aku tidak pernah menyembuhkan diriku sendiri. Aneh. Dan, kepalaku juga sudah tidak terasa pusing. Ku tempelkan punggung tanganku ke dahi dan leherku. Sudah tidak panas. Sangat aneh. Siapa yang melakukan semua ini?! Hantu? Aku bergidik ngeri dan menoleh ke kanan dan kiri. Tetapi, aku langsung membuang fikiran negatif itu.

Aku merasa sudah lebih baik. Ya, lebih baik. Aku merenung sejenak ditepi kasur. Aku tidak memikirkan siapa yang melakukan perubahan dikamarku ini. Aku fikir, aku terlalu kalut dalam kesalahanku. Aku samapai tidak bekerja. Menyia-nyiakan amanat dari Papah.

Just Love Your BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang