Chapter 9 : Danger ?

50.6K 702 66
                                    

maap pendek u,u uhuuuuy langsung aja yuks.

*******

Kesya sampai dirumah sakit. Kesya berjalan masuk dengan perasaan kacau. Kesya menyempatkan diri ke kamar mandi. Saat Kesya sedang berjalan menuju kamar mandi, seseorang menabrak pundak Kesya dengan kasar. Alhasil, Kesya terpental jatuh dan merasakan bokong dan bahu double sakit.

Sebuah lengan kekar membantu Kesya mengangkat tubuh mungilnya. Kesya menatap ke arah... pria ini. Wajahnya diliputi rasa gelisah dan khawatir.

"Kau tidak apa-apa kan? Maaf aku menabrakmu terlalu kasar" tanya pria yang menyampirkan jas putih khas dokter dipundaknya. Kesya menggeleng dan tersenyum.

"Aku tidak apa-apa" jawabku dan menunduk. Tatapannya kini intens terhadap Kesya. Kesya melewati pria itu karena Kesya tahu, pria itu sedang memperhatikan mata sembab Kesya yang terlihat sangat jelas. Kesya memasukki kamar mandi wanita. Dia membasuh wajahnya dengan air yang mengalir dikeran.

"Aku tidak ingin sampai Ibu tahu kenapa mata sembab ini bisa melekat dimataku. Shhh, pundakku masih terasa sakit" rintihnya dan segera keluar dari kamar mandi itu. Kesya meninggalkan Ibunya terlalu lama dan dia sudah dikelilingi rasa cemas.

Kesya menggeser pintu kamar UGD. Ibunya belum dipindahkan ke kamar pasien yang biasa, karena kondisi Ibunya yang masih lemah. Kesya juga tidak punya banyak uang untuk membayar kamar pasien yang terbilang mahal. Kesya melihat ada seorang dokter yang memeriksa keadaan Ibunya. Dokter itu menoleh kearah Kesya...

Pria yang tadi menabraknya. Ternyata dia benar-benar dokter. Semula dia tidak memakai kacamata yang membuat bentuk wajahnya menjadi lebih tegas.

"Kau?" ucap Kesya dan Pria itu bersamaan. Mereka berdua tertawa kecil. Kesya melirik Ibunya yang sedang tertidur.

"Baiklah, kita berbicara diluar" tawarnya yang Kesya balas dengan anggukan kecil. Mereka berdua duduk dikursi tunggu. Tatapan intens Pria itu tak lepas dari matanya yang berwarna hazel. Kesya memulai pembicaraan..

"Nama saya Kesya. Saya anak dari Pasien yang cantik didalam itu" canda Kesya yang membuat tatapan Pria itu berubah menjadi lembut.

"Haha. Jangan terlalu kaku. Namaku Zein. Aku doker yang menangani Ibumu." jelasnya dan menampilkan senyum manisnya. Bulu matanya terlalu lentik menghiasi kelopak matanya. Zein berdarah timur tengah. ((Bayangin aja dia Zayn Malik :p))

"Oiya, bagaimana dengan keadaan Ibuku?" tanya Kesya bersikap sopan.

"Keadaannya masih lemah. Dia harus mendapatkan perawatan lebih intensif disini" jawabnya. Kesya mengangguk lesu. Kesya menunduk dan memikirkan tentang biaya.

"Apa tidak bisa dibawa pulang saja?" tanya Kesya yang sebenarnya pertanyaan ini tidak ingin dia lontarkan.

"Tidak bisa. Mungkin 3 atau 4 hari lagi, Ibumu bisa pulang" jelas Zein. Aku tersenyum simpul dan mengangguk. Zein mengeluarkan dompetnya dan memberikannya sebuah kartu nama.

"Ini kartu namaku. Disitu ada nomor telefonku. Jika kau butuh bantuanku. Insya Allah aku bisa membantumu." ucapnya. Kesya menerima kartu nama itu dan melihat sekilas kartu nama itu.

"Kesya!" teriak seseorang dari arah belakang. Kesya dan Zein menoleh kearah suara itu. Kesya melotot melihat Keanu sedang berlari terengah-engah kearahnya.

"Maaf aku harus ke kamar pasien yang lain lagi" pamitnya yang Kesya balas dengan anggukan.

Kesya berdiri dan menatap Keanu yang sedikit lagi sampai dihadapannya. Rambut Keanu yang acak-acakan, baju yang berhasil mencetak bentuk tubuhnya dan celana jeans. Itu tidak membuat Kesya tidak bisa bernafas lagi. Keanu menatap Kesya dengan nafas terengah-engah.

Just Love Your BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang